PT KAI Bongkar Puluhan Rumah Semi Permanen di Ancol
Rabu, 15 Juli 2020 - 16:52 WIB
JAKARTA - Puluhan rumah semi permanen di Kampung Sadar, Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, dibongkar PT Kereta Api Indonesia (KAI), Rabu (15/7/2020). Ketua RT 06 / 04, Haris Liga mengungkapkan pembongkaran tersebut menyasar sebanyak 36 rumah.
"Yang terdampak itu sekitar 32 KK yang domisili DKI, sedangkan luar DKI 4 KK. Jumlah keseluruhan ada 36 KK atau Rumah," Kata Haris di Lokasi, Rabu (15/7/2020). (Baca juga; Mengemis di Masa Pandemi, Pengemis di Jakbar Kantongi Uang Rp7 Juta )
Menurut Haris, pembongkaran rumah yang berada di atas tanah PT KAI untuk perluasan jalur kereta. "Kita belum memastikan, untuk apa (tujuan penggusuran). Namun dengar informasi dari sana katanya untuk 'langsiran' nanti. Tapi kalau untuk lihat lahannya sendiri langsiran ini tidak masuk akal," tuturnya.
Haris menyayangkan terjadi penggusuran di masa Pandemi COVID-19 karena warga jadi telantar. Meskipun PT KAI sudah seusai prosedur menyampaikan rencana pembongkaran terse but jauh hari. (Baca juga; Jelang AKB, Ratusan PKL di Puncak Bogor Ditertibkan )
"Secara teknis dari SP 1 sampai SP 3 sudah kondusif. Kami juga sudah melakukan pertemuan dengan warga untuk tidak melawan. Namun yang buat kita dilema, warga telantar dan mau dibawa ke mana, apakah di rusun atau di mana? Makanya dari PT KAI ini tidak ada solusi," terang Haris.
Haris menambahkan, untuk sementara waktu pengurus RT beserta RW tengah membuat tenda darurat untuk warga. "Untuk sementara kita tempatkan di tenda yang sudah kami siapkan dan menunggu arahan selanjutnya," ucapnya.
Salah satu warga yang terkena gusuran, Laras (59), mengatakan, setelah penggusuran warga tidak diberikan bantuan. "Kami cuma bisa pasrah saja. Padahal lagi kondisi Corona begini. Mau bagaimana lagi. Ini saja tenda bantuan sesama warga," kata Laras.
Sementara itu, Lurah Ancol, Rusmin mengungkapkan, penggusuran warga merupakan wewenang PT KAI. "Karena itu memang lahannya. Namun kami juga tidak bisa membiarkan warga 'terkatung katung'. Untuk itu barusan kami baik dari kecamatan dan pemerintah kota berkordinasi untuk menawarkan rusun di Marunda dan Cilincing," jelasnya.
"Yang terdampak itu sekitar 32 KK yang domisili DKI, sedangkan luar DKI 4 KK. Jumlah keseluruhan ada 36 KK atau Rumah," Kata Haris di Lokasi, Rabu (15/7/2020). (Baca juga; Mengemis di Masa Pandemi, Pengemis di Jakbar Kantongi Uang Rp7 Juta )
Menurut Haris, pembongkaran rumah yang berada di atas tanah PT KAI untuk perluasan jalur kereta. "Kita belum memastikan, untuk apa (tujuan penggusuran). Namun dengar informasi dari sana katanya untuk 'langsiran' nanti. Tapi kalau untuk lihat lahannya sendiri langsiran ini tidak masuk akal," tuturnya.
Haris menyayangkan terjadi penggusuran di masa Pandemi COVID-19 karena warga jadi telantar. Meskipun PT KAI sudah seusai prosedur menyampaikan rencana pembongkaran terse but jauh hari. (Baca juga; Jelang AKB, Ratusan PKL di Puncak Bogor Ditertibkan )
"Secara teknis dari SP 1 sampai SP 3 sudah kondusif. Kami juga sudah melakukan pertemuan dengan warga untuk tidak melawan. Namun yang buat kita dilema, warga telantar dan mau dibawa ke mana, apakah di rusun atau di mana? Makanya dari PT KAI ini tidak ada solusi," terang Haris.
Haris menambahkan, untuk sementara waktu pengurus RT beserta RW tengah membuat tenda darurat untuk warga. "Untuk sementara kita tempatkan di tenda yang sudah kami siapkan dan menunggu arahan selanjutnya," ucapnya.
Salah satu warga yang terkena gusuran, Laras (59), mengatakan, setelah penggusuran warga tidak diberikan bantuan. "Kami cuma bisa pasrah saja. Padahal lagi kondisi Corona begini. Mau bagaimana lagi. Ini saja tenda bantuan sesama warga," kata Laras.
Sementara itu, Lurah Ancol, Rusmin mengungkapkan, penggusuran warga merupakan wewenang PT KAI. "Karena itu memang lahannya. Namun kami juga tidak bisa membiarkan warga 'terkatung katung'. Untuk itu barusan kami baik dari kecamatan dan pemerintah kota berkordinasi untuk menawarkan rusun di Marunda dan Cilincing," jelasnya.
(wib)
tulis komentar anda