Bekasi Masih Terancam Bencana Banjir
A
A
A
BEKASI - Kegiatan penanggulangan banjir di Kota Bekasi baru terserap sekitar 20 persen hingga bulan September. Bahkan, sebagian kegiatanya masih dalam proses lelang.
Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan, akibatnya, bila musim hujan tiba banjir akan menerjang bekasi.
"Yang dikerjakan perencanaan kegiatan 2013, masih bertahap," katanya kepada wartawan di Bekasi, Rabu (10/9/2014).
Menurutnya, Disbimarta mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp423 miliar dari APBD 2014. anggaran itu guna perbaikan insfrastuktur dan penanggulangan banjir.
Kegaiatan yang ada Disbimarta, kata dia, dibagi menjadi 760 kegiatan, dengan jumlah 3.600 paket baik yang ada di Bidang Bina Marga maupun di Bidang Tata Air. Sementara dari anggaran sebesar Rp100 miliar untuk banjir itu yang baru bisa diserap sekitar 20 persen.
Karena, sejumlah kegiatan seperti pembuatan folder air di Pengasinan, Rawalumbu, dan normalisasi saluran air maupun kali sebagian dalam proses lelang. Namun, hingga kini kegiatan penanggulangan banjir masih dilakukan secara bertahap dikerjakan dan dalam pelelangan.
Tri mengatakan, proyek penanggulangan banjir benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat pada 2015. Soalnya, 2014 ini baru tahap awal pengerjaan perencanaan 2013.
Karena itu, porsi anggaran pun masih 70 persen untuk infrastuktur, dan 30 persen penanggulangan banjir.
"Infrastuktur hampir seluruhnya sudah diperbaiki. Nyaris tidak ada jalan rusak," katanya.
Sehingga, penggunaan anggaran pada 2015 mendatang bisa 50 persen difokuskan ke penanggulangan banjir, bahkan anggaran tersebut bisa lebih besar. Sebab berbagai proyek besar akan disempurnakan.
Anggaran Rp100 miliar itu memang diprioritaskan penguatan tanggul yang berada di Kali Bekasi. Tapi, kata dia, proyek tersebut dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC). Titiknya berada di Perumahan Kemang IFI, dan Pondok Gede Permai, Jatiasih.
Sehingga daerah banjir pemukiman bantaran Kali Bekasi bisa diminimalisasi. Apalagi proyek pembuatan Siphon oleh Kementerian PU di bendungan Kali Bekasi sudah rampung sejak awal tahun. Sehingga aliran air tak tersendat oleh tanggul, yang mengakibatkan air sering meluap ke pemukiman warga.
Adapun proyek sodetan Bintara-Kanal Banjir Timur (KBT) yang dikerjakan oleh Pemerintah Pusat sudah dimulai. Proyek tersebut sempat dihentikan oleh Pemerintah Administrasi Kota Jakarta Timur, karena dianggap tak memiliki izin.
"Kurang koordinasi dan mulai berjalan," ujarnya.
Tri menjelaskan, seharusnya sodetan itu dapat diselesaikan tahun ini. Sehingga banjir di kawasan Bintara dapat diatasi. Soalnya, air dari anak Kali Cakung dapat dibuang ke KBT, sehingga tak menggenang di wilayah Bintara, dan sejumlah titik lainnya.
Kemudian, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menegaskan, semua kegiatan penanggulangan banjir itu segera dilakukan. dikhawatirkan kedepanya kegiatan belum berjalan, tapi banjir sudah menerjang.
"Saya berharap banjir bisa dikurangi," ujarnya.
Effendi tidak segan memberikan sanksi kepada jajaranya, jika dalam penyerapan anggaran banjir tersebut tak maksimal. Seharusnya intansi terkait mempunyai perencanaan yang matang dan diakhir tahun ini banjir bisa diatasi.
Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan, akibatnya, bila musim hujan tiba banjir akan menerjang bekasi.
"Yang dikerjakan perencanaan kegiatan 2013, masih bertahap," katanya kepada wartawan di Bekasi, Rabu (10/9/2014).
Menurutnya, Disbimarta mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp423 miliar dari APBD 2014. anggaran itu guna perbaikan insfrastuktur dan penanggulangan banjir.
Kegaiatan yang ada Disbimarta, kata dia, dibagi menjadi 760 kegiatan, dengan jumlah 3.600 paket baik yang ada di Bidang Bina Marga maupun di Bidang Tata Air. Sementara dari anggaran sebesar Rp100 miliar untuk banjir itu yang baru bisa diserap sekitar 20 persen.
Karena, sejumlah kegiatan seperti pembuatan folder air di Pengasinan, Rawalumbu, dan normalisasi saluran air maupun kali sebagian dalam proses lelang. Namun, hingga kini kegiatan penanggulangan banjir masih dilakukan secara bertahap dikerjakan dan dalam pelelangan.
Tri mengatakan, proyek penanggulangan banjir benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat pada 2015. Soalnya, 2014 ini baru tahap awal pengerjaan perencanaan 2013.
Karena itu, porsi anggaran pun masih 70 persen untuk infrastuktur, dan 30 persen penanggulangan banjir.
"Infrastuktur hampir seluruhnya sudah diperbaiki. Nyaris tidak ada jalan rusak," katanya.
Sehingga, penggunaan anggaran pada 2015 mendatang bisa 50 persen difokuskan ke penanggulangan banjir, bahkan anggaran tersebut bisa lebih besar. Sebab berbagai proyek besar akan disempurnakan.
Anggaran Rp100 miliar itu memang diprioritaskan penguatan tanggul yang berada di Kali Bekasi. Tapi, kata dia, proyek tersebut dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC). Titiknya berada di Perumahan Kemang IFI, dan Pondok Gede Permai, Jatiasih.
Sehingga daerah banjir pemukiman bantaran Kali Bekasi bisa diminimalisasi. Apalagi proyek pembuatan Siphon oleh Kementerian PU di bendungan Kali Bekasi sudah rampung sejak awal tahun. Sehingga aliran air tak tersendat oleh tanggul, yang mengakibatkan air sering meluap ke pemukiman warga.
Adapun proyek sodetan Bintara-Kanal Banjir Timur (KBT) yang dikerjakan oleh Pemerintah Pusat sudah dimulai. Proyek tersebut sempat dihentikan oleh Pemerintah Administrasi Kota Jakarta Timur, karena dianggap tak memiliki izin.
"Kurang koordinasi dan mulai berjalan," ujarnya.
Tri menjelaskan, seharusnya sodetan itu dapat diselesaikan tahun ini. Sehingga banjir di kawasan Bintara dapat diatasi. Soalnya, air dari anak Kali Cakung dapat dibuang ke KBT, sehingga tak menggenang di wilayah Bintara, dan sejumlah titik lainnya.
Kemudian, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menegaskan, semua kegiatan penanggulangan banjir itu segera dilakukan. dikhawatirkan kedepanya kegiatan belum berjalan, tapi banjir sudah menerjang.
"Saya berharap banjir bisa dikurangi," ujarnya.
Effendi tidak segan memberikan sanksi kepada jajaranya, jika dalam penyerapan anggaran banjir tersebut tak maksimal. Seharusnya intansi terkait mempunyai perencanaan yang matang dan diakhir tahun ini banjir bisa diatasi.
(mhd)