PKL bersih, Pasar Minggu kini 'diusik' ojek
A
A
A
Sindonews.com - Persoalan baru muncul di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kali ini masalah tersebut bukan berasal dari PKL, tapi puluhan tukang ojek yang memarkirkan kendaraannya di badan jalan hingga menggangu arus lalu lintas.
Pemandangan seperti ini bisa dilihat di sepanjang Jalan Raya Ragunan dan Jalan Raya Pasar Minggu yang mengelilingi pasar tersebut.
Walikota Jakarta Selatan, Syamsuddin Noor berjanji akan segera melakukan tindakan tegas terhadap para tukang ojek yang parkir sembarang di badan jalan. Jajarannya, bahkan ditegaskan telah melakukan rapat koordinasi bersama Kasatlantas Polres Jakarta Selatan.
"Kita sudah rapat dengan Kasatlantas dan meminta para tukang ojek itu diberikan sanksi tilang. Sebab, mereka parkir sembarangan, jadi harus ada penegakan hukum," kata Syamsuddin saat dihubungi, Selasa (10/9/2013).
Ia menduga, para tukang ojek yang memenuhi kawasan Pasar Minggu itu merupakan PKL yang terkena penertiban. Mereka disinyalir beralih profesi dari pedagang menjadi tukang ojek.
"Ada kemungkinan PKL beralih profesi. Karena memang terlihat tukang ojek bertambah di sana," tukasnya.
Dihubungi terpisah, Kasatlantas Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Sutimin membenarkan jika pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan.
"Kita siap tertibkan tukang ojek yang melanggar parkir dan mengganggu arus lalu lintas di Pasar Minggu," bebernya.
Terkait usulan sanksi tilang bagi tukang ojek, Sutimin berpendapat Pemkot Jakarta Selatan harus memiliki solusi jangka panjang. Sebab, jika diberlakukan sanksi tilang dikhawatirkan akan menimbulkan konflik sosial.
"Kita cuma khawatir kalau petugas pergi, mereka akan muncul lagi. Makanya, harus dipikirkan tempat khusus bagi mereka. Kalau tiba-tiba diusir pasti timbul masalah sosial," tukasnya.
Sementara itu, Anto (45), salah seorang tukang ojek di Pasar Minggu meminta Pemkot agar berpikir matang-matang sebelum melakukan penertiban. Pasalnya, ada banyak jiwa yang menggantungkan penghasilan dengan mengojek di pasar.
"Kita inikan mencari nafkah, kenapa diusir-usir. Kalau memang mengganggu apa solusinya agar kita bisa memenuhi kebutuhan perut," cetusnya kesal.
Berita terkait klik disini
Pemandangan seperti ini bisa dilihat di sepanjang Jalan Raya Ragunan dan Jalan Raya Pasar Minggu yang mengelilingi pasar tersebut.
Walikota Jakarta Selatan, Syamsuddin Noor berjanji akan segera melakukan tindakan tegas terhadap para tukang ojek yang parkir sembarang di badan jalan. Jajarannya, bahkan ditegaskan telah melakukan rapat koordinasi bersama Kasatlantas Polres Jakarta Selatan.
"Kita sudah rapat dengan Kasatlantas dan meminta para tukang ojek itu diberikan sanksi tilang. Sebab, mereka parkir sembarangan, jadi harus ada penegakan hukum," kata Syamsuddin saat dihubungi, Selasa (10/9/2013).
Ia menduga, para tukang ojek yang memenuhi kawasan Pasar Minggu itu merupakan PKL yang terkena penertiban. Mereka disinyalir beralih profesi dari pedagang menjadi tukang ojek.
"Ada kemungkinan PKL beralih profesi. Karena memang terlihat tukang ojek bertambah di sana," tukasnya.
Dihubungi terpisah, Kasatlantas Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Sutimin membenarkan jika pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan.
"Kita siap tertibkan tukang ojek yang melanggar parkir dan mengganggu arus lalu lintas di Pasar Minggu," bebernya.
Terkait usulan sanksi tilang bagi tukang ojek, Sutimin berpendapat Pemkot Jakarta Selatan harus memiliki solusi jangka panjang. Sebab, jika diberlakukan sanksi tilang dikhawatirkan akan menimbulkan konflik sosial.
"Kita cuma khawatir kalau petugas pergi, mereka akan muncul lagi. Makanya, harus dipikirkan tempat khusus bagi mereka. Kalau tiba-tiba diusir pasti timbul masalah sosial," tukasnya.
Sementara itu, Anto (45), salah seorang tukang ojek di Pasar Minggu meminta Pemkot agar berpikir matang-matang sebelum melakukan penertiban. Pasalnya, ada banyak jiwa yang menggantungkan penghasilan dengan mengojek di pasar.
"Kita inikan mencari nafkah, kenapa diusir-usir. Kalau memang mengganggu apa solusinya agar kita bisa memenuhi kebutuhan perut," cetusnya kesal.
Berita terkait klik disini
(ysw)