Pemda Diminta Bangun Flyover atau Underpass di Perlintasan Kereta
A
A
A
TANGERANG - Beberapa perlintasan Kereta Rel Listrik (KRL) di wilayah Tangerang dinilai menjadi salah satu penyebab kemacetan arus lalu lintas. Kemacetan tak dapat dihindari, lantaran pengendara harus menunggu hingga beberapa saat sampai kereta melalui perlintasan.
Kondisi demikian menjadi salah satu yang disorot Komisi V DPR RI. Bahkan pemerintah daerah setempat, didesak agar segera membangun jembatan layang (flyover) atau jalan bawah tanah (underpass) guna menghindari kemacetan itu.
"Kita mendesak pemerintah untuk membangun flyover atau underpass di setiap perlintasan kereta. Saat ini kemacetan yang terjadi dari perlintasan kereta sudah sangat parah," ucap Anggota Komisi V DPR RI Sahat Silaban usai meninjau perlintasan di wilayah Cisauk, Tangerang, Sabtu 13 April 2019 sore.
Dikatakannya, kemacetan akibat antrean panjang di perlintasan kereta api disebutkan telah menimbulkan kerugian secara ekonomi. Belum lagi, banyak produktivitas masyarakat yang harus terhambat karena terpapar kemacetan.
"Secara ekonomi kemacetan ini sangat merugikan masyarakat, berapa banyak bensin yang terbuang akibat macet. Bagaimana produktivitas masyarakat menjadi terkuras karena macet," katanya.
Menurut dia, berdasarkan regulasi yang ada sudah seharusnya di setiap perlintasan KRL dibangun pula flyover maupun underpass bagi pengguna jalan. Sehingga, aktivitas masyarakat tak terganggu dan terbuang sia-sia hanya untuk menunggu kereta melintas.
"Perlintasan kereta api di Cisauk sudah kami sampaikan ke Pemda Kabupaten Tangerang, saat kunjungan kerja. Memang sudah sangat memerihatinkan kondisi kemacetan di sana," imbuhnya.
Sebagai wilayah penyangga ibu kota, lanjut Sahat, mestinya wilayah seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sudah harus menunjang seluruh pembangunan di Jakarta. Dimana telah dilengkapi infrastruktur yang memadai di setiap perlintasan KRL.
"Saya lihat di Bodetabek, yang sangat memerihatinkan di bidang infrastruktur. Maka kota-kota penyangga Jakarta ini, pembangunan infrastrukturnya juga mesti mengimbangi Ibu kota," tandasnya.
Kemacetan terparah salah satunya terlihat di perlintasan KRL Cisauk, Kabupaten Tangerang. Tiap hari, para pengendara harus rela menempuh jarak sekira 2 kilometer selama 1 jam lebih. Hal itu terjadi, karena mereka harus antri menunggu kereta melewati perlintasan tersebut.
Kondisi demikian menjadi salah satu yang disorot Komisi V DPR RI. Bahkan pemerintah daerah setempat, didesak agar segera membangun jembatan layang (flyover) atau jalan bawah tanah (underpass) guna menghindari kemacetan itu.
"Kita mendesak pemerintah untuk membangun flyover atau underpass di setiap perlintasan kereta. Saat ini kemacetan yang terjadi dari perlintasan kereta sudah sangat parah," ucap Anggota Komisi V DPR RI Sahat Silaban usai meninjau perlintasan di wilayah Cisauk, Tangerang, Sabtu 13 April 2019 sore.
Dikatakannya, kemacetan akibat antrean panjang di perlintasan kereta api disebutkan telah menimbulkan kerugian secara ekonomi. Belum lagi, banyak produktivitas masyarakat yang harus terhambat karena terpapar kemacetan.
"Secara ekonomi kemacetan ini sangat merugikan masyarakat, berapa banyak bensin yang terbuang akibat macet. Bagaimana produktivitas masyarakat menjadi terkuras karena macet," katanya.
Menurut dia, berdasarkan regulasi yang ada sudah seharusnya di setiap perlintasan KRL dibangun pula flyover maupun underpass bagi pengguna jalan. Sehingga, aktivitas masyarakat tak terganggu dan terbuang sia-sia hanya untuk menunggu kereta melintas.
"Perlintasan kereta api di Cisauk sudah kami sampaikan ke Pemda Kabupaten Tangerang, saat kunjungan kerja. Memang sudah sangat memerihatinkan kondisi kemacetan di sana," imbuhnya.
Sebagai wilayah penyangga ibu kota, lanjut Sahat, mestinya wilayah seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sudah harus menunjang seluruh pembangunan di Jakarta. Dimana telah dilengkapi infrastruktur yang memadai di setiap perlintasan KRL.
"Saya lihat di Bodetabek, yang sangat memerihatinkan di bidang infrastruktur. Maka kota-kota penyangga Jakarta ini, pembangunan infrastrukturnya juga mesti mengimbangi Ibu kota," tandasnya.
Kemacetan terparah salah satunya terlihat di perlintasan KRL Cisauk, Kabupaten Tangerang. Tiap hari, para pengendara harus rela menempuh jarak sekira 2 kilometer selama 1 jam lebih. Hal itu terjadi, karena mereka harus antri menunggu kereta melewati perlintasan tersebut.
(mhd)