Demo, buruh pabrik spring bed ditodong senjata
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Keuangan PT Ligna Hadinata Brothers Mappah Enrei menodongkan pistol ke arah karyawannya, dan mengancam akan menembak mereka yang menggelar aksi unjuk rasa menuntut keadilan, di Jalan Raya Tapos, Kelurahan Ciriung, Cibinong, Kabupaten Bogor.
Informasi dihimpun menyebutkan, sikap arogansi seorang pimpinan perusahaan pembuat spring bed (tempat tidur) ini, bermula saat ratusan buruh melakukan aksi solidaritas, karena enam rekannya di Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak.
Karena sikapnya yang arogan dan berusaha mengintimidasi buruh, Mappah nyaris dikeroyok ratusan buruh. Beruntung aparat kepolisian dan petugas satpam perusahaan tersebut cepat melerainya, sehingga tidak terjadi adu jotos.
Di bawah ancaman pistol, ratusan buruh tak gentar, bahkan malah semakin beringas dan nyaris menghakiminya dihadapan manajemen.
Muhidin (28), salah satu perwakilan karyawan menegaskan aksi yang dilakukan buruh adalah aksi damai, tetapi pihak manajemen perusahaan malah bertindak arogan dan berusaha menembak. "Beruntung peluru pistol itu tidak keluar karena sempat dijegal oleh para buruh," katanya, di tengah aksi unjuk rasa, Rabu (23/1/2013).
Buruh juga menilai, penjagaan dari aparat keamanan terlalu berlebihan. "Sehingga terkesan membela pihak perusahan dan bahkan tidak melakukan penahanan terhadap oknum direktur yang menodongkan pistol, polisi hanya mengamankan pistolnya saja," tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian dan pihak perusahaan PT Ligna enggan dimintai keterangan. Sementara aksi unjuk rasa buruh masih terus berlangsung.
Informasi dihimpun menyebutkan, sikap arogansi seorang pimpinan perusahaan pembuat spring bed (tempat tidur) ini, bermula saat ratusan buruh melakukan aksi solidaritas, karena enam rekannya di Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak.
Karena sikapnya yang arogan dan berusaha mengintimidasi buruh, Mappah nyaris dikeroyok ratusan buruh. Beruntung aparat kepolisian dan petugas satpam perusahaan tersebut cepat melerainya, sehingga tidak terjadi adu jotos.
Di bawah ancaman pistol, ratusan buruh tak gentar, bahkan malah semakin beringas dan nyaris menghakiminya dihadapan manajemen.
Muhidin (28), salah satu perwakilan karyawan menegaskan aksi yang dilakukan buruh adalah aksi damai, tetapi pihak manajemen perusahaan malah bertindak arogan dan berusaha menembak. "Beruntung peluru pistol itu tidak keluar karena sempat dijegal oleh para buruh," katanya, di tengah aksi unjuk rasa, Rabu (23/1/2013).
Buruh juga menilai, penjagaan dari aparat keamanan terlalu berlebihan. "Sehingga terkesan membela pihak perusahan dan bahkan tidak melakukan penahanan terhadap oknum direktur yang menodongkan pistol, polisi hanya mengamankan pistolnya saja," tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian dan pihak perusahaan PT Ligna enggan dimintai keterangan. Sementara aksi unjuk rasa buruh masih terus berlangsung.
(san)