HT Lebih Mudah Informasikan Antisipasi Banjir Daripada Toa
A
A
A
JAKARTA - Warga langganan banjir luapan kali Ciliwung, Bidara Cina, Jakarta Timur tidak setuju dengan alat peringatan dini banjir atau Disaster Warning System (DWS).
Pembelian alat DWS berupa toa yang berfungsi sebagai alarm peringatan dini banjir dengan harga fantastis mencapai Rp14 miliar terkesan pemborosan.
Ketua RW07 Mamat Sahroni meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih cermat dalam penggunaan anggaran. Sebab, pemasangan DWS bukan menyelesaikan akar persoalan banjir di Jakarta.
"Menolak sih enggak kita cuma warga, tapi menurut saya itu buang-buang anggaran karena DWS di Pos RW 07 saja enggak berguna," kata Mamat di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (22/1/2020).
Pengalaman warga sama sekali belum pernah merasakan manfaat kehadiran alat peringatan dini banjir tersebut yang notabene pemberian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI. Sudah empat tahun DWS terpasang di Pos RW07 belum pernah empat alat yang terpasang di tiang berbunyi guna memberikan peringatan dini.
"Usul saya beli HT (handy talky) untuk evakuasi warga agar prosesnya lebih mudah. Karena setiap banjir masalah evakuasi sangat sulit," ujar Mamat.
Menurut dia, evakuasi lebih mudah karena masing-masing ketua RT dapat berkoordinasi lewat HT mengabarkan tinggi air. "Ketinggian air di masing-masing wilayah RT berbeda tergantung kontur permukaan tempat warganya tinggal," katanya.
Pembelian alat DWS berupa toa yang berfungsi sebagai alarm peringatan dini banjir dengan harga fantastis mencapai Rp14 miliar terkesan pemborosan.
Ketua RW07 Mamat Sahroni meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih cermat dalam penggunaan anggaran. Sebab, pemasangan DWS bukan menyelesaikan akar persoalan banjir di Jakarta.
"Menolak sih enggak kita cuma warga, tapi menurut saya itu buang-buang anggaran karena DWS di Pos RW 07 saja enggak berguna," kata Mamat di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (22/1/2020).
Pengalaman warga sama sekali belum pernah merasakan manfaat kehadiran alat peringatan dini banjir tersebut yang notabene pemberian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI. Sudah empat tahun DWS terpasang di Pos RW07 belum pernah empat alat yang terpasang di tiang berbunyi guna memberikan peringatan dini.
"Usul saya beli HT (handy talky) untuk evakuasi warga agar prosesnya lebih mudah. Karena setiap banjir masalah evakuasi sangat sulit," ujar Mamat.
Menurut dia, evakuasi lebih mudah karena masing-masing ketua RT dapat berkoordinasi lewat HT mengabarkan tinggi air. "Ketinggian air di masing-masing wilayah RT berbeda tergantung kontur permukaan tempat warganya tinggal," katanya.
(jon)