Polisi Bekuk Kawanan Perampok Minimarket di Tangsel
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Empat pelaku perampokan minimarket dan bobol ATM jaringan Palembang, dibekuk petugas gabungan dari Polres Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Empat pelaku itu adalah Irvan Efendi alias Panjul, Riyan Ardiansyah alias Bogel, Alan Mustika, dan Ronald.
Dalam menjalankan aksinya, kawanan ini termasuk lihai. Dalam tempo 2 bulan, mereka bisa menjebol 7 minimarket.
Jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat perampokan ini pun cukup besar. Mencapai kurang dari Rp1 miliar. Ironisnya, sebanyak 50 persen hasil perampokan itu digunakan untuk menyantuni anak yatim dan janda-janda tua.
Namun, tidak ingin disebut legenda Inggris Robinhood dan Jakarta si Pitung, perampok spesialis minimarket pinggiran kota ini mengaku, terdesak oleh kebutuhan ekonomi.
Nahas dialami Riyan alias Bogel, karena nekat melakukan perlawanan dan melarikan diri, polisi terpaksa melepaskan timah panas ke betis kirinya hingga menembus tulang. Alhasil, Bogel pun pincang disisa hidupnya.
Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Irawan mengatakan, aksi kawanan pelaku ini berawal dari pembobolan ATM di minimarket wilayah Pondok Kacang, Kecamatan Pondok Aren, pada akhir 2019.
"Pembobolan ATM, awalnya dari TKP di Pondok Aren, kejadiannya di wilayah Pondok Kacang. Jadi, tersangkanya ada 4 orang. Setelah ditelusuri ada tujuh laporan kepolisian," kata Ferdy, Senin 20 Januari 2020.
Dalam seminggu, sambung Ferdy, kawanan perampok ini bisa membobol satu minimarket di wilayah Pondok Aren 1, Ciputat 3, Setu 1, Pamulang 1 dan Serpong 1.
"Jadi, saat pembobolan ATM di Pondok Aren, saksi langsung membuat laporan dan dilakukan olah TKP. Hasil dari penyisiran, ditemukan tas berisi uang. Ternyata, ada satu pelaku yang sedang bersembunyi," jelasnya.
Pelaku itu adalah Alan. Dari Alan inilah, tiga pelaku lainnya berhasil dibekuk. Saat dilakukan penelusuran, Alan ternyata otak kawanan ini. Dia yang berperan merancang perampokan untuk santunan anak yatim.
Kasat Reskrim Polres Tangsel AKP Muharam Wibisono menambahkan, nilai kerugian perampokan itu kurang dari Rp1 miliar. Satu minimarket, mereka menggasak Rp600 juta.
"Nilai kerugian totalnya Rp600 juta di lokasi terakhir. Kalau totalnya, berkisar antara Rp600-800 juta. Kurang dari Rp1 miliar. Tidak hanya uang di ATM, rokok dan barang berharga lainnya juga diambil," sambungnya.
Dilanjutkan Muharam, dalam aksinya para pelaku mengincar minimarket yang berada di kawasan perbatasan dan yang sepi. Sehingga, mereka bisa leluasa memanjat dinding dan menjebol atap, bahkan tembok.
"Mereka sudah melakukan 7 kali, hampir setiap minggu, pada 2019. Caranya dengan membobol dan menjebol tembok. Kita juga mengamankan tali yang digunakan pelaku untuk memanjat tembok belakang," jelasnya.
Sementara itu, Alan Mustika mengaku, saat ini dirinya bekerja sebagai montir disebuah bengkel. Dia menjebol ATM dan merampok minimarket yang kosong, karena ekonominya.
"Setiap kali merampok, sebanyak 50 persen hasil rampokan, selalu saya berikan kepada anak-anak yatim. Setiap satu anak saya beri Rp40 ribu. Totalnya ada 50 anak. Janda miskin juga saya santuni," sambung Alan.
Meski demikian, pihak kepolisian tidak ambil pusing. Jalan amal yang digunakan oleh Alan Cs, sangat tidak terpuji. Karena berasal dari uang hasil rampokan di dalam minimarket.
