Delapan Tahun Menderita Tumor Ganas

Jum'at, 10 Oktober 2014 - 08:29 WIB
Delapan Tahun Menderita...
Delapan Tahun Menderita Tumor Ganas
A A A
JAKARTA - Anggi Nurma Sita Sari sudah delapan tahun ini menderita tumor ganas. Wanita ini merupakan warga Gang Swadaya RT3/3 No 86 Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel.

Anggi menceritakan, awal mula dirinya bisa terkena tumor tersebut. Awalnya rahang dan leher saya kaya keseleo. Kemudian, diurut ke tukang urut tradisional.

Namun bukannya membaik malah tumbuh benjolan. Kejadian itu, 2006 silam, saat dirinya melahirkan anak pertamanya yakni Revan Adif Firdaus (7).

"Dari dahulu saya tak punya benjolan atau penyakit yang saya rasakan di bagian rahang dan lainnya. Namun saat itu saya merasa kaya keseleo dan diurut, namun makin menjadi rasa sakitnya, dan di rongent tidak ada apa-apa," ungkapnya saat ditemui di tempat tinggalnya, Kamis 9 Oktober 2014.

Hingga akhirnya pada 2009 lalu, dirinya datang ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Setelah melakukan berbagai pemeriksaan tahap awal hingga CT scan, dokter memvonisnya terkena tumor ganas.

"Saya kaget, saat saya divonis tumor ganas dan stadium tinggi. Saya tidak menyangka, karena keluarga tidak ada yang kena penyakit seperti ini," katanya.

Tahun 2009 berlalu, hingga terakhir 2012 Februari dirinya melakukan pemeriksaan. Namun sayangnya dokter RSCM tidak bisa melakukan operasi karena kondisi tumor yang semakin membesar dan stadium empat.

"Tumor saya semakin membesar, kalau dioperasi kemungkinan efek terbesar pendaraan dan saya tidak mempunyai harapan hidup lagi," ucap Anggi.

Tak putusa asa, dia dan suaminya sudah menghabiskan puluhan juta untuk mengobati tumor tersebut. Setelah itu, dirinya sudah tidak memeriksakan kondisi kesehatannya.

"Senang, dan tidak pernah mengeluh, itulah kunci saya untuk bisa bertahan hingga saat ini. Karena saya meminta kepada Tuhan, agar saya bisa merawat anak-anak saya hingga besar kelak," katanya.

Kepala Puskesmas Rawa Buntu Endang Sumarah mengatakan, pihak Puskesmas sudah mengetahui kondisinya. Tapi, dirnya baru sebulan yang lalu mengetahui kalau di wilayahnya ada penderita tumor ganas.

Namun pihak puskesmas selalu mengecek kondisi kesehatanya. Kondisi pasien sudah tidak bisa dioperasi lagi, karena kalau dioperasi resikonya lebih tinggi.

"Kondisinya tenang, sehingga sel-selnya tidak menjadi ganas, dan ketenangan tersebut membuat Anggi bertahan hidup," ujarnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1052 seconds (0.1#10.140)