Pilkada 2020 Dimulai, Airin Sebut Tangsel Zona Merah
A
A
A
PAMULANG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangerang Selatan (Tangsel) me-launching maskot Pilkada Tangsel 2020 yang diberi nama Pangsi. Dengan launching maskot berkarakter manusia berpakaian Pangsi itu, Pilkada Tangsel 2020 resmi dimulai.
Ketua KPU Kota Tangsel Bambang Dwitoro mengatakan, KPU meminta dukungan seluruh stakeholder untuk menyukseskan Pilkada Tangsel 2020. Dia menargetkan, 70 persen pemilih.
"Karena di pemilukada tahun 2015 Tangsel itu kan tidak mencapai 60 persen, ya kalau tidak salah 56 persen. Nah, kemarin di pilpres mencapai 80 persen lebih. Harapan kita, untuk Pilkada 2020 targetnya melebihi 70 persen lah," jelas Bambang di Tangsel, Senin (9/12/2019).
Dilanjutkan dia, masyarakat Tangsel banyak terdiri dari kaum urban yang hanya tinggal menetap di Tangsel, tetapi bekerja di Jakarta. Sehingga, perlu strategi jitu penyelenggara.
"Pemilihan tahun 2020 sangat urgent, maka gunakanlah hak pilih. Meskipun katakanlah di DKI tidak libur, ya, tetapi tetap masyarakat Tangsel itu harus mensesuaikan pemilihan di Tangsel dengan cara baik gitu," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua KPU Provinsi Banten Wahyu Furqon menambahkan, tingkat partisipasi pemilih di Banten cukup tinggi. Bahkan, ada yang mencapai hingga 87 persen.
"Rata-rata di Provinsi Banten, partisipasinya meningkat. Ini karena terbantu di pilpres kemarin. Makanya saya bilang kepada teman-teman, untuk pemilihan 2020 ini kerja berat bagi temen-teman," pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, tahapan Pilkada Tangsel 2020 dimulai dari pendaftaran bakal calon dan juga pasangan pencoblosan.
"Saya ingin menyampaikan betul kepada penyelenggara, mari kita bersama, bersinergi. Terutama untuk memastikan data pemilu tetap. Jangan sampai ada warga yang tidak bisa menyalurkan haknya," katanya.
Menurut Airin, tingginya partisipasi warga dalam pesta demokrasi, menjadi tolak kesuksesan sebuah pemilihan kepala daerah. Sehingga perlu mendapat perhatian serius.
"Biasanya, Pilkada di Tangsel (partisipasi) sekitar 60 persen, belum mencapai 70 persen. Tetapi kemarin sangat luar biasa untuk pilpres, bisa diangka 80 persen, bahkan 90 persen. Mudah-mudahan di Pilkada ini juga bisa sama," sambungnya.
Tingginya tingkat partisipasi warga untuk datang ke TPS dan memilih, jelas Airin, dapat berarti sukses bagi penyelenggaraan KPU, dan Bawaslu untuk Kota Tangerang Selatan.
"Mudah-mudahan masyarakat Tangsel dan kesibukan masing-masingnya akan menyadari, bahwa pemilihan kepala daerah akan dilakukan pada 23 September 2020, di tengah info Tangsel zona merah," paparnya.
Dijelaskan Airin, zona merah yang dimaksud, Tangsel rawan dengan tindakan terorisme, dan gangguan keamanan lain, seperti ormas dan bentrokan, sehingga disebut zona merah.
"Saya tahu persis, pada 2014/2015 Tangsel pun zona merah bagi kepolisian dan juga keamanan. Tetapi kita bisa, mampu dan menunjukan Tangsel aman tidak ada apapun. Ini berkat penyelenggara kita," sambungnya.
Ketua KPU Kota Tangsel Bambang Dwitoro mengatakan, KPU meminta dukungan seluruh stakeholder untuk menyukseskan Pilkada Tangsel 2020. Dia menargetkan, 70 persen pemilih.
"Karena di pemilukada tahun 2015 Tangsel itu kan tidak mencapai 60 persen, ya kalau tidak salah 56 persen. Nah, kemarin di pilpres mencapai 80 persen lebih. Harapan kita, untuk Pilkada 2020 targetnya melebihi 70 persen lah," jelas Bambang di Tangsel, Senin (9/12/2019).
Dilanjutkan dia, masyarakat Tangsel banyak terdiri dari kaum urban yang hanya tinggal menetap di Tangsel, tetapi bekerja di Jakarta. Sehingga, perlu strategi jitu penyelenggara.
"Pemilihan tahun 2020 sangat urgent, maka gunakanlah hak pilih. Meskipun katakanlah di DKI tidak libur, ya, tetapi tetap masyarakat Tangsel itu harus mensesuaikan pemilihan di Tangsel dengan cara baik gitu," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua KPU Provinsi Banten Wahyu Furqon menambahkan, tingkat partisipasi pemilih di Banten cukup tinggi. Bahkan, ada yang mencapai hingga 87 persen.
"Rata-rata di Provinsi Banten, partisipasinya meningkat. Ini karena terbantu di pilpres kemarin. Makanya saya bilang kepada teman-teman, untuk pemilihan 2020 ini kerja berat bagi temen-teman," pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, tahapan Pilkada Tangsel 2020 dimulai dari pendaftaran bakal calon dan juga pasangan pencoblosan.
"Saya ingin menyampaikan betul kepada penyelenggara, mari kita bersama, bersinergi. Terutama untuk memastikan data pemilu tetap. Jangan sampai ada warga yang tidak bisa menyalurkan haknya," katanya.
Menurut Airin, tingginya partisipasi warga dalam pesta demokrasi, menjadi tolak kesuksesan sebuah pemilihan kepala daerah. Sehingga perlu mendapat perhatian serius.
"Biasanya, Pilkada di Tangsel (partisipasi) sekitar 60 persen, belum mencapai 70 persen. Tetapi kemarin sangat luar biasa untuk pilpres, bisa diangka 80 persen, bahkan 90 persen. Mudah-mudahan di Pilkada ini juga bisa sama," sambungnya.
Tingginya tingkat partisipasi warga untuk datang ke TPS dan memilih, jelas Airin, dapat berarti sukses bagi penyelenggaraan KPU, dan Bawaslu untuk Kota Tangerang Selatan.
"Mudah-mudahan masyarakat Tangsel dan kesibukan masing-masingnya akan menyadari, bahwa pemilihan kepala daerah akan dilakukan pada 23 September 2020, di tengah info Tangsel zona merah," paparnya.
Dijelaskan Airin, zona merah yang dimaksud, Tangsel rawan dengan tindakan terorisme, dan gangguan keamanan lain, seperti ormas dan bentrokan, sehingga disebut zona merah.
"Saya tahu persis, pada 2014/2015 Tangsel pun zona merah bagi kepolisian dan juga keamanan. Tetapi kita bisa, mampu dan menunjukan Tangsel aman tidak ada apapun. Ini berkat penyelenggara kita," sambungnya.
(mhd)