Pemilihan Wagub DKI, Pengamat Duga Ada Penghambatan
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakit Trubus Rahadiansyah angkat bicara soal molornya proses pemilihan wakil gubernur (wagub) DKI . Menurut Trubus, lambatnya proses tersebut karena adanya ego sektoral terutama di kubu partai pengusung yakni PKS dan Gerindra.
"Pansus menunjukan di dalam dewan terdapat tarik menarik bagi Gerindra maupun PKS. Keduanya seperti belum ada kerelaan masing-masing saat mencalonkan. Saya melihatnya PKS maupun Gerindra tidak ada kemauan poltical well untuk mendorong pembangunan di Jakarta lebih cepat. Ada aspek penghambatan di situ. Seperti melakukan pembiaraan ego sektoral mengorbakan pelayanan publik," urai Trubus saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (18/5/2019).
Dia menambahkan, meskipun sudah diajukan dua orang calon pengganti Sandiaga Uno yakni Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu, Gerindra terlihat tidak legowo.
"Selain itu orang yang diajukan belum punya kapasitas. Pak Yulianto belum pernah menangani birokrasi. Pak Syaikhu adalah pengalaman tapi tingkat kota," tambahnya.
Menurutnya, pengalaman memimpin suatu daerah penting agar bisa segera beradaptasi dengan seluruh problematika di DKI.
"Pak Ahok ada pengalaman dan Pak Djarot juga ada bekal. Tapi lihat, Pak Djarot enggak sukses-sukses amat mimpin Jakarta meskipun berpengalaman. Nah apalagi yang sekarang," tegasnya.
Sekadar informasi, saat ini DPRD DKI Jakarta telah membentuk pansus pemilihan wagub DKI. Pansus akan bekerja mulai Senin 20 Mei 2019 hingga enam bulan ke depan.
"Pansus menunjukan di dalam dewan terdapat tarik menarik bagi Gerindra maupun PKS. Keduanya seperti belum ada kerelaan masing-masing saat mencalonkan. Saya melihatnya PKS maupun Gerindra tidak ada kemauan poltical well untuk mendorong pembangunan di Jakarta lebih cepat. Ada aspek penghambatan di situ. Seperti melakukan pembiaraan ego sektoral mengorbakan pelayanan publik," urai Trubus saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (18/5/2019).
Dia menambahkan, meskipun sudah diajukan dua orang calon pengganti Sandiaga Uno yakni Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu, Gerindra terlihat tidak legowo.
"Selain itu orang yang diajukan belum punya kapasitas. Pak Yulianto belum pernah menangani birokrasi. Pak Syaikhu adalah pengalaman tapi tingkat kota," tambahnya.
Menurutnya, pengalaman memimpin suatu daerah penting agar bisa segera beradaptasi dengan seluruh problematika di DKI.
"Pak Ahok ada pengalaman dan Pak Djarot juga ada bekal. Tapi lihat, Pak Djarot enggak sukses-sukses amat mimpin Jakarta meskipun berpengalaman. Nah apalagi yang sekarang," tegasnya.
Sekadar informasi, saat ini DPRD DKI Jakarta telah membentuk pansus pemilihan wagub DKI. Pansus akan bekerja mulai Senin 20 Mei 2019 hingga enam bulan ke depan.
(mhd)