Nasib Porter Tanah Abang Tergilas Teknologi

Selasa, 24 Juni 2014 - 12:30 WIB
Nasib Porter Tanah Abang Tergilas Teknologi
Nasib Porter Tanah Abang Tergilas Teknologi
A A A
JAKARTA - Dua lelaki kurus itu tertunduk lesuh di anak tangga lantai dua Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mengenakan kaos berkelir hijau bertuliskan 'Porter' mereka bercerita jika sedang menunggu pengguna jasanya.

Siang itu waktu menunjukan pukul 13.00 WIB. Seperti biasa aktifitas pengunjung Blok A ramai dikunjungi, terlebih kurang dari sepekan sudah memasuki bulan Ramadan. Sambil menunggu pengguna jasanya, dua porter bernama Komaruddin (29) dan Surip (27) itu pun mengeluhkan jika pengguna jasa angkutan barang belanja pada tahun ini menurun drastis.

"Tahun kemarin sebulan sebelum bulan Ramadan, kami dapat Rp 300.000, nah ini udah seminggu mau Ramadan, cuma Rp 150.000 per hari," kata Komaruddin pada Senin 23 Juni 2014.

Pria asal Serang, Banten itu kini lebih banyak mengangkut barang yang disuruh toko, bukan disuruh pembeli. Sebab, berdasarkan cerita teman-teman sesama porter, pembeli saat ini sudah banyak yang menggunakan jasa online, Blackberry dan sebagainya.

Padahal, jika pembeli yang menyuruh mereka membawakan barang belanjaannya, mereka bisa mendapatkan penghasilan Rp 60.000. Sedangkan kalau toko yang menyuruh, mereka hanya mendapatkan Rp 40.000.

Komaruddin yang sejak tiga tahun lalu menjadi porter mengakui semakin majunya tekhnologi semakin sepi pembeli yang berkunjung ke Blok A Tanah Abang. Alasanya rata-rata pusat grosir tekstil terbesar se Asia Tenggara ini selalu dihantui kepadatan dan kesesakan pengunjung jelang bulan Ramadhan.

"Pemilik toko banyak yang bertransaksi melalui tablet, handphone dan sebagainya," ujarnya.

Di tepi jalan gedung Blok A terlihat sangat padat. Ratusan porter melawan arah membawa barang menuju mobil-mobil box yang terparkir liar dibahu jalan. Dana, karyawan toko Ionel yang menjajakan pakaian muslim di lantai dua Blok A sedang mencatat barang pakaian muslimnya dalam tumpukan karung.

"Ini mau dikirim ke pembeli di Jakarta, Jawa dan Sumatera," ungkap Dana.

Diakuinya saat ini banyak pembeli yang memang bertransaksi tanpa harus datang ke Blok A, terlebih harga jasa pengiriman tidak melebihi harga per satu potong pakaian yang mencapai Rp 40.000. Dalam pesanan yang banyak, harga jasa kirim segitu tidak menyulitkan pembeli.

"Biasanya seminggu sebelum Ramadhan ini Blok-A penuh orang sampai sesak," ujarnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9806 seconds (0.1#10.140)