Kapal Trans 1000 Segera Beroperasi, ke Pulau Seribu Makin Nyaman
A
A
A
JAKARTA - Ada kabar gembira bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin berkunjung ke Kepulauan Seribu. Akses menuju gugusan pulau tersebut akan semakin mudah dan cepat. Sebuah kapal yang diberi nama KMP Trans 1000 TW-01 akan beroperasi pada Maret mendatang.
Kapal mewah berkapasitas ratusan penumpang dan dioperasikan PT Trans 1000 ini melayani rute dari Dermaga Kali Adem menuju Pulau Kelapa, Pramuka, Panggang, Tidung, Untung Jawa, hingga Pulau terjauh dekat Lampung, yakni Pulau Sebira.
Pengoperasian kapal ini merupakan bagian dari revitalisasi angkutan penumpang. Ke depan kapal ini secara bertahap akan menggantikan sejumlah kapal kayu yang biasa beroperasi di kawasan Dermaga Kali Adem, Penjaringan, Jakarta Utara. “Sejatinya keberadaan kapal ini akan menjawab masalah keselamatan angkutan penumpang,” kata Dirut PT Trans 1000 Jakarta Nana Suryana kemarin.
Pria yang juga sebagai konseptor Trans 1000 ini mengaku telah menyiapkan inovasi ini sejak beberapa tahun lalu. Dia merasa terpanggil setelah melihat banyaknya kejadian, termasuk kebakaran KM Zahro Express yang terjadi awal 2017, yang berakibat ratusan penumpang tewas terbakar dan tenggelam.
Menurut dia, Kapal Trans 1000 ini berbeda dengan kapal penumpang kayu. Kapal ini cukup mewah layaknya pesawat terbang. Memiliki dua kabin dengan kapasitas ratusan penumpang. Kapal ini juga memiliki tempat duduk jauh lebih nyaman dengan tiga kursi di setiap sisinya. Tiap kursi memiliki meja kecil untuk makan, sementara di atas kapal terdapat bagasi yang mampu menyimpan tas penumpang seperti di kereta maupun pesawat.
Kapal ini juga memiliki tempat duduk yang lebih renggang sehingga dengkul penumpang tidak akan terpentok dengan kursi di depannya. “Juga memiliki dua akses pintu sehingga memudahkan evakuasi bila terjadi kecelakaan saat dalam perjalanan. Pada pintu bagian depan, terdapat dek yang bisa dinikmati selama perjalanan. Ada juga dua TV LED di kursi bawah menjadi tontonan selama perjalanan,” ungkap Nana.
Hal menarik lainnya yaitu pendingin udara. Pada kapal cepat di kawasan Marina-Ancol, pendingin udara menempel di pintu keluar. Namun, pada Trans 1000 pendingin udara berada di atas tiap penumpang layaknya pesawat, temperatur udara bisa diatur sesuai kebutuhan.
Di bagian atas, penumpang bisa menikmati perjalanan menggunakan tiga anak tangga yang berada di depan dan belakang kapal. Di bagian atas ini, kapal terlihat cukup nyaman dan terbuka. Angin sepoi-sepoi akan terasa selama perjalanan berlangsung. Di sini pula terdapat dua tempat duduk saling berhadapan dengan kapasitas enam orang.
Tempat ini berada tepat di belakang kemudi kapten sehingga cara mengemudi bisa terlihat. Selain itu, ada pula rumput sintetis yang bisa dijadikan tempat bersantai. “Kami juga menyiapkan pelampung sesuai jumlah penumpang. Selain itu, ada pula drum yang digunakan ketika kapal trouble dan menjadi tanda evakuasi,” ucapnya.
Nana mengaku telah bekerja sama dengan Bank DKI untuk penentuan tarif menggunakan uang elektronik. Penumpang seperti PNS, polisi, TNI, dan warga pulau akan diberi potongan harga. Penumpang umum membayar dengan harga Rp76.000 sekali berangkat.
