Tolak pembangunan SPBG, warga Tangsel ngaku diintimidasi
A
A
A
Sindonews.com - Warga Kelurahan Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menolak adanya pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di wilayah tersebut. Alasannya, hal itu akan merugikan warga sekitar.
Kendati demikian, warga yang menolak pembangunan SPBG tersebut kini sedang mengalami intimidasi dari sekelompok orang yang tidak dikenal.
Menurut warga sekitar, efek dari pembangunan SPBG sangat dirasa dan dapat menimbulkan efek kurang baik. Maka itu, warga terus melakukan berbagai upaya agar SPBG gagal dibangun di wilayahnya.
Salah seorang warga bernama Mursih (43) mengaku, mendapat telepon gelap dari seseorang setelah warga memprotes ke kantor Kelurahan Serua.
"Saya dapat ancaman dari seseorang, agar warga tidak menolak pembangunan SPBG," katanya kepada wartawan di Tangsel, Senin (16/12/2013).
Mulyani mengaku, ancaman melalui telepon tersebut hanya datang satu kali. Dirinya pun hingga saat ini tidak pernah mengetahui identitas penelepon gelap tersebut. "Saya enggak tahu, siapa yang telepon saya," ucapnya.
Senada dengan Mursih, warga lainnya Masir mengaku, mendapat laporan dari warga soal ancaman pembunuhan dari orang tak dikenal. Dengan alasan demi keselamatan, dia enggan menyebutkan siapa warga yang mendapat teror tersebut.
"Teror ancaman pembunuhan itu bermunculan setelah adanya penolakan dari warga terhadap rencana pembangunan SPBG di lokasi dekat rumah warga," terangnya.
Isi ancaman tersebut yakni ancaman menerjunkan pembunuh bayaran jika warga tetap keukeuh menolak pembangunan SPBG itu. Ancaman tersebut, diakuinya datang melalui teror penelpon gelap, seperti yang dialami Mursih.
"Ada beberapa ancaman, tapi warga bersatu dan tidak takut. Kami tetap menolak rencana pembangunan SPBG ini, karena kami khawatir berdampak pada lingkungan sekitar," ucapnya.
Perlu diketahui, pembangunan SPBG akan dibangun di atas lahan seluas sekitar 5.000 meter persegi. Adapun biaya pengerjaannya sekira Rp70 miliar dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2013 dengan pemenang tender adalah PT Barata Indonesia.
Kendati demikian, warga yang menolak pembangunan SPBG tersebut kini sedang mengalami intimidasi dari sekelompok orang yang tidak dikenal.
Menurut warga sekitar, efek dari pembangunan SPBG sangat dirasa dan dapat menimbulkan efek kurang baik. Maka itu, warga terus melakukan berbagai upaya agar SPBG gagal dibangun di wilayahnya.
Salah seorang warga bernama Mursih (43) mengaku, mendapat telepon gelap dari seseorang setelah warga memprotes ke kantor Kelurahan Serua.
"Saya dapat ancaman dari seseorang, agar warga tidak menolak pembangunan SPBG," katanya kepada wartawan di Tangsel, Senin (16/12/2013).
Mulyani mengaku, ancaman melalui telepon tersebut hanya datang satu kali. Dirinya pun hingga saat ini tidak pernah mengetahui identitas penelepon gelap tersebut. "Saya enggak tahu, siapa yang telepon saya," ucapnya.
Senada dengan Mursih, warga lainnya Masir mengaku, mendapat laporan dari warga soal ancaman pembunuhan dari orang tak dikenal. Dengan alasan demi keselamatan, dia enggan menyebutkan siapa warga yang mendapat teror tersebut.
"Teror ancaman pembunuhan itu bermunculan setelah adanya penolakan dari warga terhadap rencana pembangunan SPBG di lokasi dekat rumah warga," terangnya.
Isi ancaman tersebut yakni ancaman menerjunkan pembunuh bayaran jika warga tetap keukeuh menolak pembangunan SPBG itu. Ancaman tersebut, diakuinya datang melalui teror penelpon gelap, seperti yang dialami Mursih.
"Ada beberapa ancaman, tapi warga bersatu dan tidak takut. Kami tetap menolak rencana pembangunan SPBG ini, karena kami khawatir berdampak pada lingkungan sekitar," ucapnya.
Perlu diketahui, pembangunan SPBG akan dibangun di atas lahan seluas sekitar 5.000 meter persegi. Adapun biaya pengerjaannya sekira Rp70 miliar dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2013 dengan pemenang tender adalah PT Barata Indonesia.
(mhd)