Bogor Dikepung Bencana, Wakil Bupati Perintahkan Tertibkan Bangunan di Kawasan Wisata
loading...
A
A
A
BOGOR - Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan meminta jajarannya untuk kembali menggelar operasi penertiban bangunan liar yang berdiri di lahan konservasi, khususnya di kawasan wisata.
“Iya banyaknya bencana kemarin diduga akibat maraknya alih fungsi lahan dari konservasi ke wisata dan industri. Maka dari itu
saya minta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Satpol PP untuk kembali melakukan operasi dan evaluasi terhadap bangunan yang berdiri di tebingan,” kata Iwan di Bogor, Rabu (23/9/2020).
Ia menuturkan, bangunan yang berdiri di area konservasi itu diduga tak ramah lingkungan yang saat hujan turun terjadi longsor. Dia juga menduga, banyak pengusaha yang mengeksploitasi alam hanya untuk memanfaatkan keindahannya, tanpa memikirkan dampak negatif. ( )
“Makanya, ini harus dievaluasi oleh bidang tata ruang dinas pupr dan satpol pp untuk memeriksanya. Karena tidak hanya merusak lingkungan, tapi juga membahayakan wisatawan. Karena banyak bangunan yang tidak berizin juga,” tegasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Budi Pranowo menyebutkan, akibat curah hujan tinggi pada Senin 21 September 2020 petang, di wilayahnya tercatat ada 39 bencana yang tersebar di seluruh kecamatan.
“Berdasarkan hasil assestment di lapangan hingga pukul 11.30 WIBini. Hujan lebat yang terjadi kemarin mengakibatkan39 bencana tersebar di 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor," ungkap Budi.
Menurutnya jika dikategorikan, ada tiga jenis bencana atau peristiwa yang terjadi pada Senin 21 September 2020 petang, pertama yaitu longsor ada 21 kejadian, banjir 9 kejadian dan angin kencang 7 kejadian.
“39 bencana itu terjadi di 31 desa yang tersebar di 12 kecamatan. Namun yang paling parah adalah kejadian banjir yang diakibatkan luapan sungai Cianten di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan,” katanya.
Banjir akibat melupnya Sungai Ciantenitu menghancurkan sebuah jembatan dan sejumlah tambak ikan milik warga. Sedangkan untuk bencana longsor paling paraha terjadi di Desa Pancawati, Kecamatan Caringin. ( )
Kejadian longsor di Pancawati, Caringin itu, selain sempat menutup akses jalan, juga sempat menyeret sejumlah pejalan kaki. “Alhamdulillah dari semua kejadian itu, tak ada korban jiwa. Hanya beberapa kejadian saja yang membuat rumah, jalan, dan jembatan mengalami kerusakan,” pungkasnya.
“Iya banyaknya bencana kemarin diduga akibat maraknya alih fungsi lahan dari konservasi ke wisata dan industri. Maka dari itu
saya minta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Satpol PP untuk kembali melakukan operasi dan evaluasi terhadap bangunan yang berdiri di tebingan,” kata Iwan di Bogor, Rabu (23/9/2020).
Ia menuturkan, bangunan yang berdiri di area konservasi itu diduga tak ramah lingkungan yang saat hujan turun terjadi longsor. Dia juga menduga, banyak pengusaha yang mengeksploitasi alam hanya untuk memanfaatkan keindahannya, tanpa memikirkan dampak negatif. ( )
“Makanya, ini harus dievaluasi oleh bidang tata ruang dinas pupr dan satpol pp untuk memeriksanya. Karena tidak hanya merusak lingkungan, tapi juga membahayakan wisatawan. Karena banyak bangunan yang tidak berizin juga,” tegasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Budi Pranowo menyebutkan, akibat curah hujan tinggi pada Senin 21 September 2020 petang, di wilayahnya tercatat ada 39 bencana yang tersebar di seluruh kecamatan.
“Berdasarkan hasil assestment di lapangan hingga pukul 11.30 WIBini. Hujan lebat yang terjadi kemarin mengakibatkan39 bencana tersebar di 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor," ungkap Budi.
Menurutnya jika dikategorikan, ada tiga jenis bencana atau peristiwa yang terjadi pada Senin 21 September 2020 petang, pertama yaitu longsor ada 21 kejadian, banjir 9 kejadian dan angin kencang 7 kejadian.
“39 bencana itu terjadi di 31 desa yang tersebar di 12 kecamatan. Namun yang paling parah adalah kejadian banjir yang diakibatkan luapan sungai Cianten di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan,” katanya.
Banjir akibat melupnya Sungai Ciantenitu menghancurkan sebuah jembatan dan sejumlah tambak ikan milik warga. Sedangkan untuk bencana longsor paling paraha terjadi di Desa Pancawati, Kecamatan Caringin. ( )
Kejadian longsor di Pancawati, Caringin itu, selain sempat menutup akses jalan, juga sempat menyeret sejumlah pejalan kaki. “Alhamdulillah dari semua kejadian itu, tak ada korban jiwa. Hanya beberapa kejadian saja yang membuat rumah, jalan, dan jembatan mengalami kerusakan,” pungkasnya.