Gerindra juga ikut menangkan Jokowi-Ahok
A
A
A
Sindonews.com - Partai Gerindra klaim ikut bekerja memenangkan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta putaran kedua.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, hingga saat ini tidak ada hal yang perlu dirisaukan terkait hubungan Partai Gerindra dengan PDIP. Karena, kedua partai politik tersebut bekerja bersama memenangkan Jokowi-Ahok.
"Permasalahan ini menurut kami tidak perlu dirisaukan. Karena, PDIP dan Gerindra sama-sama berjuang. Permasalahan baru akan muncul ketika di antara salah satunya merasa bekerja lebih maksimal," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/9/2012).
Dia mengungkapkan, sebagai parpol pengusung, maka pihaknya berkewajiban untuk mengawal pemerintahan agar warga Jakarta bisa merasakan apa yang selama ini dijanjikan oleh Jokowi-Ahok.
Dia juga menegaskan tidak terlalu percaya terhadap hasil riset sejumlah lembaga survei yang dilansir pascapemungutan suara Pilgub DKI Jakarta putaran kedua.
"Kita kadang-kadang percaya dengan riset, tapi kadang tidak percaya dengan riset. Kalau riset itu kursi (kursi DPR) boleh kita ramaikan, sebenarnya kita lagi ngeributin sesuatu yang kosong," tandasnya.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, hingga saat ini tidak ada hal yang perlu dirisaukan terkait hubungan Partai Gerindra dengan PDIP. Karena, kedua partai politik tersebut bekerja bersama memenangkan Jokowi-Ahok.
"Permasalahan ini menurut kami tidak perlu dirisaukan. Karena, PDIP dan Gerindra sama-sama berjuang. Permasalahan baru akan muncul ketika di antara salah satunya merasa bekerja lebih maksimal," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/9/2012).
Dia mengungkapkan, sebagai parpol pengusung, maka pihaknya berkewajiban untuk mengawal pemerintahan agar warga Jakarta bisa merasakan apa yang selama ini dijanjikan oleh Jokowi-Ahok.
Dia juga menegaskan tidak terlalu percaya terhadap hasil riset sejumlah lembaga survei yang dilansir pascapemungutan suara Pilgub DKI Jakarta putaran kedua.
"Kita kadang-kadang percaya dengan riset, tapi kadang tidak percaya dengan riset. Kalau riset itu kursi (kursi DPR) boleh kita ramaikan, sebenarnya kita lagi ngeributin sesuatu yang kosong," tandasnya.
(lil)