Akses Jalan di Bogor Mulai Terbuka, Pengungsi Butuh Sembako
A
A
A
BOGOR - Hari kelima paska bencana banjir bandang dan tanah longsor, sejumlah akses jalan desa yang terisolir sejak Rabu 1 Januari 2020, khususnya di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor mulai terbuka Senin (6/1/2020) petang.
Di antaranya, akses jalan menuju Desa Cisarua dari Desa Curug Bitung sudah bisa dilintasi setelah satu unit alat berat bechoe dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dikerahkan sejak Minggu 5 Januari 2020 pagi.
Berdasarkan pantauan, hingga pukul 17.30 WIB, puluhan masyarakat dibantu alat berat terus menyingkirkan tumpukan tanah yang menutup jalan utama penghubung antar desa maupun kecamatan. Meski belum efektif dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat secara normal, setidaknya 1.860 warga dari Desa Cisarua dan Malasari yang mengungsi sudah bisa menikmati bantuan logistik (makanan maupun pakaian).
"Iya terhitung mulai hari ini setelah jalan terbuka, bantuan sembako dan pakaian yang selama ini menumpuk di Posko Bencana Polsek Nanggung sudah bisa tersalurkan ke para pengungsi. Yang kita butuhkan saat ini adalah sembako," ujar Eli (45), warga Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Nanggung, Kabupaten Bogor saat ditemui di pos pengungsian bencana longsor Kampung Legok Kiara, Desa Cisarua, Senin (6/1/2020).
Ibu rumah tangga yang menjadi Koordinator Pos Pengungsian bencana longsor itu menyebutkan, para pengungsi sebagian besar berasal dari Desa Malasari.
"Sejak semalam jumlah pengungsi terus bertambah. Yang semula 1.789 jiwa seluruhnya warga Desa Malasari, sekarang bertambah 71 jiwa dari Desa Cisarua. Jadi di Posko Legok Kiara jumlah pengungsi mencapai 1.860 jiwa," terangnya.
Dia menyebutkan akses jalan dari Curug Bitung menuju Desa Cisarua dan Malasari yang tertutup longsor sebanyak 12 titik. "Sampai sekarang baru Desa Cisarua saja yang akses jalannya terbuka. Sedangkan menuju Balai Desa Malasari, baik melalui Curug Bitung -Cisangku maupun melalui Cisarua masih tertutup longsor, artinya masih terisolir, makanya warga Desa Malasari kebanyakan mengungsi ke sini (Desa Cisarua), karena mereka khawatir setiap hari wilayahnya masih terus diguyur hujan," ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin menjelaskan, guna mempercepat proses pemulihan bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di 26 Kecamatan, di Kabupaten Bogor, pihaknya selain menetapkan status darurat bencana juga membentuk tim tanggap bencana.
"Iya sesuai aturan, hari ini Pemkab Bogor membentuk tim tanggap bencana yang beranggotakan unsur Muspika dan Muspida, komando tim tanggap bencana ini adalah Letkol Harry Eko Sutrisno (Dandim 0621 Kabupaten Bogor)," ungkapnya.
Dia menuturkan tim tanggap bencana ini dibentuk agar penangganan bencana alam dan pertolongan kepada para korban bisa dilakukan secara tepat dan cepat.
"Mulai dari pembukaan akses insfrastruktur jalan, jembatan maupun penangganan korban bencana alam harus kita inventarisir, lalu setelah itu tim tanggap bencana akan mencari solusinya. Untuk pembukaan akses insfrastruktur jalan kami dibantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Nasional Penanggulangam Bencana (BNPB) dan TNI Angkatan Udara Lanud Atang Sandjaja kami menargetkan akan berlangsung selama seminggu," tuturnya.
Dia juga menjelaskan, kedepannya Pemkab akan merelokasi pemukiman warga yang berdiri diatas lahan yang rawan bencana alam baik banjir bandang maupun longsor. Pihaknya menyatakan Pemkab Bogor akan mencarikan lahan sementara untuk pembangunan rumah para korban bencana.
