Mengenal Daerah Tambora di Jakarta Barat, Salah Satu Kawasan Padat di Ibu Kota
Senin, 20 Maret 2023 - 14:30 WIB
Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) berjudul “Kecamatan Tambora Dalam Angka 2022”, Tambora masuk dalam wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Mereka terdiri atas 11 kelurahan, 96 Rukun Warga (RW), dan 1.083 Rukun Tetangga (RT).
Selain itu, kecamatan ini memiliki sekitar 92.360 keluarga dengan perkiraan jumlah penduduk mencapai 275.135 jiwa. Sedangkan tingkat kepadatan penduduknya adalah 550.951 jiwa per kilometer persegi.
Mengacu pada Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2007, luas Kecamatan Tambora adalah 5,40 kilometer persegi. Adapun wilayah paling luasnya adalah kelurahan Angke dan Pekojan yang mencapai 0,78 kilometer persegi.
Kemudian, pada sejarahnya sendiri, sebelum muncul nama Tambora terdapat sebuah masjid yang lebih dulu ada bernama Masjid Jami Tambora.
Baca juga: Mengenal Asal Usul Nama Daerah Cililitan di Jakarta Timur
Tempat ibadah umat muslim ini menjadi salah satu yang tertua di Jakarta. Masjid tersebut dibangun oleh dua ulama asal Makassar bernama KH Moestojib dan Ki Daeng pada 1761.
Lebih lanjut, nama Tambora sendiri juga merujuk pada Gunung Tambora. Saat itu, KH Moestojib dan Ki Daeng dikirim ke Batavia oleh Belanda dihukum paksa selama 5 tahun.
Pasca dihukum, keduanya tak bisa kembali ke Sumbawa karena bersamaan dengan peristiwa meletusnya Gunung Tambora. Pada akhirnya, dua ulama itu pun membangun tempat ibadah umat Islam bernama Masjid Tambora.
Berbicara tentang Tambora, belakangan daerah tersebut tengah menjadi perbincangan hangat pasca penggerebekan terhadap rumah kos yang menjadi penampungan PSK.
Sebelumnya, Polsek Tambora menggerebek rumah indekos yang diketahui menampung PSK. Tepatnya di Rt 10 RW 10, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat. Pada penggerebekan ini, 39 PSK diamankan termasuk 5 di antaranya masih di bawah umur.
Selain itu, kecamatan ini memiliki sekitar 92.360 keluarga dengan perkiraan jumlah penduduk mencapai 275.135 jiwa. Sedangkan tingkat kepadatan penduduknya adalah 550.951 jiwa per kilometer persegi.
Mengacu pada Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2007, luas Kecamatan Tambora adalah 5,40 kilometer persegi. Adapun wilayah paling luasnya adalah kelurahan Angke dan Pekojan yang mencapai 0,78 kilometer persegi.
Kemudian, pada sejarahnya sendiri, sebelum muncul nama Tambora terdapat sebuah masjid yang lebih dulu ada bernama Masjid Jami Tambora.
Baca juga: Mengenal Asal Usul Nama Daerah Cililitan di Jakarta Timur
Tempat ibadah umat muslim ini menjadi salah satu yang tertua di Jakarta. Masjid tersebut dibangun oleh dua ulama asal Makassar bernama KH Moestojib dan Ki Daeng pada 1761.
Lebih lanjut, nama Tambora sendiri juga merujuk pada Gunung Tambora. Saat itu, KH Moestojib dan Ki Daeng dikirim ke Batavia oleh Belanda dihukum paksa selama 5 tahun.
Pasca dihukum, keduanya tak bisa kembali ke Sumbawa karena bersamaan dengan peristiwa meletusnya Gunung Tambora. Pada akhirnya, dua ulama itu pun membangun tempat ibadah umat Islam bernama Masjid Tambora.
Berbicara tentang Tambora, belakangan daerah tersebut tengah menjadi perbincangan hangat pasca penggerebekan terhadap rumah kos yang menjadi penampungan PSK.
Sebelumnya, Polsek Tambora menggerebek rumah indekos yang diketahui menampung PSK. Tepatnya di Rt 10 RW 10, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat. Pada penggerebekan ini, 39 PSK diamankan termasuk 5 di antaranya masih di bawah umur.
tulis komentar anda