Wagub DKI Jatah PKS, Syakir Purnomo Sebut Cawagub Tidak Berubah
A
A
A
JAKARTA - PKS Jakarta memastikan kalau jatah kursi wakil gubernur DKI Jakarta sudah diserahkan Gerindra kepada PKS. Saat ini, calon wagub DKI yang diusulkan oleh PKS juga belum berubah.
Ketua DPW PKS Jakarta, Syakir Purnomo memastikan kursi Wagub DKI sampai 2022 mendatang tetap jatah PKS, walau nanti salah satu kandidat, Ahmad Syaikhu menjadi anggota DPR. Kata dia, bila hal itu terjadi, DPP PKS akan kembali menunjuk kadernya untuk mengisi kandidat Wagub DKI menggantikan Syaikhu.
"Seperti yang sudah pernah diungkapkan oleh Pak Prabowo (Ketum Partai Gerindra) dan Pak Fadli Zon (Wakil Ketum Partai Gerindra) bahwa Wagub DKI adalah hak PKS," ungkapnya dalam acara media gathering fraksi PKS DPRD DKI Jakarta dengan wartawan Balai Kota di Sukabumi, Jawa Barat pada Sabtu 21 September 2019 kemarin.
Syakir mengatakan bila Syaikhu lebih memilih menjadi anggota DPR, dia harus mengajukan surat pengunduran diri kepada DPP PKS. Apalagi jadwal pengambilan sumpah jabatan anggota DPR terpilih periode 2019-2024 tinggal beberapa hari lagi, pada 1 Oktober 2019 mendatang.
Bahkan saat ini, Ahmad Syaikhu tetap mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) sebagai persiapan menjadi anggota DPR periode 2019-2024. "Memang betul mengikuti Lemhanas (pendidikan) sebagai tahap menjadi anggota DPR, tapi beliau belum mengajukan surat pengunduran resmi kepada partai," ungkapnya.
Syakir menjelaskan, sebelum diusung menjadi kandidat calon Wagub DKI bersama Agung Yulianto, Syaikhu memang terdaftar menjadi calon legislatif DPR dengan daerah pemilihan (dapil) VII Jawa Barat. Dapil tersebut meliputi Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta.
“Perolehan suara beliau cukup tinggi di tiga kabupaten itu hampir mencapai 150.000 suara. Tapi jujur saja, kami juga belum mendapat informasi dari DPP mengenai kelanjutan status beliau, tapi kalau beliau minta mundur yah kami tentu menyetujuinya,” kata Syakir.
Menurut dia, partainya memiliki sejumlah pertimbangan memilih Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto menjadi kandidat Wagub DKI. Untuk Syaikhu, dianggap memiliki pengalaman di bidang pemerintahan karena pernah menjabat Wakil Wali Kota Bekasi (2013-2018), DPRD Provinsi Jawa Barat (2009-2013) dan anggota DPRD Kota Bekasi (2004-2009).
Sedangkan Agung Yulianto yang berlatar belakang sebagai pengusaha sukses dianggap mampu menjalin mitra dari berbagai kalangan. Untuk latar belakang pendidikannya juga sama dengan Syaikhu, Yulianto pernah bersekolah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan menjadi auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Sementara di kepengurusan partai, mereka berdua memiliki jabatan yang cukup strategis. Ahmad Syaikhu menduduki Ketua DPW PKS Jawa Barat, sedangkan Agung Yulianto Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta.
Pernyataan Syakir ini sekaligus menjawab keraguan masyarakat mengenai kemampuan mereka sebagai pengganti Sandiaga Uno yang maju menjadi calon Wakil Presiden RI mendampingi Prabowo Subianto pada April 2019 lalu. Kata dia, dua kandidat ini berkompeten menjadi Wagub DKI mendampingi Gubernur DKI Anies Baswedan sampai 2022 mendatang.
"Siapapun yang terpilih, mereka tentu ada tim yang bisa membantu pekerjaannya karena mereka bukan pahlawan Superman yang bisa bekerja sendirian," jelasnya.
Ketua DPW PKS Jakarta, Syakir Purnomo memastikan kursi Wagub DKI sampai 2022 mendatang tetap jatah PKS, walau nanti salah satu kandidat, Ahmad Syaikhu menjadi anggota DPR. Kata dia, bila hal itu terjadi, DPP PKS akan kembali menunjuk kadernya untuk mengisi kandidat Wagub DKI menggantikan Syaikhu.
"Seperti yang sudah pernah diungkapkan oleh Pak Prabowo (Ketum Partai Gerindra) dan Pak Fadli Zon (Wakil Ketum Partai Gerindra) bahwa Wagub DKI adalah hak PKS," ungkapnya dalam acara media gathering fraksi PKS DPRD DKI Jakarta dengan wartawan Balai Kota di Sukabumi, Jawa Barat pada Sabtu 21 September 2019 kemarin.
Syakir mengatakan bila Syaikhu lebih memilih menjadi anggota DPR, dia harus mengajukan surat pengunduran diri kepada DPP PKS. Apalagi jadwal pengambilan sumpah jabatan anggota DPR terpilih periode 2019-2024 tinggal beberapa hari lagi, pada 1 Oktober 2019 mendatang.
Bahkan saat ini, Ahmad Syaikhu tetap mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) sebagai persiapan menjadi anggota DPR periode 2019-2024. "Memang betul mengikuti Lemhanas (pendidikan) sebagai tahap menjadi anggota DPR, tapi beliau belum mengajukan surat pengunduran resmi kepada partai," ungkapnya.
Syakir menjelaskan, sebelum diusung menjadi kandidat calon Wagub DKI bersama Agung Yulianto, Syaikhu memang terdaftar menjadi calon legislatif DPR dengan daerah pemilihan (dapil) VII Jawa Barat. Dapil tersebut meliputi Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta.
“Perolehan suara beliau cukup tinggi di tiga kabupaten itu hampir mencapai 150.000 suara. Tapi jujur saja, kami juga belum mendapat informasi dari DPP mengenai kelanjutan status beliau, tapi kalau beliau minta mundur yah kami tentu menyetujuinya,” kata Syakir.
Menurut dia, partainya memiliki sejumlah pertimbangan memilih Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto menjadi kandidat Wagub DKI. Untuk Syaikhu, dianggap memiliki pengalaman di bidang pemerintahan karena pernah menjabat Wakil Wali Kota Bekasi (2013-2018), DPRD Provinsi Jawa Barat (2009-2013) dan anggota DPRD Kota Bekasi (2004-2009).
Sedangkan Agung Yulianto yang berlatar belakang sebagai pengusaha sukses dianggap mampu menjalin mitra dari berbagai kalangan. Untuk latar belakang pendidikannya juga sama dengan Syaikhu, Yulianto pernah bersekolah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan menjadi auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Sementara di kepengurusan partai, mereka berdua memiliki jabatan yang cukup strategis. Ahmad Syaikhu menduduki Ketua DPW PKS Jawa Barat, sedangkan Agung Yulianto Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta.
Pernyataan Syakir ini sekaligus menjawab keraguan masyarakat mengenai kemampuan mereka sebagai pengganti Sandiaga Uno yang maju menjadi calon Wakil Presiden RI mendampingi Prabowo Subianto pada April 2019 lalu. Kata dia, dua kandidat ini berkompeten menjadi Wagub DKI mendampingi Gubernur DKI Anies Baswedan sampai 2022 mendatang.
"Siapapun yang terpilih, mereka tentu ada tim yang bisa membantu pekerjaannya karena mereka bukan pahlawan Superman yang bisa bekerja sendirian," jelasnya.
(ysw)