Curhatan Emak-Emak Pengguna Transjakarta, Kok, Perjalanan Lebih Lambat
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Hari Pelanggan Nasional 4 September 2019, sejumlah “emak-emak metropolitan” pengguna busway angkat bicara mengenai transportasi publik yang dikelola PT TransJakarta itu. Maya Juwita boleh dibilang palanggan setia TransJakarta. Dia mengaku rutin naik busway sejak tahun 2003.
“Saya rutin naik busway sejak tahun 2003, sudah 16 tahun,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) itu, saat menggunakan busway dari kantornya di Menara Duta ke Setibudi One untuk makan siang, Selasa (3/9/2019).
Bagi Maya, busway transportasi yang cepat dan nyaman. “Hanya tiga puluh menit dari rumah di daerah Ragunan ke kantor di Kuningan. Nyaman dan dingin,” katanya. Namun, Maya mengharapkan perbaikan dari sudut kecepatan dan kenyamanan itu.
“Belakangan ini, perjalanan lebih lambat karena tidak semua jalur steril dan ada pembangunan proyek LRT di Jalan HR Rasuna Said. TransJakarta harus memikirkan jalan keluarnya,” kata Maya.
Selain itu, Maya melihat beberapa kendaraan pengumpan yang memasuki jalan kecil menggunakan bus besar. “Akibatnya malah bikin macet. Untuk jalan kecil, pakai dong bus kecil,” jelasnya.
Minta Tambah Armada dan Jalur
Etty Herawati, sarjana ilmu komunikasi perguruan tinggi terkenal di Jakarta menyatakan TransJakarta adalah alat transportasi ibu kota yang murah dan disiplin. Namun, perlu tambahan armada di jam sibuk dan jalur yang lebih panjang.
“Pada jam sibuk perlu tambahan armada karena sering lama menunggu. Begitu bus datang tak bisa naik lagi,” katanya.
Demikian juga dengan jalur yang perlu ditambah. “Saya tinggal di Cibubur, tapi busway baru sampai Bumi Perkemahan Pramuka. Saya harap diadakan sampai Cileungsi,” pinta Etty.
Ratna Rasiana Sari, emak-emak yang baru sebulan pensiun dari jabatan kepala SMP Triguna, Depok, mengaku rutin naik busway. “Murah. Sekali bayar bisa ke mana saja,” katanya.
Namun kini, ia merasa naik turun tangga halte busway melelahkan. “Buat orang tua seperti saya, TransJakarta perlu menyediakan eskalator atau lift,” pintanya.
Maryam Bachmid, ibu rumah tangga yang tinggal di Kompleks Nyiur Melambai, Plumpang, Jakarta Utara, memilih busway karena aman dan nyaman. Saya merasa busway masih jauh lebih aman dari moda transportasi lainnya,” kata mantan wartawan majalah terkemuka terbitan Ibu kota itu.
Menjelang Hari Pelanggan Nasional besok, Maryam berharap TransJakarta memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan konektifitas busway dengan MRT, LRT, dan KRL. “Ini agar masyarakat makin banyak yang menggunakan transportasi publik,” katanya.
“Saya rutin naik busway sejak tahun 2003, sudah 16 tahun,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) itu, saat menggunakan busway dari kantornya di Menara Duta ke Setibudi One untuk makan siang, Selasa (3/9/2019).
Bagi Maya, busway transportasi yang cepat dan nyaman. “Hanya tiga puluh menit dari rumah di daerah Ragunan ke kantor di Kuningan. Nyaman dan dingin,” katanya. Namun, Maya mengharapkan perbaikan dari sudut kecepatan dan kenyamanan itu.
“Belakangan ini, perjalanan lebih lambat karena tidak semua jalur steril dan ada pembangunan proyek LRT di Jalan HR Rasuna Said. TransJakarta harus memikirkan jalan keluarnya,” kata Maya.
Selain itu, Maya melihat beberapa kendaraan pengumpan yang memasuki jalan kecil menggunakan bus besar. “Akibatnya malah bikin macet. Untuk jalan kecil, pakai dong bus kecil,” jelasnya.
Minta Tambah Armada dan Jalur
Etty Herawati, sarjana ilmu komunikasi perguruan tinggi terkenal di Jakarta menyatakan TransJakarta adalah alat transportasi ibu kota yang murah dan disiplin. Namun, perlu tambahan armada di jam sibuk dan jalur yang lebih panjang.
“Pada jam sibuk perlu tambahan armada karena sering lama menunggu. Begitu bus datang tak bisa naik lagi,” katanya.
Demikian juga dengan jalur yang perlu ditambah. “Saya tinggal di Cibubur, tapi busway baru sampai Bumi Perkemahan Pramuka. Saya harap diadakan sampai Cileungsi,” pinta Etty.
Ratna Rasiana Sari, emak-emak yang baru sebulan pensiun dari jabatan kepala SMP Triguna, Depok, mengaku rutin naik busway. “Murah. Sekali bayar bisa ke mana saja,” katanya.
Namun kini, ia merasa naik turun tangga halte busway melelahkan. “Buat orang tua seperti saya, TransJakarta perlu menyediakan eskalator atau lift,” pintanya.
Maryam Bachmid, ibu rumah tangga yang tinggal di Kompleks Nyiur Melambai, Plumpang, Jakarta Utara, memilih busway karena aman dan nyaman. Saya merasa busway masih jauh lebih aman dari moda transportasi lainnya,” kata mantan wartawan majalah terkemuka terbitan Ibu kota itu.
Menjelang Hari Pelanggan Nasional besok, Maryam berharap TransJakarta memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan konektifitas busway dengan MRT, LRT, dan KRL. “Ini agar masyarakat makin banyak yang menggunakan transportasi publik,” katanya.
(ysw)