Lambatnya Pemilihan Wagub DKI, PKS Sebut Gerindra Teman Politik
A
A
A
JAKARTA - Lambatnya pemilihan wakil gubernur (Wagub) DKI Jakarta pascaditinggal Sandiaga Uno pada 27 Agustus 2018 yang maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kian alot. Bahkan, kedua partai pengusung Anies-Sandi yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) hingga kini belum deal untuk mengusung kembali wagub pengganti Sandi.
Dua kader PKS yang sebelumnya disebut-sebut bakal mengisi kekosongan kursi DKI 2 kini mulai tergeser dengan Gerindra yang menyodorkan 4 nama calonnya. Dua kader PKS yang diajukan adalah Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto. Sedangkan Gerindra belum lama ini mengajukan 4 nama ke PKS yakni Sekda DKI Jakarta Saefullah, Dewan Penasihat DPP Gerindra Arnes Lukman, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry J Yuliantoro, dan Ketua DPP Partai Gerindra Ariza Patria.
Politikus PKS Muhammad Thamrin menanggapi santai alotnya pemilihan wagub DKI itu. Meski begitu, dia menganggap, Partai Gerindra tidak serius untuk mengusung dua kader PKS yang sudah dahulu diajukan ke Gerindra.
"Bahwa Gerindra memang tidak serius dengan haknya PKS (soal wagub)," kata Thamrin kepada SINDOnews, Kamis (12/12/2019). (Baca Juga: PKS Belum Ambil Keputusan, Gerindra Prediksi Pemilihan Wagub DKI Molor
Dia juga mengaku heran dengan lambannya proses pemilihan wagub DKI Jakarta di DPRD. Dia menduga, adanya unsur-unsur yang sengaja 'dimaninkan' agar wagub yang tadinya hak PKS berubah. Namun, dia enggan mengatakan unsur-unsur tersebut.
"Mungkin ada unsur-unsur lain yang disengaja (agar wagub) berubah. Mungkin ada kekhawatiran dengan PKS. Yang jelas PKS sudah final Pancasila-nya," tegas Thamrin.
Dia juga enggan menduga adanya praktik money politik dalam pemilihan wagub DKI itu. Karena, kata dia, semua itu harus dibuktikan terlebih dahulu. (Baca Juga: Soal Pemilihan Wagub DKI, Gerindra Tunggu Keputusan dari PKS
"Money politik yang hanya bisa menebak-nebak tapi itukan baru asumsi (harus dibuktikan)," kata Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS ini.
Meski begitu, kata dia, Partai Gerindra adalah kawan politiknya. Tidak hanya itu, kata dia, demi membangun bangsa dan negara PKS berteman dengan semua partai.
"Saya kira tidak ada kerenggangan (PKS dengan) Gerinda. Gerindra adalah teman kita dalam politik tapi tidak boleh berjarak dengan teman lama. Begitu juga dengan partai lain," pungkasnya.
Dua kader PKS yang sebelumnya disebut-sebut bakal mengisi kekosongan kursi DKI 2 kini mulai tergeser dengan Gerindra yang menyodorkan 4 nama calonnya. Dua kader PKS yang diajukan adalah Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto. Sedangkan Gerindra belum lama ini mengajukan 4 nama ke PKS yakni Sekda DKI Jakarta Saefullah, Dewan Penasihat DPP Gerindra Arnes Lukman, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry J Yuliantoro, dan Ketua DPP Partai Gerindra Ariza Patria.
Politikus PKS Muhammad Thamrin menanggapi santai alotnya pemilihan wagub DKI itu. Meski begitu, dia menganggap, Partai Gerindra tidak serius untuk mengusung dua kader PKS yang sudah dahulu diajukan ke Gerindra.
"Bahwa Gerindra memang tidak serius dengan haknya PKS (soal wagub)," kata Thamrin kepada SINDOnews, Kamis (12/12/2019). (Baca Juga: PKS Belum Ambil Keputusan, Gerindra Prediksi Pemilihan Wagub DKI Molor
Dia juga mengaku heran dengan lambannya proses pemilihan wagub DKI Jakarta di DPRD. Dia menduga, adanya unsur-unsur yang sengaja 'dimaninkan' agar wagub yang tadinya hak PKS berubah. Namun, dia enggan mengatakan unsur-unsur tersebut.
"Mungkin ada unsur-unsur lain yang disengaja (agar wagub) berubah. Mungkin ada kekhawatiran dengan PKS. Yang jelas PKS sudah final Pancasila-nya," tegas Thamrin.
Dia juga enggan menduga adanya praktik money politik dalam pemilihan wagub DKI itu. Karena, kata dia, semua itu harus dibuktikan terlebih dahulu. (Baca Juga: Soal Pemilihan Wagub DKI, Gerindra Tunggu Keputusan dari PKS
"Money politik yang hanya bisa menebak-nebak tapi itukan baru asumsi (harus dibuktikan)," kata Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS ini.
Meski begitu, kata dia, Partai Gerindra adalah kawan politiknya. Tidak hanya itu, kata dia, demi membangun bangsa dan negara PKS berteman dengan semua partai.
"Saya kira tidak ada kerenggangan (PKS dengan) Gerinda. Gerindra adalah teman kita dalam politik tapi tidak boleh berjarak dengan teman lama. Begitu juga dengan partai lain," pungkasnya.
(mhd)