Pasar Blok G Terbelah, Ini Kata Pengelola
A
A
A
JAKARTA - Retakan yang tampak membelah di Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat itu rupanya sengaja dibuat untuk mengantisipasi terjadinya gempa.
Garis lurus yang ada di samping kiri Pasar Blok G itu merupakan sebuah dilatasi. Sambungan pada tiap gedung yang memiliki kontur tanah yang berbeda antara satu gedung dengan gedung lainnya.
"Itu istilah teknik pembangunan, namanya dilatasi. Di Pasar Blok G ini kan ada tiga blok, tiap blok ada dilatasinya. Sebab, satu tanah di Blok satu dengan blok lainnya itu berbeda, jadi di buat dilatasi. Bukan cuma di sini saja, tapi di tiap gedung yang ada di Jakarta itu seperti itu kalau ada kontur tanah yang beda," kata Asisten Manager Teknik Pasar Blok G Iwan Oscandar saat ditemui Sindonews di kantornya, Pasar Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa 31 Maret 2015.
Menurut Iwan, dilatasi itu dibuat untuk mengantisipasi adanya efek gempa. Dengan begitu, satu gedung dengan gedung lainnya tidak akan saling bertumpang tindih saat gempa terjadi dan merobohkan bangunan.
"Dilatasi di buat untuk menghindari bangunan yang roboh. Tanpa ada dilatasi, jika satu bangunan roboh, maka bangunan lainnya pun ikut roboh. Dengan dilatasi, misalnya ada dua bangunan, satu roboh, satunya enggak roboh karena adanya pemisah itu," terangnya.
Dilatasi itu, kata dia, sudah ada sejak Pasar Blok G itu didirikan. Meski demikian, pihaknya berjanji akan memberbaiki retakan yang terkesan membelah itu.
"Dahulunya pun rapih itu garisnya, sekarang saja jadi tampak berantakan. Tapi enggak membahayakan kok. Nanti pun akan kami betulkan untuk menghindari kesan negatif," katanya.
Garis lurus yang ada di samping kiri Pasar Blok G itu merupakan sebuah dilatasi. Sambungan pada tiap gedung yang memiliki kontur tanah yang berbeda antara satu gedung dengan gedung lainnya.
"Itu istilah teknik pembangunan, namanya dilatasi. Di Pasar Blok G ini kan ada tiga blok, tiap blok ada dilatasinya. Sebab, satu tanah di Blok satu dengan blok lainnya itu berbeda, jadi di buat dilatasi. Bukan cuma di sini saja, tapi di tiap gedung yang ada di Jakarta itu seperti itu kalau ada kontur tanah yang beda," kata Asisten Manager Teknik Pasar Blok G Iwan Oscandar saat ditemui Sindonews di kantornya, Pasar Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa 31 Maret 2015.
Menurut Iwan, dilatasi itu dibuat untuk mengantisipasi adanya efek gempa. Dengan begitu, satu gedung dengan gedung lainnya tidak akan saling bertumpang tindih saat gempa terjadi dan merobohkan bangunan.
"Dilatasi di buat untuk menghindari bangunan yang roboh. Tanpa ada dilatasi, jika satu bangunan roboh, maka bangunan lainnya pun ikut roboh. Dengan dilatasi, misalnya ada dua bangunan, satu roboh, satunya enggak roboh karena adanya pemisah itu," terangnya.
Dilatasi itu, kata dia, sudah ada sejak Pasar Blok G itu didirikan. Meski demikian, pihaknya berjanji akan memberbaiki retakan yang terkesan membelah itu.
"Dahulunya pun rapih itu garisnya, sekarang saja jadi tampak berantakan. Tapi enggak membahayakan kok. Nanti pun akan kami betulkan untuk menghindari kesan negatif," katanya.
(mhd)