Kementerian ESDM Sebut Potensi Longsor di Bogor Masih Tinggi

Kamis, 16 Januari 2020 - 16:31 WIB
Kementerian ESDM Sebut Potensi Longsor di Bogor Masih Tinggi
Kementerian ESDM Sebut Potensi Longsor di Bogor Masih Tinggi
A A A
BOGOR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor diminta untuk mengantisipasi potensi longsor susulan akibat pergerakan tanah. Hal itu mengingat curah hujan yang masih tinggi di wilayah tersebut. Peringatan itu disampaikan oleh Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM).

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kasbani menyebutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan gerakan tanah tahap pertama di Kabupaten Bogor, khususnya di Kecamatan Sukajaya secara umum longsor terjadi karena interaksi kondisi geologi dan dipicu oleh curah hujan yang tinggi.

"Mekanisme terjadinya gerakan tanah dikontrol oleh interaksi kondisi geologi dengan sifat tanah pelapukan yang porous dan mudah luruh jika terkena air, kemiringan lereng yang terjal sampai sangat terjal dan beberapa tempat hampir tegak," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/01/2020).

Selain itu, ditambah curah hujan tinggi yang mencapai 301,6 mm mengakibatkan peresapan air menjadi sangat cepat ke dalam tanah sehingga terjadi perubahan tekanan air pori dan berkurangnya kestabilan lereng.

"Peresapan air ini membentuk bidang lemah pada kontak dengan batuan di bawahnya yang lebih segar atau batuan dasar yang kedap air," katanya.

Tak hanya itu, dengan kondisi tersebut ditambah dengan kemiringan yang terjal sampai sangat terjal, mengakibatkan tanah mudah untuk bergerak ke luar lereng dengan bidang gelincir pada kontak dengan batuan dasar yang kedap air yang telah jenuh air.

"Misalnya di kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Sukajaya, Kabupaten Bogor, material longsoran yang bergerak ke luar lereng melanda permukiman yang berada pada lembah di bawahnya. Longsoran-longsoran pada lereng yang telah bercampur dengan aliran air permukaan kemudian mengalir melalui alur-alur atau anak sungai yang bermuara di Sungai Cidurian," tuturnya.

Maka dari itu, banyaknya aliran material longsoran yang bercampur dengan air hingga bermuara di Sungai Cidurian mengakibatkan sungai ini meluap dengan membawa material longsoran dan hasil erosi sepanjang alirannya.

"Aliran bahan rombakan ini merusak rumah dan bangunan lainnya di sepanjang aliran sungai," tukasnya.

Terkait dengan itu, karena kondisi cuaca dengan curah hujan yang berpotensi masih cukup tinggi hingga beberapa bulan kedepan, pihaknya merekomendasikan secara teknis agar penduduk yang bermukim dibawah longsoran, sebaiknya mengungsi ke tempat yang aman dari ancaman longsor.

"Kemudian segera dilakukan normalisasi jalan dan pembersihan material longsoran. Aktivitas agar dilakukan dengan senantiasa memperhatikan keadaan cuaca dan keselamatan, jika turun hujan agar segera dihentikan," katanya.

Kemudian, menurutnya, pada saat hujan potensi longsoran susulan masih tinggi sehingga antrian kendaraan dibawah material dan sktivitas pembukaan jalan agar dihindari.

"Hindari aktivitas pada alur sungai dan alur sungai musiman. Diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat dan setelah turun hujan," jelasnya.

Selain itu, tim Tanggap Darurat Bencana juga harus memantau perkembangan retakan di sekitar permukiman dan retakan segera ditutup agar longsoran tidak berkembang dan air tidak masuk kedalam retakan.

"Agar mengikuti arahan yang disampaikan dari Penanggung Jawab (IC) pada saat tanggap darurat. Untuk menghindari jatuhnya korban jiwa direkomendasikan untuk merelokasi rumah-rumah yang terancam akibat letaknya yang sudah terlalu dekat dengan lereng," ujarnya.

Selain, itu tidak mengembangkan permukiman mendekat ke arah lereng terjal pada jalur air. Juga melakukan pelandaian atau perkuatan lereng yang dilengkapi buffer area antara lereng dengan badan jalan.

"Penting juga melestarikan tanaman atau pohon-pohon yang berakar kuat dan dalam pada lereng guna menjaga kestabilan lereng dan mencegah erosi permukaan," ungkapnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5490 seconds (0.1#10.140)