Dorong Masyarakat Gunakan Transportasi Massal, DKI Renovasi 2 Kantong Parkir
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal merenovasi park and ride atau kantong parkir di dua lokasi terpisah, yakni Terminal Kampung Rambutan dan Terminal Kalideres. Pembangunan keduanya diharapkan selesai tahun ini.
Kadishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo membenarkan hal itu. Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah merampungkan pembangunan di kawasan itu.
"Ada dua pembangunan di dua lokasi, yaitu Terminal Kampung Rambutan dan Terminal Kalideres," ucap Syafrin di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Meski tak merinci nilai pembangunan, namun Syafrin mengharapkan park and ride yang terbangun nantinya mendorong masyarakat menggunakan transportasi massal. Dengan demikian penggunaan kendaraan pribadi ke tengah Jakarta berkurang. "Tujuannya memang demikian," jawab Syafrin saat ditanya pengurangan kendaraan pribadi.
Saat ini di dua kawasan itu, Dishubtrans DKI Jakarta mencatat kapasitasnya di Terminal Kampung Rambutan hanya 80 mobil dan 120 motor. Sementara kapasitas di Terminal Kalideres adalah 100 mobil dan 300 motor.
Pantauan SINDOnews, kondisi park and ride di Terminal Kalideres kondisinya sangat memprihatinkan. Tak dilengkapi kanopi dan penutup kendaraan, membuat kendaraan yang terparkir langsung terkena sinar matahari dan hujan.
Puluhan kendaraan roda empat dan ratusan kendaraan roda dua dapat tertampung di kawasan ini. Namun karena minimnya informasi, park and ride ini jarang di ketahui masyarakat. Terlebih, lokasi park and ride berada di pojokan terminal.
"Tidak ada yang tahu mas, kita saja di sini kadang kebingungan kalau mau parkir," ucap Elga (36), salah seorang penumpang Transjakarta di TerminalKalideres, Jakarta Barat ini.
Elga baru mengetahui adanya park and ride setelah membaca media online saat musim mudik. Kala itu pemberitaan ramai tentang arus mudik di Kalideres, termasuk park and ride.
Humas UP Parkir, Ivan Valentino menambahkan, selain membangun di dua tempat itu. Saat ini pihaknya tengah mengkaji arus kendaraan di luar Jakarta. "Yah rencananya kami akan bangun di luar Jakarta. Jadi menekan supaya kendaraan di Jakarta tidak bertempuk," ujarnya.
Meski demikian, untuk pembangunan park and ride, Ivan mengatakan, dari beberapa rencana baru kawasan Stasiun Lebak Bulus yang menjadi Dipo MRT telah terlaksana. Pembangunan park and ride di kawasan itu telah rampung dan sudah dapat digunakan sejak beberapa bulan lalu.
Walau telah digunakan, namun Ivan memastikan pihaknya akan menyempurnakannya. Penelitian dan kajian telah dilakukan pihaknya dan tengah menunggu hasil.
Park and ride milik DKI, lanjut Ivan, merupakan tempat parkir yang cukup terjangkau. Selain karena harga murah dan flat, park and ride juga mampu menjangkau kalangan masyarakat. Terlebih dalam penempatannya, park and ride berada di lingkungan yang mampu dijangkau tranportasi publik.
Hingga Juni 2019, Ivan mencatat dari semua pendapatan parkir termasuk dari park and ride. Sedikitnya relisasi yang tercapai mencapai 49,5 persen dari target Rp81 miliar. "Artinya masih aman dan sesuai target," tuturnya.
Sementara itu, Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirowono Joga menilai park and ride harus dimaksimalkan. Selain harus memberikan kenyamanan dan keamanan, tarif yang dibebankan harus lebih murah.
Dengan demikian, Nirwono yakin masyarakat akan sedia menaruh kendaraan pribadi, sementara akses di Jakarta akan digunakan menggunakan transportasi umum. "Apalagi di Jakarta moda (transportasinya), sudah bermacam macam," ucapnya.
Hanya saja untuk melakukan itu, Nirwono meminta agar Pemprov DKI segera mengintegrasikan moda itu. Hal ini untuk mempermudah masyarakat berpindah moda.
Melihat fungsinya yang kian banyak, Nirwono menyarankan kepada DKI Jakarta memperbanyak park and ride. Tak hanya di pinggiran Jakarta, lokasi dekat pemukiman juga harus dilakukan agar masyarakat mau menggunakan transportasi massal.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta berupaya untuk mendorong masyarakat menggunakan tranportasi massal. Selain mempercantik dan memberi nyaman penumpang transjakarta, Pemrov DKI juga merenovasi park and ride. Hal ini dilakukan agar masyarakat mau menggunakan transportasi massal.
Kadishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo membenarkan hal itu. Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah merampungkan pembangunan di kawasan itu.
"Ada dua pembangunan di dua lokasi, yaitu Terminal Kampung Rambutan dan Terminal Kalideres," ucap Syafrin di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Meski tak merinci nilai pembangunan, namun Syafrin mengharapkan park and ride yang terbangun nantinya mendorong masyarakat menggunakan transportasi massal. Dengan demikian penggunaan kendaraan pribadi ke tengah Jakarta berkurang. "Tujuannya memang demikian," jawab Syafrin saat ditanya pengurangan kendaraan pribadi.
Saat ini di dua kawasan itu, Dishubtrans DKI Jakarta mencatat kapasitasnya di Terminal Kampung Rambutan hanya 80 mobil dan 120 motor. Sementara kapasitas di Terminal Kalideres adalah 100 mobil dan 300 motor.
Pantauan SINDOnews, kondisi park and ride di Terminal Kalideres kondisinya sangat memprihatinkan. Tak dilengkapi kanopi dan penutup kendaraan, membuat kendaraan yang terparkir langsung terkena sinar matahari dan hujan.
Puluhan kendaraan roda empat dan ratusan kendaraan roda dua dapat tertampung di kawasan ini. Namun karena minimnya informasi, park and ride ini jarang di ketahui masyarakat. Terlebih, lokasi park and ride berada di pojokan terminal.
"Tidak ada yang tahu mas, kita saja di sini kadang kebingungan kalau mau parkir," ucap Elga (36), salah seorang penumpang Transjakarta di TerminalKalideres, Jakarta Barat ini.
Elga baru mengetahui adanya park and ride setelah membaca media online saat musim mudik. Kala itu pemberitaan ramai tentang arus mudik di Kalideres, termasuk park and ride.
Humas UP Parkir, Ivan Valentino menambahkan, selain membangun di dua tempat itu. Saat ini pihaknya tengah mengkaji arus kendaraan di luar Jakarta. "Yah rencananya kami akan bangun di luar Jakarta. Jadi menekan supaya kendaraan di Jakarta tidak bertempuk," ujarnya.
Meski demikian, untuk pembangunan park and ride, Ivan mengatakan, dari beberapa rencana baru kawasan Stasiun Lebak Bulus yang menjadi Dipo MRT telah terlaksana. Pembangunan park and ride di kawasan itu telah rampung dan sudah dapat digunakan sejak beberapa bulan lalu.
Walau telah digunakan, namun Ivan memastikan pihaknya akan menyempurnakannya. Penelitian dan kajian telah dilakukan pihaknya dan tengah menunggu hasil.
Park and ride milik DKI, lanjut Ivan, merupakan tempat parkir yang cukup terjangkau. Selain karena harga murah dan flat, park and ride juga mampu menjangkau kalangan masyarakat. Terlebih dalam penempatannya, park and ride berada di lingkungan yang mampu dijangkau tranportasi publik.
Hingga Juni 2019, Ivan mencatat dari semua pendapatan parkir termasuk dari park and ride. Sedikitnya relisasi yang tercapai mencapai 49,5 persen dari target Rp81 miliar. "Artinya masih aman dan sesuai target," tuturnya.
Sementara itu, Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirowono Joga menilai park and ride harus dimaksimalkan. Selain harus memberikan kenyamanan dan keamanan, tarif yang dibebankan harus lebih murah.
Dengan demikian, Nirwono yakin masyarakat akan sedia menaruh kendaraan pribadi, sementara akses di Jakarta akan digunakan menggunakan transportasi umum. "Apalagi di Jakarta moda (transportasinya), sudah bermacam macam," ucapnya.
Hanya saja untuk melakukan itu, Nirwono meminta agar Pemprov DKI segera mengintegrasikan moda itu. Hal ini untuk mempermudah masyarakat berpindah moda.
Melihat fungsinya yang kian banyak, Nirwono menyarankan kepada DKI Jakarta memperbanyak park and ride. Tak hanya di pinggiran Jakarta, lokasi dekat pemukiman juga harus dilakukan agar masyarakat mau menggunakan transportasi massal.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta berupaya untuk mendorong masyarakat menggunakan tranportasi massal. Selain mempercantik dan memberi nyaman penumpang transjakarta, Pemrov DKI juga merenovasi park and ride. Hal ini dilakukan agar masyarakat mau menggunakan transportasi massal.
(mhd)