Pemkot Tangerang hutang Rp19 M ke RS Sari Asih
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tercatat memiliki hutang mencapai Rp19 miliar lebih kepada RS Sari Asih Grup selama tahun 2013. Hutang besar tersebutlah yang akhirnya disebut-sebut membuat Dinkes memutuskan hubungan kerja sama pada program Jamkesda.
Direktur RS Sari Asih Ar-Rahma Andri Ferdian mengatakan, bahwa untuk di RS yang tidak melayani pasien umum (dengan membayar) tagihan yang belum dibayarkan Dinkes sebesar Rp12 Miliar.
"Jumlah tersebut tercatat dari Januari hingga Juli 2013. Dan belum dibayar," terangnya saat ditemui wartawan di Tangerang, Rabu (21/8/2013).
Dia menjelaskan, sejumlah pasien di RS Ar Rahma yang juga milik Wakil Wali Kota, Arief Wismansyah dalam sebulannya bisa melayani seribu hingga dua ribu pasien.
"80 persen kami melayani pasien dengan program pemerintah dan sisanya dengan program CSR yang digagas Pak Arief," tegasnya.
Selain tagihan di RS Ar Rahma, tagihan yang belum dibayarkan Pemkot juga terjadi di RS Sari Asih Karawaci yang mencapai RP3,2 miliar. RS Sari Asih Ciledug jumlahnya mencapai RP3,9 miliar dan yang terakhir RS Sari Asih Sangiang sekira Rp81 juta.
"Tagihan di RS Sari Asih Sangiang juga hanya sekira Rp81 juta untuk 2012 dan Rp870 juta untuk 2013 dan yang dilayani juga tidak terlalu banyak, tapi kenapa kami juga terkena pemutusan," kata Abdul Koja selaku Direktur RS Sari Asih.
Akan tetapi Dirut RS Sari Asih Karawaci, Mahruzzaman memastikan walaupun belum ada pembayaran yang dilakukan dan tagihan cukup besar beberapa waktu lalu tidak membuat pihak RS mengabaikan pasien dan melakukan penolakan pengobatan.
Akan tetapi dengan adanya pemutusan oleh Dinkes dan tidak diperbolehkan lagi menerima pasien dengan program gratis pihaknya tidak dapat berbuat banyak.
Sebelumnya diberitakan Kadis Kesehatan, Lili Indrawati membenarkan ada lima RS yang diputus hubungan kerjasamanya, mereka adalah RS Sari Asih Grup dan RS Hermina. Pemutusan kerja sama ini dikarenakan RS dimaksud menggunakan anggaran paling banyak.
Direktur RS Sari Asih Ar-Rahma Andri Ferdian mengatakan, bahwa untuk di RS yang tidak melayani pasien umum (dengan membayar) tagihan yang belum dibayarkan Dinkes sebesar Rp12 Miliar.
"Jumlah tersebut tercatat dari Januari hingga Juli 2013. Dan belum dibayar," terangnya saat ditemui wartawan di Tangerang, Rabu (21/8/2013).
Dia menjelaskan, sejumlah pasien di RS Ar Rahma yang juga milik Wakil Wali Kota, Arief Wismansyah dalam sebulannya bisa melayani seribu hingga dua ribu pasien.
"80 persen kami melayani pasien dengan program pemerintah dan sisanya dengan program CSR yang digagas Pak Arief," tegasnya.
Selain tagihan di RS Ar Rahma, tagihan yang belum dibayarkan Pemkot juga terjadi di RS Sari Asih Karawaci yang mencapai RP3,2 miliar. RS Sari Asih Ciledug jumlahnya mencapai RP3,9 miliar dan yang terakhir RS Sari Asih Sangiang sekira Rp81 juta.
"Tagihan di RS Sari Asih Sangiang juga hanya sekira Rp81 juta untuk 2012 dan Rp870 juta untuk 2013 dan yang dilayani juga tidak terlalu banyak, tapi kenapa kami juga terkena pemutusan," kata Abdul Koja selaku Direktur RS Sari Asih.
Akan tetapi Dirut RS Sari Asih Karawaci, Mahruzzaman memastikan walaupun belum ada pembayaran yang dilakukan dan tagihan cukup besar beberapa waktu lalu tidak membuat pihak RS mengabaikan pasien dan melakukan penolakan pengobatan.
Akan tetapi dengan adanya pemutusan oleh Dinkes dan tidak diperbolehkan lagi menerima pasien dengan program gratis pihaknya tidak dapat berbuat banyak.
Sebelumnya diberitakan Kadis Kesehatan, Lili Indrawati membenarkan ada lima RS yang diputus hubungan kerjasamanya, mereka adalah RS Sari Asih Grup dan RS Hermina. Pemutusan kerja sama ini dikarenakan RS dimaksud menggunakan anggaran paling banyak.
(mhd)