Atas perbuatannya, kawanan ini dijerat Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan. Ancaman hukumannya sendiri mencapai 7 tahun penjara. Saat ini, Alan Cs dikurung di ruang tahanan Polres Tangsel.
Dalam menjalankan aksinya, kawanan ini termasuk lihai. Dalam tempo 2 bulan, mereka bisa menjebol 7 minimarket.
Jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat perampokan ini pun cukup besar. Mencapai kurang dari Rp1 miliar. Ironisnya, sebanyak 50 persen hasil perampokan itu digunakan untuk menyantuni anak yatim dan janda-janda tua.
Namun, tidak ingin disebut legenda Inggris Robinhood dan Jakarta si Pitung, perampok spesialis minimarket pinggiran kota ini mengaku, terdesak oleh kebutuhan ekonomi.
Nahas dialami Riyan alias Bogel, karena nekat melakukan perlawanan dan melarikan diri, polisi terpaksa melepaskan timah panas ke betis kirinya hingga menembus tulang. Alhasil, Bogel pun pincang disisa hidupnya.
Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Irawan mengatakan, aksi kawanan pelaku ini berawal dari pembobolan ATM di minimarket wilayah Pondok Kacang, Kecamatan Pondok Aren, pada akhir 2019.
"Pembobolan ATM, awalnya dari TKP di Pondok Aren, kejadiannya di wilayah Pondok Kacang. Jadi, tersangkanya ada 4 orang. Setelah ditelusuri ada tujuh laporan kepolisian," kata Ferdy, Senin 20 Januari 2020.
Dalam seminggu, sambung Ferdy, kawanan perampok ini bisa membobol satu minimarket di wilayah Pondok Aren 1, Ciputat 3, Setu 1, Pamulang 1 dan Serpong 1.
"Jadi, saat pembobolan ATM di Pondok Aren, saksi langsung membuat laporan dan dilakukan olah TKP. Hasil dari penyisiran, ditemukan tas berisi uang. Ternyata, ada satu pelaku yang sedang bersembunyi," jelasnya.
Pelaku itu adalah Alan. Dari Alan inilah, tiga pelaku lainnya berhasil dibekuk. Saat dilakukan penelusuran, Alan ternyata otak kawanan ini. Dia yang berperan merancang perampokan untuk santunan anak yatim.
Kasat Reskrim Polres Tangsel AKP Muharam Wibisono menambahkan, nilai kerugian perampokan itu kurang dari Rp1 miliar. Satu minimarket, mereka menggasak Rp600 juta.
"Nilai kerugian totalnya Rp600 juta di lokasi terakhir. Kalau totalnya, berkisar antara Rp600-800 juta. Kurang dari Rp1 miliar. Tidak hanya uang di ATM, rokok dan barang berharga lainnya juga diambil," sambungnya.
Dilanjutkan Muharam, dalam aksinya para pelaku mengincar minimarket yang berada di kawasan perbatasan dan yang sepi. Sehingga, mereka bisa leluasa memanjat dinding dan menjebol atap, bahkan tembok.
"Mereka sudah melakukan 7 kali, hampir setiap minggu, pada 2019. Caranya dengan membobol dan menjebol tembok. Kita juga mengamankan tali yang digunakan pelaku untuk memanjat tembok belakang," jelasnya.
Sementara itu, Alan Mustika mengaku, saat ini dirinya bekerja sebagai montir disebuah bengkel. Dia menjebol ATM dan merampok minimarket yang kosong, karena ekonominya.
"Setiap kali merampok, sebanyak 50 persen hasil rampokan, selalu saya berikan kepada anak-anak yatim. Setiap satu anak saya beri Rp40 ribu. Totalnya ada 50 anak. Janda miskin juga saya santuni," sambung Alan.
Meski demikian, pihak kepolisian tidak ambil pusing. Jalan amal yang digunakan oleh Alan Cs, sangat tidak terpuji. Karena berasal dari uang hasil rampokan di dalam minimarket.
Atas perbuatannya, kawanan ini dijerat Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan. Ancaman hukumannya sendiri mencapai 7 tahun penjara. Saat ini, Alan Cs dikurung di ruang tahanan Polres Tangsel.
(mhd)