"Kita akan mendata jumlah warga yang akan atau harus direlokasi, kami akan mencari dan membebaskan lahannya lalu mudah-mudahan Kementerian PUPR akan membantu pembangunan rumahnya," pungkasnya.
Di antaranya, akses jalan menuju Desa Cisarua dari Desa Curug Bitung sudah bisa dilintasi setelah satu unit alat berat bechoe dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dikerahkan sejak Minggu 5 Januari 2020 pagi.
Berdasarkan pantauan, hingga pukul 17.30 WIB, puluhan masyarakat dibantu alat berat terus menyingkirkan tumpukan tanah yang menutup jalan utama penghubung antar desa maupun kecamatan. Meski belum efektif dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat secara normal, setidaknya 1.860 warga dari Desa Cisarua dan Malasari yang mengungsi sudah bisa menikmati bantuan logistik (makanan maupun pakaian).
"Iya terhitung mulai hari ini setelah jalan terbuka, bantuan sembako dan pakaian yang selama ini menumpuk di Posko Bencana Polsek Nanggung sudah bisa tersalurkan ke para pengungsi. Yang kita butuhkan saat ini adalah sembako," ujar Eli (45), warga Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Nanggung, Kabupaten Bogor saat ditemui di pos pengungsian bencana longsor Kampung Legok Kiara, Desa Cisarua, Senin (6/1/2020).
Ibu rumah tangga yang menjadi Koordinator Pos Pengungsian bencana longsor itu menyebutkan, para pengungsi sebagian besar berasal dari Desa Malasari.
"Sejak semalam jumlah pengungsi terus bertambah. Yang semula 1.789 jiwa seluruhnya warga Desa Malasari, sekarang bertambah 71 jiwa dari Desa Cisarua. Jadi di Posko Legok Kiara jumlah pengungsi mencapai 1.860 jiwa," terangnya.
Dia menyebutkan akses jalan dari Curug Bitung menuju Desa Cisarua dan Malasari yang tertutup longsor sebanyak 12 titik. "Sampai sekarang baru Desa Cisarua saja yang akses jalannya terbuka. Sedangkan menuju Balai Desa Malasari, baik melalui Curug Bitung -Cisangku maupun melalui Cisarua masih tertutup longsor, artinya masih terisolir, makanya warga Desa Malasari kebanyakan mengungsi ke sini (Desa Cisarua), karena mereka khawatir setiap hari wilayahnya masih terus diguyur hujan," ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin menjelaskan, guna mempercepat proses pemulihan bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di 26 Kecamatan, di Kabupaten Bogor, pihaknya selain menetapkan status darurat bencana juga membentuk tim tanggap bencana.
"Iya sesuai aturan, hari ini Pemkab Bogor membentuk tim tanggap bencana yang beranggotakan unsur Muspika dan Muspida, komando tim tanggap bencana ini adalah Letkol Harry Eko Sutrisno (Dandim 0621 Kabupaten Bogor)," ungkapnya.
Dia menuturkan tim tanggap bencana ini dibentuk agar penangganan bencana alam dan pertolongan kepada para korban bisa dilakukan secara tepat dan cepat.
"Mulai dari pembukaan akses insfrastruktur jalan, jembatan maupun penangganan korban bencana alam harus kita inventarisir, lalu setelah itu tim tanggap bencana akan mencari solusinya. Untuk pembukaan akses insfrastruktur jalan kami dibantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Nasional Penanggulangam Bencana (BNPB) dan TNI Angkatan Udara Lanud Atang Sandjaja kami menargetkan akan berlangsung selama seminggu," tuturnya.
Dia juga menjelaskan, kedepannya Pemkab akan merelokasi pemukiman warga yang berdiri diatas lahan yang rawan bencana alam baik banjir bandang maupun longsor. Pihaknya menyatakan Pemkab Bogor akan mencarikan lahan sementara untuk pembangunan rumah para korban bencana.
"Kita akan mendata jumlah warga yang akan atau harus direlokasi, kami akan mencari dan membebaskan lahannya lalu mudah-mudahan Kementerian PUPR akan membantu pembangunan rumahnya," pungkasnya.
(mhd)