Nana melanjutkan, keberadaan kapal ini tidak akan mengganggu keberadaan kapal lain karena ini merupakan proses meremajakan yang akan dilakukan secara bertahap. “Pemilik kapal kayu tidak akan kehilangan penghasilan. Justru kami membantu menambah penghasilan mereka, kapal mereka akan kami sewa Rp35 juta per bulan untuk menjadi kapal kargo,” jaminnya.
Staf Khusus Kesekretariatan & Publikasi PT Trans 1000 Jakarta Nanda Putri Oktaviani menambahkan, Kapal Trans 1000 sudah siap diberangkatkan dari Tanjung Benoa, Bali, sambil menunggu hasil koordinasi dengan dinas terkait di Jakarta. “Perizinan sudah oke. Surat ini menjadi pedoman aturan utama untuk memulai kegiatan operasional pelayaran,” ucapnya.
Salah seorang kapten kapal di lingkungan transportasi Kepulauan Seribu, Capt Amin menyebut Kapal Trans 1000 jauh lebih keren. selain memiliki GPS yang lebih canggih, kapal memiliki enam mesin. “Kalau dihidupkan enam-enamnya bisa memangkas perjalanan setengah perjalanan. Misalnya yang tadinya 6 jam hanya 2-3 jam saja,” ucapnya.
Nantinya, kata Amin, kapal ini akan mengakut penumpang dari Kali Adem saat pagi hari dan mengangkut penumpang dari Kepulauan Seribu menuju Jakarta pada sore hari.
Meski demikian, pengamat transportasi dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menyebut peremajaan kapal yang dilakukan di kawasan Kali Adem sangat terlambat. Seharusnya sudah dilakukan lima tahun lalu. “Tapi saya menyambut baik. Daripada tidak sama sekali. Swasta harus terlibat bila pada akhirnya pemda tak mampu,” ucapnya.
Dengan peremajaan ini Nirwono berharap wisatawan menuju Kepulauan Seribu akan lebih banyak lantaran keselamatan terjaga. “Pada akhirnya yang diuntungkan adalah Pemda DKI. Karena kita tahu wisata Pulau Seribu menjadi penggerak ekonomi warga,” ujarnya. (Yan Yusuf)
Kapal mewah berkapasitas ratusan penumpang dan dioperasikan PT Trans 1000 ini melayani rute dari Dermaga Kali Adem menuju Pulau Kelapa, Pramuka, Panggang, Tidung, Untung Jawa, hingga Pulau terjauh dekat Lampung, yakni Pulau Sebira.
Pengoperasian kapal ini merupakan bagian dari revitalisasi angkutan penumpang. Ke depan kapal ini secara bertahap akan menggantikan sejumlah kapal kayu yang biasa beroperasi di kawasan Dermaga Kali Adem, Penjaringan, Jakarta Utara. “Sejatinya keberadaan kapal ini akan menjawab masalah keselamatan angkutan penumpang,” kata Dirut PT Trans 1000 Jakarta Nana Suryana kemarin.
Pria yang juga sebagai konseptor Trans 1000 ini mengaku telah menyiapkan inovasi ini sejak beberapa tahun lalu. Dia merasa terpanggil setelah melihat banyaknya kejadian, termasuk kebakaran KM Zahro Express yang terjadi awal 2017, yang berakibat ratusan penumpang tewas terbakar dan tenggelam.
Menurut dia, Kapal Trans 1000 ini berbeda dengan kapal penumpang kayu. Kapal ini cukup mewah layaknya pesawat terbang. Memiliki dua kabin dengan kapasitas ratusan penumpang. Kapal ini juga memiliki tempat duduk jauh lebih nyaman dengan tiga kursi di setiap sisinya. Tiap kursi memiliki meja kecil untuk makan, sementara di atas kapal terdapat bagasi yang mampu menyimpan tas penumpang seperti di kereta maupun pesawat.
