BMKG Bogor Imbau Masyarakat Kurangi Aktivitas di Luar Rumah
A
A
A
BOGOR - BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Bogor menyatakan hujan lebat disertai petir dan angin kencang sebagai peralihan musim atau pancaroba dari kemarau ke hujan diprediksi akan berlangsung hingga dua hari ke depan. BMKG mengimbau agar masyarakat tetap waspada.
"Jika sudah terdengar suara petir kurangi beraktivitas di luar rumah, jangan berteduh di bawah pohon, papan reklame," ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Bogor, Dani Saputra, Kamis (10/10/2019).
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Kota Bogor mengakibatkan ambruknya atap rumah milik Ismet warga RT 05/10 Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, pada Rabu, 9 Oktober 2019 kemarin. Peristiwa tersebut, sempat membuat panik masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, pukul 17.30 WIB dinding rumah milik Rowi (65), di RT 04/07, Kampung Pasir, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur juga mengalami kerusakan. Sedangkan, tanah longsor terjadi di RT 01/05, Kampung Legok Muncang, Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan.
Berdasarkan Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor selama bulan September hingga awal Oktober 2019, terjadi kejadian bencana alam seperti pohon tumbang puting beliung, longsor, dan banjir.
Kepala BPBD Kota Bogor, Juniarsih Estiningsih mengatakan, hampir seluruh wilayah Kota Bogor rawan bencana alam khususnya tanah longsor. Selain itu, kota hujan juga kini rawan banjir dan puting beliung.
Terkait peristiwa longsor dan rumah ambruk baru-baru ini disebabkan intensitas hujan deras sejak sore hingga menjelang malam hari."Tak ada korban jiwa maupun luka berat akibat peristiwa longsor tersebut. Kami langsung melakukan assessment TKP bersama dengan anggota TRC-PB," ujarnya.
Dia melanjutkan, pihaknya sudah melakukan pemasangan terpal di tiga titik ambruk."Hampir 68 kelurahan yang ada di Kota Bogor semuanya rawan longsor. Untuk banjir di Kota Bogor hanya banjir lintasan saja. Di hulu surut, di hilir ikut surut," ujar Esti.
Untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa, BPBD mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana tanah longsor terutama di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. "Bagi yang tinggal di daerah rawan longsor, lebih baik mengungsi dulu apabila diguyur hujan deras. Ini untuk meminimalisir dampak terjadinya bencana tanah longsor," kata dia
Hujan deras disertai angin kencang menerjang Kota Bogor pada Rabu 4 September 2019. Akibatnya, dua unit rumah warga rusak dan lima pohon tumbang. Kemudian, pada 12 September ada 16 rumah rusak diterpa angin kencang dan 12 pohon tumbang.
Selanjutnya pada 18 September 2019, sebanyak 31 rumah rusak pada bagisn atap akibat terhempas angin puting beliung, dua unit mobil rusak, dan tujuh pohon tumbang.
Terakhir Selasa 8 Oktober 2019 kemarin, tercatat ada 13 kejadian. 9 kejadian tanah longsor, 3 kejadian banjir bandang, satu kejadian pohon tumbang. Bencana alam ini mengakibatkan enam unit rumah rusak hingga puluhan rumah di tiga wilayah tersebut terendam banjir.
"Jika sudah terdengar suara petir kurangi beraktivitas di luar rumah, jangan berteduh di bawah pohon, papan reklame," ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Bogor, Dani Saputra, Kamis (10/10/2019).
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Kota Bogor mengakibatkan ambruknya atap rumah milik Ismet warga RT 05/10 Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, pada Rabu, 9 Oktober 2019 kemarin. Peristiwa tersebut, sempat membuat panik masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, pukul 17.30 WIB dinding rumah milik Rowi (65), di RT 04/07, Kampung Pasir, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur juga mengalami kerusakan. Sedangkan, tanah longsor terjadi di RT 01/05, Kampung Legok Muncang, Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan.
Berdasarkan Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor selama bulan September hingga awal Oktober 2019, terjadi kejadian bencana alam seperti pohon tumbang puting beliung, longsor, dan banjir.
Kepala BPBD Kota Bogor, Juniarsih Estiningsih mengatakan, hampir seluruh wilayah Kota Bogor rawan bencana alam khususnya tanah longsor. Selain itu, kota hujan juga kini rawan banjir dan puting beliung.
Terkait peristiwa longsor dan rumah ambruk baru-baru ini disebabkan intensitas hujan deras sejak sore hingga menjelang malam hari."Tak ada korban jiwa maupun luka berat akibat peristiwa longsor tersebut. Kami langsung melakukan assessment TKP bersama dengan anggota TRC-PB," ujarnya.
Dia melanjutkan, pihaknya sudah melakukan pemasangan terpal di tiga titik ambruk."Hampir 68 kelurahan yang ada di Kota Bogor semuanya rawan longsor. Untuk banjir di Kota Bogor hanya banjir lintasan saja. Di hulu surut, di hilir ikut surut," ujar Esti.
Untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa, BPBD mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana tanah longsor terutama di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. "Bagi yang tinggal di daerah rawan longsor, lebih baik mengungsi dulu apabila diguyur hujan deras. Ini untuk meminimalisir dampak terjadinya bencana tanah longsor," kata dia
Hujan deras disertai angin kencang menerjang Kota Bogor pada Rabu 4 September 2019. Akibatnya, dua unit rumah warga rusak dan lima pohon tumbang. Kemudian, pada 12 September ada 16 rumah rusak diterpa angin kencang dan 12 pohon tumbang.
Selanjutnya pada 18 September 2019, sebanyak 31 rumah rusak pada bagisn atap akibat terhempas angin puting beliung, dua unit mobil rusak, dan tujuh pohon tumbang.
Terakhir Selasa 8 Oktober 2019 kemarin, tercatat ada 13 kejadian. 9 kejadian tanah longsor, 3 kejadian banjir bandang, satu kejadian pohon tumbang. Bencana alam ini mengakibatkan enam unit rumah rusak hingga puluhan rumah di tiga wilayah tersebut terendam banjir.
(whb)