Jelang Pilkada Tangsel, Putri Wapres Terapkan Strategi Politik Kacang Sangrai

Sabtu, 23 November 2019 - 16:43 WIB
Jelang Pilkada Tangsel, Putri Wapres Terapkan Strategi Politik Kacang Sangrai
Jelang Pilkada Tangsel, Putri Wapres Terapkan Strategi Politik Kacang Sangrai
A A A
TANGERANG SELATAN - Menjelang pelaksaan Pilkada Kota Tangerang Selatan (Tangsel), putri Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah yang akan maju pada pilkada kian gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat. Kali ini Siti menyambangi Kawasan Serpong, Tangsel pada Sabtu (23/11/2019)

"Kedatangan saya dan rombongan ke sini adalah untuk bersilaturahmi, saling sapa untuk menyukseskan rencana pesta demokrasi di Tangsel. Saya juga membawa buah tangan berupa kacang sangrai, salah satu makanan khas dari Tangsel. Camilan ini merupakan olahan warga UMKM di Kranggan, Setu, Tangsel," ungkap Siti Nur Azizah saat bersosialisasi dengan warga di Serpong, Sabtu (23/11/2019).

Promosi kacang sangrai ini, lanjut Azizah, bagian dari program Permata Tangsel, yakni KiTa (Kios Permata), yang fokus untuk mendorong ekonomi kerakyatan dengan mengangkat produk lokal agar perekonomian masyarakat tumbuh.

Menurut dia, Pilkada Tangsel harus meriah layaknya makan kacang sangrai. "Hendaklah kita pandai-pandai mengupas kulitnya guna mendapatkan isinya. Janganlah kita memakan kulitnya, karena kita akan menemukan kesulitan setelahnya. Kita harus bekerja untuk menemukan isinya, lalu mengunyahnya. Di situlah faedah akan kita temukan," ujarnya.

Soal langkah politiknya yang telah mendaftar di beberapa parpol, Azizah mengibaratkan dengan kacang yang sedang disangrai agar semakin matang. Di mana, komunikasi politik dengan parpol pengusung terus dilakukan guna mendapat respons yang dinamis.

"Saya juga sudah mulai mencoba melakukan kupasan-kupasan kulit kacang untuk menemukan isi dengan mendatangi mereka yang terpinggir dari pembangunan di Tangsel selama ini. Kampung demi kampung, kelompok sosial demi kelompok saya serap aspirasinya," katanya.

"Sebagian isi kacang sudah mulai kami kunyah. Masalah-masalah yang ditemukan sudah mulai kami rumuskan. Program demi program mulai dimatangkan dan dijalankan. Di antaranya adalah mengangkat produk lokal kacang sangrai, yang selama ini ditinggalkan," sambungnya.

Azizah menuturkan, segalanya hanya tinggal menunggu momentum, seperti menguyah kacang sangrai, hanya tinggal meningkatkan intensitas kunyahan, hingga akhirnya bisa menikmati secara aman."Dari situ saya berharap bisa menemukan substansi dari politik, berupa keberpihakan pada mereka yang ditinggalkan. Sehingga bagi saya, politik seperti makan kacang sangrai," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5016 seconds (0.1#10.140)