Penumpang Commuter Line Keberatan Tiket Jaminan Rp10 Ribu
A
A
A
JAKARTA - Naiknya harga jaminan untuk Tiket Harian Berjamin (THB) Commuter Line dikeluhkan sejumlah pengguna moda transportasi cepat tersebut. Pengguna Commuter Line keberatan lantaran harga jaminan THB naik 100% dari Rp5.000 menjadi Rp10.000.
Pengguna Commuter Line, Jonder (54) mengeluhkan kenaikan uang jaminan tersebut. Pasalnya, kenaikan itu sangat dirasakan berat olehnya. Meskipun jaminan akan dikembalikan lagi, namun besaran Rp10.000 dianggap memberatkan para pengguna Commuter Line.
”Saya rasa kenaikan itu tidak pro masyarakat bawah,” ujar pria yang bekerja di wilayah Cikini ini. Sementara itu, Koordinator KRL Mania asal Cikampek, Radiana menambahkan, naiknya jaminan dan tarif KRL baru membuat masyarakat bawah menjadi tersingkir untuk naik Commuter Line.
”Pengguna kereta sangat berat bebannya dengan kenaikan itu,” tambahnya. Radiana menegaskan, dampak dari kenaikan tarif itu banyak dirasakan oleh pengguna KRL di Bekasi. Menurutnya, seharusnya PT KCJ sebelum menaikan tarif harus meningkatkan dulu pelayanannya dan fasilitasnya.
KRL mania, kata dia, pada Senin 30 Maret lalu sudah mengirimkan surat penolakan kenaikan kepada Daop 1 PT KAI dengan tembusan kepada Kemenhub dan Dirjen Perkeretaapian Kementrian. ”Belum ada jawaban hingga kini, dan kami masih menunggu. Kalau memang tidak direspon kami akan melakukan aksi besar di Stasiun Bekasi maupun Stasiun Tambun,” tegasnya.
Seharusnya, pemerintah melihat kemampuan masyarakat bawah dan harus dipentingkan.
Pengguna Commuter Line, Jonder (54) mengeluhkan kenaikan uang jaminan tersebut. Pasalnya, kenaikan itu sangat dirasakan berat olehnya. Meskipun jaminan akan dikembalikan lagi, namun besaran Rp10.000 dianggap memberatkan para pengguna Commuter Line.
”Saya rasa kenaikan itu tidak pro masyarakat bawah,” ujar pria yang bekerja di wilayah Cikini ini. Sementara itu, Koordinator KRL Mania asal Cikampek, Radiana menambahkan, naiknya jaminan dan tarif KRL baru membuat masyarakat bawah menjadi tersingkir untuk naik Commuter Line.
”Pengguna kereta sangat berat bebannya dengan kenaikan itu,” tambahnya. Radiana menegaskan, dampak dari kenaikan tarif itu banyak dirasakan oleh pengguna KRL di Bekasi. Menurutnya, seharusnya PT KCJ sebelum menaikan tarif harus meningkatkan dulu pelayanannya dan fasilitasnya.
KRL mania, kata dia, pada Senin 30 Maret lalu sudah mengirimkan surat penolakan kenaikan kepada Daop 1 PT KAI dengan tembusan kepada Kemenhub dan Dirjen Perkeretaapian Kementrian. ”Belum ada jawaban hingga kini, dan kami masih menunggu. Kalau memang tidak direspon kami akan melakukan aksi besar di Stasiun Bekasi maupun Stasiun Tambun,” tegasnya.
Seharusnya, pemerintah melihat kemampuan masyarakat bawah dan harus dipentingkan.
(whb)