Satu Desa Masih Terisolir, Tim Tanggap Darurat Maksimalkan Helikopter ke Sukajaya
A
A
A
BOGOR - Dua pekan pascabencana banjir bandang dan longsor, Tim Tanggap Darurat Bencana terus berupaya membuka akses desa yang terisolir di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Selasa (14/1/2020).
Dari 11 desa yang terisolir saat ini tinggal satu desa lagi yang membutuhkan kerja ekstra dalam membuka jalur untuk distribusi logistik. "Upaya penanggulangan bencana di hari ke-13 semakin membuahkan hasil. Dari beberapa titik bencana longsor khususnya di Sukajaya yang berdampak pada lokasi cukup parah yakni antara lembah dan perbukitan Gunung Halimun," ujar Dandim 0621/Kabupaten Bogor Letkol Inf Harry Eko Sutrisno, Selasa (14/1/2020).
Selaku Incident Commander Tanggap Darurat Kabupaten Bogor, menurut dia, diperlukan sinergitas dalam penanganan bencana ini. Hanya Desa Cileuksa yang belum bisa ditembus kendaraan roda dua maupun roda empat. "Mengingat Cileuksa merupakan desa yang paling jauh dekat kaki Gunung Halimun, kalaupun harus melalui jalur darurat kita harus berputar melalui Desa Cipanas, Kecamatan Jasinga yang memerlukan waktu hampir 6 jam. Itu pun pakai motor," ungkpanya.
Maka itu, dalam mendistribusikan logistik maupun bantuan yang terus mengalir dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta serta elemen masyarakat lain, pihaknya memaksimalkan alat transportasi udara yakni tiga helikopter dari TNI AU, BNPB, dan PMI. (Baca juga: Pemkab Bogor Siapkan Pemukiman Baru bagi Warga Korban Longsor di Sukajaya)
"Prioritas hari ini pengiriman (logistik) maupun bantuan medis kita optimalkan melalui helikopter sebanyak empat kali untuk kampung terpencil di Kampung Cihear, Cijarian (Desa Cileuksa), serta Kampung Sarongge (Desa Cisarua)," kata Harry.
Kebutuhan saat ini yang diperlukan adalah sembako di antaranya beras, minyak goreng, garam, susu bayi, dan ikan asin. "Untuk penerangan di lokasi masih memerlukan genset khususnya RT/RW di Desa Cileuksa yang belum bisa ditembus PLN dalam pemulihan jaringan listrik," ungkapnya.
Berdasarkan rekapitulasi data BNPB mengenai dampak banjir dan longsor, jumlah pengungsi di Sukajaya, Bogor hingga Minggu (12/1/2020) pukul 18.00 WIB mencapai 21.742 jiwa tersebar di 33 titik pengungsian.
Dari 11 desa yang terisolir saat ini tinggal satu desa lagi yang membutuhkan kerja ekstra dalam membuka jalur untuk distribusi logistik. "Upaya penanggulangan bencana di hari ke-13 semakin membuahkan hasil. Dari beberapa titik bencana longsor khususnya di Sukajaya yang berdampak pada lokasi cukup parah yakni antara lembah dan perbukitan Gunung Halimun," ujar Dandim 0621/Kabupaten Bogor Letkol Inf Harry Eko Sutrisno, Selasa (14/1/2020).
Selaku Incident Commander Tanggap Darurat Kabupaten Bogor, menurut dia, diperlukan sinergitas dalam penanganan bencana ini. Hanya Desa Cileuksa yang belum bisa ditembus kendaraan roda dua maupun roda empat. "Mengingat Cileuksa merupakan desa yang paling jauh dekat kaki Gunung Halimun, kalaupun harus melalui jalur darurat kita harus berputar melalui Desa Cipanas, Kecamatan Jasinga yang memerlukan waktu hampir 6 jam. Itu pun pakai motor," ungkpanya.
Maka itu, dalam mendistribusikan logistik maupun bantuan yang terus mengalir dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta serta elemen masyarakat lain, pihaknya memaksimalkan alat transportasi udara yakni tiga helikopter dari TNI AU, BNPB, dan PMI. (Baca juga: Pemkab Bogor Siapkan Pemukiman Baru bagi Warga Korban Longsor di Sukajaya)
"Prioritas hari ini pengiriman (logistik) maupun bantuan medis kita optimalkan melalui helikopter sebanyak empat kali untuk kampung terpencil di Kampung Cihear, Cijarian (Desa Cileuksa), serta Kampung Sarongge (Desa Cisarua)," kata Harry.
Kebutuhan saat ini yang diperlukan adalah sembako di antaranya beras, minyak goreng, garam, susu bayi, dan ikan asin. "Untuk penerangan di lokasi masih memerlukan genset khususnya RT/RW di Desa Cileuksa yang belum bisa ditembus PLN dalam pemulihan jaringan listrik," ungkapnya.
Berdasarkan rekapitulasi data BNPB mengenai dampak banjir dan longsor, jumlah pengungsi di Sukajaya, Bogor hingga Minggu (12/1/2020) pukul 18.00 WIB mencapai 21.742 jiwa tersebar di 33 titik pengungsian.
(jon)