Sisir Anggaran, Disdik DKI Sebut Tak Ada Anggaran Lem Aibon Rp82,8 M
A
A
A
JAKARTA - Dinas Pendidikan DKI Jakarta membantah adanya anggaran lem aibon yang mencapai angka Rp82,8 miliar. Anggaran tersebut sejatinya terfokus pada dua komponen, yakni alat laboratorium dan alat tulis kantor (ATK) yang mencapai Rp182 miliar.
Plt Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefullah Hidayat mengatakan, anggaran yang telah disusun oleh seluruh sekolah di wilayah Jakarta Barat 1, itu total yang diusulkan oleh sekolah hanya Rp175 miliar untuk seluruh sekolah dalam jangka waktu satu tahun di wilayah Jakarta Barat 1, dan itu terdiri dari 23 rekening.
"Kalau terkait dengan anggaran lem aibon, saya sudah coba sisir, Insya Allah tidak ada anggaran lem aibon sebesar Rp82,8 miliar tersebut," kata Syaefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2019).
Selanjutnya Dia menuturkan dari ke 23 rekening tersebut yang pertama diperuntukan untuk belanja air sebesar Rp929 juta, belanja alat kebersihan Rp2 miliar, kemudian alat laboratorium berkisar Rp132 miliar.
"Sebenarnya hanya Rp1,3 miliar saja untuk seluruh sekolah. Kemudian belanja alat tulis kantor yang di situ ada komponen aibon disampaikan Rp82 miliar, sebenarnya alat tulis kantor seluruh sekolah itu hanya Rp22 miliar," ujarnya. (Baca Juga: Anggarkan Lem Aibon Rp82,8 Miliar, Wali Kota Jakbar Sebut Salah Tulis)
Terakhir dia berjanji akan menyelesaikan persoalan input terkait lem aibon tersebut, sehingga tidak menjadi masalah baru yang timbul dikemudian hari. "Kita akan lakukan penyesuaian data dengan hasil input di masing-masing sekolah," pungkasnya.
Plt Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefullah Hidayat mengatakan, anggaran yang telah disusun oleh seluruh sekolah di wilayah Jakarta Barat 1, itu total yang diusulkan oleh sekolah hanya Rp175 miliar untuk seluruh sekolah dalam jangka waktu satu tahun di wilayah Jakarta Barat 1, dan itu terdiri dari 23 rekening.
"Kalau terkait dengan anggaran lem aibon, saya sudah coba sisir, Insya Allah tidak ada anggaran lem aibon sebesar Rp82,8 miliar tersebut," kata Syaefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2019).
Selanjutnya Dia menuturkan dari ke 23 rekening tersebut yang pertama diperuntukan untuk belanja air sebesar Rp929 juta, belanja alat kebersihan Rp2 miliar, kemudian alat laboratorium berkisar Rp132 miliar.
"Sebenarnya hanya Rp1,3 miliar saja untuk seluruh sekolah. Kemudian belanja alat tulis kantor yang di situ ada komponen aibon disampaikan Rp82 miliar, sebenarnya alat tulis kantor seluruh sekolah itu hanya Rp22 miliar," ujarnya. (Baca Juga: Anggarkan Lem Aibon Rp82,8 Miliar, Wali Kota Jakbar Sebut Salah Tulis)
Terakhir dia berjanji akan menyelesaikan persoalan input terkait lem aibon tersebut, sehingga tidak menjadi masalah baru yang timbul dikemudian hari. "Kita akan lakukan penyesuaian data dengan hasil input di masing-masing sekolah," pungkasnya.
(ysw)