Over Kapasitas Bisa Percepat Kerusakan Transjakarta
A
A
A
JAKARTA - Tumpukan penumpang dan beroperasi 24 jam bisa mempercepat kerusakan Bus Transjakarta. Walaupun, moda transportasi itu dicek setiap harinya.
Hal itu disampaikan oleh Pengamat Kebijakan Publik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Teddy Lesmana saat dihubungi Sindonews, Sabtu (30/8/2014).
"Kapasitas penumpang yang selalu penuh dan bus yang beroperasi 24 jam bisa mengakibatkan kerusakan bus menjadi lebih cepat. (Bahkan) tidak ada lagi jam sepi, karena semuanya pada padat," kata Teddy.
Meski demikian, menurut Teddy, keamanan penumpang harus tetap diutamakan. Jangan sampai kebakaran Taransjakarta memakan korban, kemudian pemerintah daerah (pemda) baru memperhatikan keamanan dan kenyamanan.
"Aspek keamanannya juga harus diperhatikan dan diantisipasi agar kejadian kemarin (Tarnsjakarta terbakar) tidak terulang lagi. Kemudian, jangan sampai ada korban (jiwa) baru pemerintah perhatian," katanya.
Sebagai pengguna moda transportasi itu, kata dia, dirinya tentu mengutamakan keamanan dan kenyamanan. Dia juga mengakui, bannyak masyarakat yang awalnya menggunakan kendaraan pribadi belakangan jadi naik Transjakarta.
"Saya kan pengguna Transjakarta, keamanan itu penting. Kalau kebakaran Busway seperti kemarin (Transjakarta terbakar di Al-Azhar) dirinya sangat khawatir. Penyelamatan diri di bus (Transjakarta) hanya menggunakan " katanya.
Meski demikian, dia juga mengakui, jika kebobrokan Transjakarta yang kian lama makin mengkhawatirkan penumpangnya, bukan tidak mungkin masyarakat akan kembali menggunakan kendaraan pribadi.
"Bisa jadi masyarakat akan menggunakan kendaraan pribadi lagi," uajarnya.
Selain itu, masih kata Teddy, jika pemerintah merasa kesulitan untuk mengelola Bus Transjakarta lebih baik dikelolah oleh pihak swasta. Seperti bus Mayasari Bakti yang saat ini sudah mulai baik pengelolaannya.
"PPD saat dikelola dipemerintah tidak efisien. Kurang optimal, dibanding dioperasikan swasta. Mayasari Bakti bagus itu pengelolaannya, karena mereka sudah mulai peremajaan bus. Dari level dari bawah. Transjakarta mulai berkurang mempertahankan kualitas," pungkasnya.
Maka itu, pemerintah harus segera memperbaiki Bus Transjakarta yang bobrok. Kata Teddy, jika hal itu dilakukan Pemprov DKI Jakarta dirinya yakin masyarakat tetap menggunakan moda transportasi tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Pengamat Kebijakan Publik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Teddy Lesmana saat dihubungi Sindonews, Sabtu (30/8/2014).
"Kapasitas penumpang yang selalu penuh dan bus yang beroperasi 24 jam bisa mengakibatkan kerusakan bus menjadi lebih cepat. (Bahkan) tidak ada lagi jam sepi, karena semuanya pada padat," kata Teddy.
Meski demikian, menurut Teddy, keamanan penumpang harus tetap diutamakan. Jangan sampai kebakaran Taransjakarta memakan korban, kemudian pemerintah daerah (pemda) baru memperhatikan keamanan dan kenyamanan.
"Aspek keamanannya juga harus diperhatikan dan diantisipasi agar kejadian kemarin (Tarnsjakarta terbakar) tidak terulang lagi. Kemudian, jangan sampai ada korban (jiwa) baru pemerintah perhatian," katanya.
Sebagai pengguna moda transportasi itu, kata dia, dirinya tentu mengutamakan keamanan dan kenyamanan. Dia juga mengakui, bannyak masyarakat yang awalnya menggunakan kendaraan pribadi belakangan jadi naik Transjakarta.
"Saya kan pengguna Transjakarta, keamanan itu penting. Kalau kebakaran Busway seperti kemarin (Transjakarta terbakar di Al-Azhar) dirinya sangat khawatir. Penyelamatan diri di bus (Transjakarta) hanya menggunakan " katanya.
Meski demikian, dia juga mengakui, jika kebobrokan Transjakarta yang kian lama makin mengkhawatirkan penumpangnya, bukan tidak mungkin masyarakat akan kembali menggunakan kendaraan pribadi.
"Bisa jadi masyarakat akan menggunakan kendaraan pribadi lagi," uajarnya.
Selain itu, masih kata Teddy, jika pemerintah merasa kesulitan untuk mengelola Bus Transjakarta lebih baik dikelolah oleh pihak swasta. Seperti bus Mayasari Bakti yang saat ini sudah mulai baik pengelolaannya.
"PPD saat dikelola dipemerintah tidak efisien. Kurang optimal, dibanding dioperasikan swasta. Mayasari Bakti bagus itu pengelolaannya, karena mereka sudah mulai peremajaan bus. Dari level dari bawah. Transjakarta mulai berkurang mempertahankan kualitas," pungkasnya.
Maka itu, pemerintah harus segera memperbaiki Bus Transjakarta yang bobrok. Kata Teddy, jika hal itu dilakukan Pemprov DKI Jakarta dirinya yakin masyarakat tetap menggunakan moda transportasi tersebut.
(mhd)