Pendapatan merosot, iuran Rp4 ribu terasa berat

Selasa, 12 November 2013 - 14:49 WIB
Pendapatan merosot,...
Pendapatan merosot, iuran Rp4 ribu terasa berat
A A A
Sindonews.com - Merosotnya pendapatan pedagang akibat sepi pengunjung di lantai III Pasar Blok G Tanah Abang, membuat iuran yang ditarik pihak pengelola pasar sebesar Rp4 ribu perkios setiap harinya menjadi terasa berat.

Kamal (25), salah seorang pedagang pakaian yang menempati kios di lantai III Blok G Tanah Abang mengaku berat membayar iuran itu. Karena, dagangannya tidak laku-laku. Tarikan uang iuran sebesar Rp4ribu sebagai biaya kebersihan, keamanan dan listrik itu diberlakukan pihak pasar sejak awal November ini.

"Iuran itu biasanya ditarik abis zuhur. Ada petugas yang datang ke lokasi toko bawa secarik kertas. Bagi yang sudah bayar langsung dicek list, kalau enggak, dikasih tanda silang," jelasnya saat ditemui di lokasi, Selasa (12/11/2013).

Dia mengakui, iuran sebesar Rp4 ribu tersebut sebenarnya terbilang tidak terlalu besar jika barang dagangannnya ramai pembeli. Namun, kenyataannya sudah memasuki dua pekan, dagangan pakaian yang dipampang di kiosnya tak kunjung laku.

"Sudah dua minggu, dagangan saya enggak laku-laku. Makanya iuran perhari itu jadi terasa berat," ujarnya.

Siti Maesaroh (39), pedagang pakaian seragam sekolah di Pasar Blok G Tanah Abang menyatakan hal serupa.

Menurutnya, iuran resmi sebesar Rp4 ribu yang dipungut pengelola pasar kepada pedagang setiap harinya menjadi terasa berat karena areal di lantai III ini selalu sepi pengunjung. Terlebih, rekan-rekannya sesama pedagang banyak yang menitipkan kios agar terlihat tetap buka dan menghindari surat peringatan.

"Setiap hari petugas pasar kan periksa kios-kios juga. Kalau mereka lihat ada yang tutup, langsung dikasih surat peringatan," bebernya.

Karena banyak kios yang dititipkan, lanjut Siti, iuran pengelolaan pasar setiap harinya terpaksa ditanggung si penjaga kios. Sehingga pedagang-pedagang yang dititipkan kios ini membayar iuran dua kios sekaligus per hari.

"Tiap hari, banyak pedagang yang bayar iuran dua kios. Karena pemilik kios lagi jualan di tempat lain. Posisi kita ini serba salah, dipindahi ke sini tapi enggak laku, cari duit di luar, kios mau disegel," keluhnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1170 seconds (0.1#10.140)