Ray: TK hanya takut hadapi Pemilu 2014
A
A
A
Sindonews.com - Lontaran Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperppu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Taufik Kiemas meragukan koalisi partainya dan Partai Gerindra, dianggap sebagai tanda ketakutan bagi dirinya untuk memasuki Pemilihan Umum (pemilu) 2014 mendatang.
Menurut Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, politikus senior PDIP itu beranggapan jika Gerindra masih akan berharap tetap akan berkoalisi dengan PDIP meskipun dari hasil survei nama Prabowo berada di atas. Hal tersebutlah yang kemudian membuat Taufik merasa cemas dengan keadaan koalisi kedua partai tersebut pada 2014 mendatang.
"Bisa saja Taufik Kiemas berbicara seperti itu karena mengira pada 2014, PDIP dan Gerindra masih bakal bersatu. Pernyataan dia itu kesel saja dan hanya sementara saja," kata Ray saat dihubungi sindonews, Selasa (25/9/2012).
Ray beranggapan, Gerindra belum tentu akan merasa sakit hati dengan pernyataan tersebut. Namun, bisa saja pernyataan tersebut kemudian menjadi alasan bagi partai besutan Prabowo Subianto itu untuk melakukan koalisi dengan partai-partai lainnya.
Politik di Indonesia masih bersifat liberal dan tidak ada yang haram bagi mereka. Itu tidak bisa dikatakan sebagai keretakan karena semuanya bisa berubah.
"Bisa saja Gerindra koalisi dengan partai demokrat. Politik di Indonesia itu liberal dan tidak ada kawan abadi," jelasnya.
Selain itu, Ray juga mengatakan, koalisi itu belum tentu akan bertahan abadi. Pasalnya, koalisi yang ada saat ini hanya sebatas sebagai upaya pemenangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"PDIP belum tentu bersatu dengan Gerindra. Kedepan belum tentu bisa bersatu, ini hanya di DKI saja. Belum tentu bersatu tapi bisa juga mereka bersatu. Tidak ada politik yang idelogis dan semua hanya pragmatis," tegasnya.
Menurut Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, politikus senior PDIP itu beranggapan jika Gerindra masih akan berharap tetap akan berkoalisi dengan PDIP meskipun dari hasil survei nama Prabowo berada di atas. Hal tersebutlah yang kemudian membuat Taufik merasa cemas dengan keadaan koalisi kedua partai tersebut pada 2014 mendatang.
"Bisa saja Taufik Kiemas berbicara seperti itu karena mengira pada 2014, PDIP dan Gerindra masih bakal bersatu. Pernyataan dia itu kesel saja dan hanya sementara saja," kata Ray saat dihubungi sindonews, Selasa (25/9/2012).
Ray beranggapan, Gerindra belum tentu akan merasa sakit hati dengan pernyataan tersebut. Namun, bisa saja pernyataan tersebut kemudian menjadi alasan bagi partai besutan Prabowo Subianto itu untuk melakukan koalisi dengan partai-partai lainnya.
Politik di Indonesia masih bersifat liberal dan tidak ada yang haram bagi mereka. Itu tidak bisa dikatakan sebagai keretakan karena semuanya bisa berubah.
"Bisa saja Gerindra koalisi dengan partai demokrat. Politik di Indonesia itu liberal dan tidak ada kawan abadi," jelasnya.
Selain itu, Ray juga mengatakan, koalisi itu belum tentu akan bertahan abadi. Pasalnya, koalisi yang ada saat ini hanya sebatas sebagai upaya pemenangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"PDIP belum tentu bersatu dengan Gerindra. Kedepan belum tentu bisa bersatu, ini hanya di DKI saja. Belum tentu bersatu tapi bisa juga mereka bersatu. Tidak ada politik yang idelogis dan semua hanya pragmatis," tegasnya.
(mhd)