Sopir Angkot di Jakarta Naikkan Tarif Sepihak
A
A
A
JAKARTA - Kendati belum ada keputusan kenaikan tarif angkutan umum, sejumlah angkot di Jakarta nekat menaikkan tarif sepihak. Mereka terpaksa menyesuaikan tarif karena setoran juga sudah naik.
Sopir angkot S15 jurusan Cijantung-Pasar Minggu, Iyan (38) menyatakan, naik turunya bbm, sejatinya selalu menyulitkan para sopir angkot. Sebab, para sopir angkutan umum secara otomatis harus menyesuaikan tarif baru dengan kenaikan harga bbm tersebut.
Sedang para pengusaha angkot, terang Iyan, tidak semuanya mengikuti aturan yang diterapkan oleh Organda DKI. Saat mengalami kenaikan bbm, setoran yang harus diberikan olehnya pun ikut pula naik. Sehingga, dia pun terpaksa menaikan tarif angkotnya sepihak.
"Organda belum netapin tarifnya, setoran sudah naik saja. Mau ga mau kita naikan tarif, tadinya Rp3.500 jadi Rp4.000 sekarang. Pelanggan banyak komplain. Saya bilang, kalau ga mau, naik saja kendaraan sendiri," ujarnya saat berbincang dengan Sindonews di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (01/04/2015).
Sama halnya dengan sopir angkot S11 jurusan Lebak Bulus-Pasar Minggu, Darta (40) menjelaskan, kenaikan tarif angkot secara sepihak dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.
"Bbm naik, setoran naik. Kalau kita tidak naikan jatah makan per hari kita bisa berkurang. Katakanlah per hari kita makan dua kali, adanya kenaikan kita jadi makan per hari satu kali," terangnya.
Dia pun menambahkan, adanya naik-turun bbm dalam tempo yang singkat ini, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sejatinya terkesan mempermainkan masyarakat.
Sopir angkot S15 jurusan Cijantung-Pasar Minggu, Iyan (38) menyatakan, naik turunya bbm, sejatinya selalu menyulitkan para sopir angkot. Sebab, para sopir angkutan umum secara otomatis harus menyesuaikan tarif baru dengan kenaikan harga bbm tersebut.
Sedang para pengusaha angkot, terang Iyan, tidak semuanya mengikuti aturan yang diterapkan oleh Organda DKI. Saat mengalami kenaikan bbm, setoran yang harus diberikan olehnya pun ikut pula naik. Sehingga, dia pun terpaksa menaikan tarif angkotnya sepihak.
"Organda belum netapin tarifnya, setoran sudah naik saja. Mau ga mau kita naikan tarif, tadinya Rp3.500 jadi Rp4.000 sekarang. Pelanggan banyak komplain. Saya bilang, kalau ga mau, naik saja kendaraan sendiri," ujarnya saat berbincang dengan Sindonews di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (01/04/2015).
Sama halnya dengan sopir angkot S11 jurusan Lebak Bulus-Pasar Minggu, Darta (40) menjelaskan, kenaikan tarif angkot secara sepihak dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.
"Bbm naik, setoran naik. Kalau kita tidak naikan jatah makan per hari kita bisa berkurang. Katakanlah per hari kita makan dua kali, adanya kenaikan kita jadi makan per hari satu kali," terangnya.
Dia pun menambahkan, adanya naik-turun bbm dalam tempo yang singkat ini, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sejatinya terkesan mempermainkan masyarakat.
(ysw)