PT KAI pelit biaya perawatan kereta
A
A
A
Sindonews.com - Seringnya kereta api (KA) mengalami gangguan dituding karena minimnya perawatan yang dilakukan PT KAI.
Ketua Dewan Penasehat Masyarakat Pecinta Kereta Api (MASKA) Hendropriyono menyatakan, PT KAI tak punya biaya yang cukup untuk melakukan perawatan operasional.
"Hanya 1-3 persen untuk satu kereta yang harusnya minimal lima persen agar maksimal perawatannya," ujar Hendro saat dihubungi oleh Sindonews, Kamis (17/4/2014).
Hendro mengumpamakan, bila satu kereta dengan umur 20 tahun memiliki harga Rp1 miliar, maka PT KAI wajib menyiapkan biaya perawatan Rp50 juta untuk merawat kereta tersebut.
"Pada kenyataannya hanya RP10-Rp30 juta dana yang dimiliki oleh PT KAI, sehingga tak bisa merawat secara maksimal," paparnya.
Dalam hal ini, pemerintah dinilai tidak memiliki kewenangan untuk membantu PT KAI dalam operasional. Pemerintah hanya bisa memiliki kewenangan dalam hal infrastruktur.
"Dana dari pemerintah itu infrastruktur, prasarana misalnya bikin rel misalnya atau membuka jalan untuk kereta api," ujarnya.
Baca juga:
Tak ada sosialisasi penyebab penumpang 'bar-bar' di Stasiun Bekasi
Ketua Dewan Penasehat Masyarakat Pecinta Kereta Api (MASKA) Hendropriyono menyatakan, PT KAI tak punya biaya yang cukup untuk melakukan perawatan operasional.
"Hanya 1-3 persen untuk satu kereta yang harusnya minimal lima persen agar maksimal perawatannya," ujar Hendro saat dihubungi oleh Sindonews, Kamis (17/4/2014).
Hendro mengumpamakan, bila satu kereta dengan umur 20 tahun memiliki harga Rp1 miliar, maka PT KAI wajib menyiapkan biaya perawatan Rp50 juta untuk merawat kereta tersebut.
"Pada kenyataannya hanya RP10-Rp30 juta dana yang dimiliki oleh PT KAI, sehingga tak bisa merawat secara maksimal," paparnya.
Dalam hal ini, pemerintah dinilai tidak memiliki kewenangan untuk membantu PT KAI dalam operasional. Pemerintah hanya bisa memiliki kewenangan dalam hal infrastruktur.
"Dana dari pemerintah itu infrastruktur, prasarana misalnya bikin rel misalnya atau membuka jalan untuk kereta api," ujarnya.
Baca juga:
Tak ada sosialisasi penyebab penumpang 'bar-bar' di Stasiun Bekasi
(rsa)