Penataan Trotoar Merupakan Ekosistem Komersial

Senin, 15 April 2019 - 05:44 WIB
Penataan Trotoar Merupakan Ekosistem Komersial
Penataan Trotoar Merupakan Ekosistem Komersial
A A A
JAKARTA - Penataan Trotoar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan direncanakan rampung pada akhir tahun ini. Penataan trotoar akan terus dilakukan dengan pelebaran.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, penataan trotoar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan rencananya selesai pada akhir tahun ini. Kemudian, penataan trotoar akan dilakukan di Cikini dan di kasablanka, Kuningan, Jakarta Selatan.

Menurutnya, penataan trotoar dengan pelebaran seperti di Kemang dan Sudirman-Thamrin yang sudah ditata terlebih dahulu merupakan bagian dari pembangunan ekosistem komersial dan sistem budaya.

"Konsepnya membangun sebuah ekosistem komersial. Dimana jalan kaki bisa leluasa, kegiatan komersial bisa berjalan dengan baik dan harapannya seni budaya bisa tumbuh kembali," kata Anies usai memimpin upacara Apel kesiapan penyelenggaraan pemilu di lapangan Banteng, Jakarta Pusat, kemarin.

Anies menjelaskan, konsep ekosistem komersial itu seperti perilaku orang yang datang ke pusat perbelanjaan Mall pada hari libur itu nyaman berjalan menentukan tempat tujuanya, makan dimana, duduk dimana dan sebagainya. Sebab, ada fasilitas jalan kaki untuk memilih.

Sedangkan tempat seperti di Kemang, kata Anies, orang otomatis menentukan terlebih dahulu mau berhenti dimana lantaran tidak ada fasilitas pejalan kaki. Nantinya, setelah ditata, tempat itu akan berubah menjadi tempat dimana orang bisa berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain dan kegiatan seni budaya akan muncul di trotoar.

"Mereka dan mereka yang nanti bisa tampil mereka yang bisa berjualan adalah hasil hasil yang sudah dikurasi jadi bukan siapa saja bisa di situ tapi karya seni yang sudah dikurasi. Dengan begitu ini menjadi salah satu contoh membangun ekosistem pejalan kaki ekosistem komersial ke sistem kebudayaan yang baik yang sedang kita lakukan di Kemang," jelasnya.

Mantan Menteri Pendidikan itu menilai, bahwa penataan trotoar di Kemang akan menjadi contoh untuk penataan trotoar dijalan lingkungan yang tidak terlalu besar seperti penataan trotoar di Sudirman-Thamrin. Namun, konsepnya sama, yakni melebarkan jalan kaki, bukan jalan roda dua, empat atau lebih.

Selama ini, kata Anies, seringkali pelebaran jalan difokuskan untuk roda bukan untuk pejalan kaki. Konsekuensinya trotoar semakin kecil. Untuk itu, pelebaran jalan kaki yang masuk dalam konsep penataan trotoar dilakukan guna merubah mindset pembangunan di Jakarta.

"Membangun jalan itu bukan hanya jalan untuk roda tapi jalan untuk kaki karena kaki lah alat transportasi pertama dan utama kita. sekarang sudah ada di Sudirman contoh. Contoh yang kedua di daerah yang bukan Jalan Utama besar tapi wilayah yang lebih kecil seperti Kemang," pungkasnya.

Saat ini lanjut Anies, pihaknya tengah menyusun rencana tekhnis lanjutan dari penataan trotoar. Dimana, akan ada angkutan umum yang melayani. Dirinya menginginkan Jakarta memiliki udara yang bersih dan kaitanya adalah mengurangi kendaraan bermotor. Sebab, salah satu sumber polusi terbesar di Jakarta adalah kendaraan bermotor, baik roda dua, roda empat ataupun lebih.

Kendaraan umum kedepan diarahkan tidak lagi menggunakan sumber energi yang polusinnya tinggi. Transjakarta sebagai bus milik Pemprov DKl pekan depan akan mulai menggunakan bus listrik sebagai contoh. Kedepan, semuanya akan menggunakan bus listrik.

"Kalau sudah lengkap semua baru kita umumkan. Sekarang kita sedang menyusun sampai rencana teknisnya," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua fraksi Partai NasDem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus berharap Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyiapkan rekayasa lalu lintas ketika proyek revitalisasi trotoar di Kemang, Jakarta Selatan rampung.

Menurutnya, kawasan Kemang merupakan salah satu wilayah yang memiliki traffic lalu lintas tinggi. Namun, jalan yang menjadi penunjang lalu lintas tidak begitu lebar, hanya 3-4 meter. Dia pun menyarankan agar lalu lintas di Jalan Kemang Raya dan Jalan Raya Kemang 1 dibuat satu arah.

"Mudah-mudahan bisa dibuat satu arah saja, yang penting ada pengarahan lalu lintas," ungkapnya.

Bestari menilai percuma jika melarang kendaraan pribadi melintas tetapi arud lalu lintas tetap dibuat dua arah. Dia memprediksi lalu lintas di kawasan Kemang akan macet parah bila tidak ada rekayasa lalu lintas. Apalagi, kawasan Kemang digadang-gadang menjadi lokasi wisata dan pusat kuliner di Jakarta.

"Ya kalau dia dua arah pasti akan macet, tapi kalau satu arah tidak akan macet contoh sekarang di Jalan Wahid Hasyim sudah dijadikan satu arah itu bagus tidak macet, kemudian Jalan Sabang juga sudah satu arah itu sudah bagus," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5565 seconds (0.1#10.140)