Ini kisah pahit petugas patroli jalur busway

Jum'at, 25 Oktober 2013 - 20:50 WIB
Ini kisah pahit petugas patroli jalur busway
Ini kisah pahit petugas patroli jalur busway
A A A
Sindonews.com - Menjalani profesi sebagai petugas patroli palang pintu jalur busway Transjakarta, ternyata bukanlah pekerjaan mudah. Makian, cacian bahkan tindakan kasar dari pengendara yang menerobos jalur, sudah menjadi makanan sehari-hari.

Setidaknya hal itulah yang pernah dialami Komandan Regu (Danru), Patroli Jalur Busway Koridor VI jurusan Ragunan-Dukuh Atas Shochif Aryanto (34).

Pria berusia 34 tahun ini mengaku telah bekerja sebagai petugas patroli jalur busway hampir lima tahun. Selama itulah, dirinya kerap mendapat perlakuan kasar dari para pengendara motor dan mobil yang menerobos jalur busway.

"Kalau dikata-katain hewan se-Kebun Binatang sudah sering. Kami kadang sampai diludahin," katanya saat ditemui Sindonews di Halte Busway, Ragunan, Jumat (25/10/2013).

Menurutnya, selama bertugas menjaga palang pintu jalur busway, banyak pengendara yang berusaha menyulut emosi. Namun, sesuai intruksi dari atasan, petugas patroli di lapangan diminta mampu menahan diri dari aksi provokasi.

"Anak-anak diminta redam emosi, jangan sampai kepancing. Karena perintah atasan, kami harus sebisa mungkin tahan ejekan. Karena jika diladeni takut nantinya jadi sorotan," jelasnya.

Shochif mengutarakan, sesuai prosedur, para petugas patroli jalur busway di lapangan hanya bisa memberikan imbauan kepada para pelanggar. Sehingga mereka mau tak mau harus mengalah setiap kali beradu argumen dengan para penerobos jalur.

"Pertama-tama kami nasehati pelan-pelan. Tapi mereka malah nyerocos. Mau enggak mau kami mengalah dan kasih jalan buat mereka," ujarnya.

Menurut Shochif, sikap arogan pengendara kepada petugas patroli jalur busway kerap terjadi di lapangan. Misalnya, aksi membuka palang pintu sendiri ketika mereka sedang diberikan peringatan. Tindakan seperti itu paling banyak dilakukan pengendara sepeda motor.

"Banyak pada buka palang pintu sendiri pas lagi dikasih peringatan. Karena takut adu fisik, mereka akhirnya kami lepas. Kalau ditahan, imbasnya nanti busway jadi tersendat," ungkapnya.

Ia menambahkan, sikap arogan di jalur busway juga kerap ditunjukan orang-orang yang mengaku aparat, baik TNI maupun Kepolisian. Oknum aparat tersebut menerobos jalur busway dengan berbagai macam dalih.

Mulai dari keperluan mendesak, sampai alasan adanya rapat atau tugas penting negara. "Macam-macam. Ada yang ngaku anak polisi terus nunjukin kartu anggota. Giliran ditanya mau ke mana, alasannya ada rapat sama Polda dan sebagainya," pungkasnya.

Baca juga polisi takut tilang oknum TNI yang serobot bus way.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6476 seconds (0.1#10.140)