Kapal ini juga memiliki tempat duduk yang lebih renggang sehingga dengkul penumpang tidak akan terpentok dengan kursi di depannya. “Juga memiliki dua akses pintu sehingga memudahkan evakuasi bila terjadi kecelakaan saat dalam perjalanan. Pada pintu bagian depan, terdapat dek yang bisa dinikmati selama perjalanan. Ada juga dua TV LED di kursi bawah menjadi tontonan selama perjalanan,” ungkap Nana.
Hal menarik lainnya yaitu pendingin udara. Pada kapal cepat di kawasan Marina-Ancol, pendingin udara menempel di pintu keluar. Namun, pada Trans 1000 pendingin udara berada di atas tiap penumpang layaknya pesawat, temperatur udara bisa diatur sesuai kebutuhan.
Di bagian atas, penumpang bisa menikmati perjalanan menggunakan tiga anak tangga yang berada di depan dan belakang kapal. Di bagian atas ini, kapal terlihat cukup nyaman dan terbuka. Angin sepoi-sepoi akan terasa selama perjalanan berlangsung. Di sini pula terdapat dua tempat duduk saling berhadapan dengan kapasitas enam orang.
Tempat ini berada tepat di belakang kemudi kapten sehingga cara mengemudi bisa terlihat. Selain itu, ada pula rumput sintetis yang bisa dijadikan tempat bersantai. “Kami juga menyiapkan pelampung sesuai jumlah penumpang. Selain itu, ada pula drum yang digunakan ketika kapal trouble dan menjadi tanda evakuasi,” ucapnya.
Nana mengaku telah bekerja sama dengan Bank DKI untuk penentuan tarif menggunakan uang elektronik. Penumpang seperti PNS, polisi, TNI, dan warga pulau akan diberi potongan harga. Penumpang umum membayar dengan harga Rp76.000 sekali berangkat.
Nana melanjutkan, keberadaan kapal ini tidak akan mengganggu keberadaan kapal lain karena ini merupakan proses meremajakan yang akan dilakukan secara bertahap. “Pemilik kapal kayu tidak akan kehilangan penghasilan. Justru kami membantu menambah penghasilan mereka, kapal mereka akan kami sewa Rp35 juta per bulan untuk menjadi kapal kargo,” jaminnya.
Staf Khusus Kesekretariatan & Publikasi PT Trans 1000 Jakarta Nanda Putri Oktaviani menambahkan, Kapal Trans 1000 sudah siap diberangkatkan dari Tanjung Benoa, Bali, sambil menunggu hasil koordinasi dengan dinas terkait di Jakarta. “Perizinan sudah oke. Surat ini menjadi pedoman aturan utama untuk memulai kegiatan operasional pelayaran,” ucapnya.
Salah seorang kapten kapal di lingkungan transportasi Kepulauan Seribu, Capt Amin menyebut Kapal Trans 1000 jauh lebih keren. selain memiliki GPS yang lebih canggih, kapal memiliki enam mesin. “Kalau dihidupkan enam-enamnya bisa memangkas perjalanan setengah perjalanan. Misalnya yang tadinya 6 jam hanya 2-3 jam saja,” ucapnya.
Nantinya, kata Amin, kapal ini akan mengakut penumpang dari Kali Adem saat pagi hari dan mengangkut penumpang dari Kepulauan Seribu menuju Jakarta pada sore hari.
Meski demikian, pengamat transportasi dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menyebut peremajaan kapal yang dilakukan di kawasan Kali Adem sangat terlambat. Seharusnya sudah dilakukan lima tahun lalu. “Tapi saya menyambut baik. Daripada tidak sama sekali. Swasta harus terlibat bila pada akhirnya pemda tak mampu,” ucapnya.
Dengan peremajaan ini Nirwono berharap wisatawan menuju Kepulauan Seribu akan lebih banyak lantaran keselamatan terjaga. “Pada akhirnya yang diuntungkan adalah Pemda DKI. Karena kita tahu wisata Pulau Seribu menjadi penggerak ekonomi warga,” ujarnya. (Yan Yusuf)
(ysw)