Depok tak cocok holtikultura bawang merah & putih

Sabtu, 06 April 2013 - 11:49 WIB
Depok tak cocok holtikultura bawang merah & putih
Depok tak cocok holtikultura bawang merah & putih
A A A
Sindonews.com - Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Kota Depok, mengakui bahwa kondisi lahan di Depok, tak cocok untuk mengembangkan holtikultura bawang merah dan bawang putih.

Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kota Depok Eti Nur Rahmiati mengatakan, tanaman bawang tidak cocok tumbuh di Depok. Kalaupun harus dipaksa tumbuh, maka hasilnya tak akan optimal.

"Bawang tak akan cocok di Depok, jenis tanahnya enggak cocok. Cocoknya di dataran tinggi, walaupun pakai media pot tetap tak bisa. Kalaupun ditanam hanya tumbuh daun dan bawangnya kecil-kecil atau bahkan enggak tumbuh," ungkapnya kepada wartawan di Balai Kota, Sabtu (6/4/2013).

Namun, jika mengembangkan tanaman cabai, sejauh ini Depok sudah mengembangkan program dari Kementrian Pertanian yakni menciptakan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Yakni berupa program dengan memanfaatan pekarangan warga untuk ditanami cabai dan sayur mayur.

"Ada kegiatan gerakan penanaman cabai. Tergantung luas rumah dan pekarangan warga," jelasnya.

Program tersebut, saat ini sudah masuk tahun kedua menggunakan dana APBD Depok. Sementara Kementrian Pertanian melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Keluarga dari Badan Ketahanan Pangan juga membidik pekarangan warga Depok untuk dikembangkan.

"Ada 20 rumah yang sudah dikembangkan, kalau dari Kementan ada 30 rumah. Hanya saja tak hanya cabai, sayuran juga, ternak ikan juga. Tahun ini 3 titik di wilayah Cilangkap, Sukatani, dan Cilodong. Dilihat potensi wilayahnya. Ada sumber vitamin karbohidrat dan hewani," ungkapnya.

Penyuluh dan Pendamping Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kota Depok Achmad Chudori menambahkan, tujuan program tersebut yakni agar ketersediaan cabai dan sayur mayur di Depok selalu melimpah. Sebab, kata dia, selama ini Depok selalu bergantung pada Pasar Induk Kramat Jati.

"Selama ini kan tergantung pasar induk. Masyarakat akan lebih mandiri, tak tergantung. Dengan program ini dioptimalkan, jangan ada tembok nganggur. Bisa dengan metode pertanian, holtikultur yaitu bisa pakai paralon," jelas Achmad.

Dia menargetkan, satu jenis tanaman untuk sekali musim bisa menghasilkan 0,75 kg-1 kg. Maka akan lebih berpotensi maksimal jika semakin banyak pekarangan yang akan ditanam.

"Tahun ini 11 kecamatan akan punya kawasan tersebut, sebagian ada yang buat konsumsi masyarakat sendiri. Ada juga yang sudah dijual, misalnya terong di wilayah Cilangkap, itu sudah bisa dijual," paparnya.

Sebelumnya, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail meminta agar masyarakat menanam bawang merah dan bawang putih sebagai pelajaran meroketnya kedua komoditi holtikultura itu.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7557 seconds (0.1#10.140)