Polisi minta pertambangan C perketat pengamanan
A
A
A
Sindonews.com - Aparat kepolisian meminta pihak perusahaan pertambangan galian C (batu dan pasir) yang ada di Kabupaten Bogor untuk memperketat pengamanan distribusi bahan peledak untuk kegiatan eksplorasinya.
Hal itu menyusul raibnya 250 batang dinamit aktif seberat 50 kilogram saat hendak dikirim ke PT Batu Sarana Persada (BSP) di Bogor dari PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) di Subang, Rabu 26 Juni 2013 pekan lalu.
Kapolres Bogor AKBP Asep Safrudin mengatakan, pihaknya menginstruksikan kepada seluruh perusahaan tambang dan jasa ledak agar memperketat pengamanannya.
"Kita sudah instruksikan agar semua perusahaan tambang yang banyak menggunakan bahan peledak agar memperketat keamanan, baik mulai dari pengiriman hingga penyimpanan bahan berbahaya itu," kata Asep di Bogor, Jawa Barat, Senin (1/7/2013).
Lebih lanjut ia menjelaskan, hingga saat ini masih melakukan penyelidikan dan pengembangan terhadap hilangnya 250 batang dinamit, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan perusahaan pertambangan di Bogor, baik dalam hal operasional hingga pasokan.
"Pasokan dan pengiriman bahan peledak untuk sejumlah perusahaan tambang galian C yang tersebar di Kabupaten Bogor tetap stabil tidak ada yang terganggu," katanya.
Dia juga menuturkan, saat ini belum ada saksi baru apalagi tersangka terkait kasus hilangnya dinamit tersebut. "Belum ada penambahan saksi. Masih 15 orang yang kita mintai keterangan," terangnya.
Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa hilangnya perlengkapan bahan peledak diwilayah Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor bukan kali pertama saja.
Pasalnya pada tahun 2009 lalu, ratusan detonator yang tersimpan di gudang perusahaan pertambangan di Desa Rengasjajar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor juga sempat hilang.
"Tidak jauh dari perusahaan yang sekarang, tahun 2009 lalu, ada ratusan detonator untuk meledakan perbukitan yang disimpan dalam gudang juga sempat dilaporkan hilang, dan sampai saat ini juga belum ditemukan," ungkap sumber namanya enggan disebutkan.
Meski demikian, menurut sumber tersebut hilangnya ratusan detonator itu tidak muncul ke permukaan, sehingga tidak banyak masyarakat yang resah. "Saat itu yang tahu mungkin hanya kepolisian saja," terangnya.
Menanggapi hal tersebut Kapolres Bogor AKBP Asep, mengaku belum mendapat informasi adanya keterkaitan antara hilangnya 250 bahan peledak milik PT BSP, Cigudeg, Kabupaten Bogor dengan peristiwa hilangnya ratusan detonator pada 2009 lalu itu.
"Saya belum tahu, dan sepertinya tidak ada kaitan dengan kehilangan detonator sebelumnya," tegasnya.
Hal itu menyusul raibnya 250 batang dinamit aktif seberat 50 kilogram saat hendak dikirim ke PT Batu Sarana Persada (BSP) di Bogor dari PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) di Subang, Rabu 26 Juni 2013 pekan lalu.
Kapolres Bogor AKBP Asep Safrudin mengatakan, pihaknya menginstruksikan kepada seluruh perusahaan tambang dan jasa ledak agar memperketat pengamanannya.
"Kita sudah instruksikan agar semua perusahaan tambang yang banyak menggunakan bahan peledak agar memperketat keamanan, baik mulai dari pengiriman hingga penyimpanan bahan berbahaya itu," kata Asep di Bogor, Jawa Barat, Senin (1/7/2013).
Lebih lanjut ia menjelaskan, hingga saat ini masih melakukan penyelidikan dan pengembangan terhadap hilangnya 250 batang dinamit, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan perusahaan pertambangan di Bogor, baik dalam hal operasional hingga pasokan.
"Pasokan dan pengiriman bahan peledak untuk sejumlah perusahaan tambang galian C yang tersebar di Kabupaten Bogor tetap stabil tidak ada yang terganggu," katanya.
Dia juga menuturkan, saat ini belum ada saksi baru apalagi tersangka terkait kasus hilangnya dinamit tersebut. "Belum ada penambahan saksi. Masih 15 orang yang kita mintai keterangan," terangnya.
Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa hilangnya perlengkapan bahan peledak diwilayah Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor bukan kali pertama saja.
Pasalnya pada tahun 2009 lalu, ratusan detonator yang tersimpan di gudang perusahaan pertambangan di Desa Rengasjajar, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor juga sempat hilang.
"Tidak jauh dari perusahaan yang sekarang, tahun 2009 lalu, ada ratusan detonator untuk meledakan perbukitan yang disimpan dalam gudang juga sempat dilaporkan hilang, dan sampai saat ini juga belum ditemukan," ungkap sumber namanya enggan disebutkan.
Meski demikian, menurut sumber tersebut hilangnya ratusan detonator itu tidak muncul ke permukaan, sehingga tidak banyak masyarakat yang resah. "Saat itu yang tahu mungkin hanya kepolisian saja," terangnya.
Menanggapi hal tersebut Kapolres Bogor AKBP Asep, mengaku belum mendapat informasi adanya keterkaitan antara hilangnya 250 bahan peledak milik PT BSP, Cigudeg, Kabupaten Bogor dengan peristiwa hilangnya ratusan detonator pada 2009 lalu itu.
"Saya belum tahu, dan sepertinya tidak ada kaitan dengan kehilangan detonator sebelumnya," tegasnya.
(mhd)