11 Wilayah di Ibu Kota Masuk Kategori Berat Hari Tanpa Hujan
A
A
A
JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan memasuki musim kemarau Ibu Kota masuk dalam kategori menengah tak turun hujan sekitar 11-20 hari. Hal ini berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala Unit Pengelola Tekhnis (UPT) Pusat Data dan Informasi Kebencanaan (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta, M Ridwan menjelaskan, berdasarkan data dari BMKG itu ada hari tanpa hujan, ada kategori sangat pendek yang durasinya satu sampai lima hari tidak hujan lantaran kemarau saat ini maju pada Mei dari biasanya April. Menurutnya, kategori tersebut tidak terjadi di Jakarta.
Jakarta, lanjut Ridwan, adanya di kategori menengah yaitu sekitar 11 sampai 20 hari tidak turun hujan. Wilayahnya meliputi, Cengkareng, Jakarta Barat; Ciganjur, Kedoya Selatan, Lebak Bulus, Manggarai, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Untuk Jakarta Pusat ada di Cideng serta Karet. Sedangkan di Jakarta Timur ada di Halim. "Hari tanpa hujan kategori berat atau panjang dari 21 sampai 30 hari itu ada di Kembangan, Pakubuwono, Pulogadung, Setiabudi, Tanjung Priok, Kemayoran, Sunter, Tanjungan, Teluk Gong, Tomang Barat dan Waduk Melati," kata Ridwan pada wartawan Selasa (9/7/2019).
Ridwan menuturkan, untuk mengantisipasi kekeringan atau hari tanpa hujan di Jakarta, pihaknya saat ini tengah melakukan monitoring ke wilayah atau kata lain mencari informasi wilayah yang terdampak musim kemarau. "Kalau ada informasi terkait kemarau bisa menelpon ke siaga Jakarta 112 di BPBD call center kami. Nanti kita akan koordinasikan ke semua dinas terkait. Kami juga sudah memantau PAM Jaya, Palyja , Aetra, Dinas Tata air untuk memantau semua ketersediaan air. Alhamdulillah belum ada dampak," tuturnya.
Ridwan melanjutkan, BPBD saat ini masih melakukan koordinasi pertama dengan PDAM beserta kedua operatornya, PT PALYJA dan Aetra. Termasuk dinas-dinas terkait dan kelurahan jika terjadi ada dampak dari kekeringan.( Baca: PAM Jaya Siagakan 26 Mobil Tangki Air Bersih Antisipasi Kekeringan )
Ridwan juga menyampaikan kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap penyakit yang mungkin terjadi akibat musim kemarau yang diprediksi terjadi hingga tiga bulan ke depan. "Seperti ISPA, batuk, pilek, diare, penyakit mata dan kulit kering itu mungkin saja penyakit penyerta ketika kemarau. Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada tanah dampak kemarau bisa juga bahaya kebakaran karena kekeringan," ucapnya.
Kepala Unit Pengelola Tekhnis (UPT) Pusat Data dan Informasi Kebencanaan (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta, M Ridwan menjelaskan, berdasarkan data dari BMKG itu ada hari tanpa hujan, ada kategori sangat pendek yang durasinya satu sampai lima hari tidak hujan lantaran kemarau saat ini maju pada Mei dari biasanya April. Menurutnya, kategori tersebut tidak terjadi di Jakarta.
Jakarta, lanjut Ridwan, adanya di kategori menengah yaitu sekitar 11 sampai 20 hari tidak turun hujan. Wilayahnya meliputi, Cengkareng, Jakarta Barat; Ciganjur, Kedoya Selatan, Lebak Bulus, Manggarai, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Untuk Jakarta Pusat ada di Cideng serta Karet. Sedangkan di Jakarta Timur ada di Halim. "Hari tanpa hujan kategori berat atau panjang dari 21 sampai 30 hari itu ada di Kembangan, Pakubuwono, Pulogadung, Setiabudi, Tanjung Priok, Kemayoran, Sunter, Tanjungan, Teluk Gong, Tomang Barat dan Waduk Melati," kata Ridwan pada wartawan Selasa (9/7/2019).
Ridwan menuturkan, untuk mengantisipasi kekeringan atau hari tanpa hujan di Jakarta, pihaknya saat ini tengah melakukan monitoring ke wilayah atau kata lain mencari informasi wilayah yang terdampak musim kemarau. "Kalau ada informasi terkait kemarau bisa menelpon ke siaga Jakarta 112 di BPBD call center kami. Nanti kita akan koordinasikan ke semua dinas terkait. Kami juga sudah memantau PAM Jaya, Palyja , Aetra, Dinas Tata air untuk memantau semua ketersediaan air. Alhamdulillah belum ada dampak," tuturnya.
Ridwan melanjutkan, BPBD saat ini masih melakukan koordinasi pertama dengan PDAM beserta kedua operatornya, PT PALYJA dan Aetra. Termasuk dinas-dinas terkait dan kelurahan jika terjadi ada dampak dari kekeringan.( Baca: PAM Jaya Siagakan 26 Mobil Tangki Air Bersih Antisipasi Kekeringan )
Ridwan juga menyampaikan kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap penyakit yang mungkin terjadi akibat musim kemarau yang diprediksi terjadi hingga tiga bulan ke depan. "Seperti ISPA, batuk, pilek, diare, penyakit mata dan kulit kering itu mungkin saja penyakit penyerta ketika kemarau. Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada tanah dampak kemarau bisa juga bahaya kebakaran karena kekeringan," ucapnya.
(whb)