Warga Bekasi Keluhkan Bau Sampah dari Truk DKI
A
A
A
BEKASI - Lalu lalang truk sampah milik DKI Jakarta menuju Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, kerap menimbulkan aroma tidak sedap ketika melintasi wilayah Bekasi. Sebab, tetesan air licit sampah dari truk tersebut kerap menetes dijalanan hingga mengeluarkan aroma bau tak sedap.
Apalagi, tetesan air licit juga membahayakan pengendara sepeda motor. Atas aroma tidak sedap tersebut banyak dikeluhkan warga Bekasi yang mempertanyakan keseriusan DKI Jakarta dalam mengoperasikan truk sampahnya menuju Bantargebang. Hal itu diungkapkan oleh beberapa warga kepada wartawan.
"Baunya tidak sedap, menganggu penciuman saat berkendara. Harusnya segera dibersihkan pemerintah, karena membahayakan," kata Evan Prabowo (33), pengendara Honda Vario B 4743 FNA di Bekasi, Senin (1/6/2019).
Apalagi, kata warga Bekasi Timur ini saat gerimis atau hujan kondisi jalan bisa semakin licin bila terkena tetesan air sampah.
Hal itu bisa dilihat di Jalan Ahmad Yani, Jalan Sudirman maupun di Jalan Raya Narogong hingga TPST Bantargebang. Tidak hanya pagi hari, namun tetesan air licit dari truk tersebut juga terjadi pada sore dan malam hari.
"Ini yang menjadi pertanyaan kami sebagai warga Bekasi, kenapa permasalahan bau ini tidak pernah diselesaikan," tegasnya.
Truk sampah DKI dengan tahun angggaran pembelian 2015 melintas di Jalan Sudirman, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi pada Senin (1/7/2019). Truk tersebut meneteskan air licit cukup banyak hingga membuat jalan protokol di wilayah setempat menjadi bau. Kondisi bau ini sudah dirasakan warga Bekasi sejak bebeapa tahun lalu.
Sementara Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi berencana akan melayangkan surat kepada DKI Jakarta terkait adanya truk sampah yang meneteskan air licit atau sampah di wilayah setempat. Pemerintah Kota Bekasi berharap agar DKI mau memperbaiki armada truknya, padahal keluhan seperti ini sudah sering disampaikan ke ibu kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, pemerintah secepatnya akan mengirimkan surat ke Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta agar keluhan masyarakat Bekasi ini menjadi perhatian khusus. "Kita minta DKI segera memperbaiki truk sampahnya," katanya.
Menurutnya, Kota Bekasi sebetulnya telah memiliki empat armada penyapu jalan atau road sweeper yang dibeli senilai Rp 15 miliar pada pertengahan 2018 lalu. Dua truk berkapasitas 6 meter kubik dan dua truk lagi berukuran 5 meter kubik. Apalagi, pembelian truk itu menggunakan APBD 2018.
Yayan menjelaskan, pembelian truk ini tidak hanya untuk membersihkan air licit bekas truk sampah DKI saja namun untuk menjaga kebersihan ruas jalan protokol seperti Jalan Sudirman, Jalan Ahmad Yani, Jalan Cut Meutia, Jalan Chairil Anwar dan sebagainya. Sebetulnya DKI juga membantu mengerahkan satu armada penyapu jalannya.
Namun, kata dia, kemampuan yang dimiliki truk ini bukan hanya sebagai penyapu jalan, namun menyedot sampah dan menyemprot air. Sebelum membeli pemerintah melakukan survei ke sejumlah daerah yang telah memiliki armada tersebut. Daerah yang didatangi seperti DKI Jakarta, Kota Depok dan Kabupaten Bogor.
Apalagi, tetesan air licit juga membahayakan pengendara sepeda motor. Atas aroma tidak sedap tersebut banyak dikeluhkan warga Bekasi yang mempertanyakan keseriusan DKI Jakarta dalam mengoperasikan truk sampahnya menuju Bantargebang. Hal itu diungkapkan oleh beberapa warga kepada wartawan.
"Baunya tidak sedap, menganggu penciuman saat berkendara. Harusnya segera dibersihkan pemerintah, karena membahayakan," kata Evan Prabowo (33), pengendara Honda Vario B 4743 FNA di Bekasi, Senin (1/6/2019).
Apalagi, kata warga Bekasi Timur ini saat gerimis atau hujan kondisi jalan bisa semakin licin bila terkena tetesan air sampah.
Hal itu bisa dilihat di Jalan Ahmad Yani, Jalan Sudirman maupun di Jalan Raya Narogong hingga TPST Bantargebang. Tidak hanya pagi hari, namun tetesan air licit dari truk tersebut juga terjadi pada sore dan malam hari.
"Ini yang menjadi pertanyaan kami sebagai warga Bekasi, kenapa permasalahan bau ini tidak pernah diselesaikan," tegasnya.
Truk sampah DKI dengan tahun angggaran pembelian 2015 melintas di Jalan Sudirman, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi pada Senin (1/7/2019). Truk tersebut meneteskan air licit cukup banyak hingga membuat jalan protokol di wilayah setempat menjadi bau. Kondisi bau ini sudah dirasakan warga Bekasi sejak bebeapa tahun lalu.
Sementara Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi berencana akan melayangkan surat kepada DKI Jakarta terkait adanya truk sampah yang meneteskan air licit atau sampah di wilayah setempat. Pemerintah Kota Bekasi berharap agar DKI mau memperbaiki armada truknya, padahal keluhan seperti ini sudah sering disampaikan ke ibu kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, pemerintah secepatnya akan mengirimkan surat ke Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta agar keluhan masyarakat Bekasi ini menjadi perhatian khusus. "Kita minta DKI segera memperbaiki truk sampahnya," katanya.
Menurutnya, Kota Bekasi sebetulnya telah memiliki empat armada penyapu jalan atau road sweeper yang dibeli senilai Rp 15 miliar pada pertengahan 2018 lalu. Dua truk berkapasitas 6 meter kubik dan dua truk lagi berukuran 5 meter kubik. Apalagi, pembelian truk itu menggunakan APBD 2018.
Yayan menjelaskan, pembelian truk ini tidak hanya untuk membersihkan air licit bekas truk sampah DKI saja namun untuk menjaga kebersihan ruas jalan protokol seperti Jalan Sudirman, Jalan Ahmad Yani, Jalan Cut Meutia, Jalan Chairil Anwar dan sebagainya. Sebetulnya DKI juga membantu mengerahkan satu armada penyapu jalannya.
Namun, kata dia, kemampuan yang dimiliki truk ini bukan hanya sebagai penyapu jalan, namun menyedot sampah dan menyemprot air. Sebelum membeli pemerintah melakukan survei ke sejumlah daerah yang telah memiliki armada tersebut. Daerah yang didatangi seperti DKI Jakarta, Kota Depok dan Kabupaten Bogor.
(mhd)