Musim Hujan, Pemkot Bekasi Catat 40% Ruas Jalan Alami Kerusakan
A
A
A
BEKASI - Intensitas hujan yang mengguyur Bekasi belakangan ini membuat sejumlah jalan mengalami kerusakan. Kondisi jalan berlubang itu terjadi hingga merata di 12 Kecamatan se-Kota Bekasi, mulai dari jalan berlubang sedang hingga parah.
Saat ini, pemerintah sedang melakukan pendataan dan penangan dijalan berlubang tersebut. Pemandangan itu bisa ditemukan di jalan protokol maupun lingkungan. Misalnya di ruas jalan protokol bisa ditemukan di Jalan Chairil Anwar, Jalan Ir Juanda, Jalan KH Noer Ali (Kalimalang), Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Joyomartono, dan Jalan I Gus Ngurah Rai, kerusakan rata-rata ditimbulkan karena tergenang air hujan.
Alhasil permukaan menjadi tidak rata dan menimbulkan lubang antara 10-20 cm. Akibat jalan berlubang itu sangat membahayakan pengendara yang melintasi jalan tersebut.”Kita sudah lakukan penanganan, paling banyak rusak di jalan protokol,” kata Kabid Bina Marga, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi, Widayat Subroto pada Selasa (5/2/2019).
Widayat mengaku, pemerintah juga cukup kewalahan dalam mengatasi kerusakan jalan yang terus bermunculan di musim hujan. Selain karena anggaran yang terbatas, kemampuan tim unit reaksi cepat (URC) tak sebanding dengan jumlah kerusakan yang timbul hampir setiap hari.
Saat ini, kata dia, pemerintah tengah menyusun persiapan tim URC agar penanganan jalan rusak dapat lebih cepat dan efektif. Sebab, dalam sehari, satu tim URC maksimal hanya mampu memperbaiki jalan rusak seluas empat meter persegi.”Dua tim URC dalam sehari hanya mampu memperbaiki delapan meter persegi,” ujarnya.
Untuk kerusakan jalan arteri, tim URC masih mampu untuk mengatasinya. Pekerjaan akan menjadi sangat berat ketika sudah mengatasi kerusakan di jalan protokol Kota Bekasi. Ditambah alokasi anggaran pemeliharaan jalan dalam APBD Kota Bekasi juga masih kurang.
Dalam setahun, Kota Bekasi hanya memiliki anggaran sekitar Rp3 miliar. Sementara, total panjang seluruh jalan lingkungan, arteri, hingga protokol di Kota Bekasi mencapai 4.000 kilometer.”Anggaran kita sedikit dengan beban yang luar biasa. Jadi sangat dibutuhkan anggaran sangat besar untuk menanganinya,” tegasnya.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran khusus untuk perbaikan jalan berlubang itu setiap tahunya. Sebab, kondisi jalan berlubang itu sering terjadi saat musim hujan mengguyur wilayahnya.”Kita pasti perbaiki secepatnya, masyarakat saya minta untuk bersabar,” katanya.
Namun, untuk perbaikan secara total akan dilakukan pemerintah setelah musim hujan berlalu.”Kalau sekarang diperbaiki bakal kembali rusak, makanya tidak efektif,” tambahnya.
Berdasarkan catatan pemerintah, sekitar 40% jalan di Kota Bekasi harus diperbaiki karena berlubang. Timbulnya jalan berlubang disebabkan curah hujan yang tinggi mengguyur wilayahnya. Adapun material jalan di Kota Bekasi yang sebagian besar beraspal disebut mudah hancur apabila terkena air.
Rahmat menambahkan, untuk sementara pihaknya melakukan perbaikan yang bersifat sementara, seperti penambalan jalan. Sebab, memperbaiki jalan berlubang pada musim hujan dinilai kurang efektif. Bahkan, Dinas Perhubungan sudah menempatkan rambu-rambu lalu lintas untuk memberitahukan bahwa masih ada kerusakan jalan.
Pantauan Koran SINDO, sejumlah ruas seperti di Jalan Chairil Anwar, Jalan Joyomartono, Jalan Juanda, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan KH Noer Ali (Kalimalang) nampak berlubang dengan diameter sekitar 20 sentimeter. Pengendara terlihat menahan laju kendaraannya saat melintas di jalan yang berlubang tersebut.
Akibatnya, dijalan penghubung antara Kota Bekasi dengan Jakarta Timur kerap terjadi kemacetan panjang.”Yang pasti macet parah akibat jalan berlubang, sering terjadi kecelakaan,” kata Dedi Supriadi (25) salah satu pengendara yang biasa melintasi Jalan Kalimalang setiap harinya.
Saat ini, pemerintah sedang melakukan pendataan dan penangan dijalan berlubang tersebut. Pemandangan itu bisa ditemukan di jalan protokol maupun lingkungan. Misalnya di ruas jalan protokol bisa ditemukan di Jalan Chairil Anwar, Jalan Ir Juanda, Jalan KH Noer Ali (Kalimalang), Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Joyomartono, dan Jalan I Gus Ngurah Rai, kerusakan rata-rata ditimbulkan karena tergenang air hujan.
Alhasil permukaan menjadi tidak rata dan menimbulkan lubang antara 10-20 cm. Akibat jalan berlubang itu sangat membahayakan pengendara yang melintasi jalan tersebut.”Kita sudah lakukan penanganan, paling banyak rusak di jalan protokol,” kata Kabid Bina Marga, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi, Widayat Subroto pada Selasa (5/2/2019).
Widayat mengaku, pemerintah juga cukup kewalahan dalam mengatasi kerusakan jalan yang terus bermunculan di musim hujan. Selain karena anggaran yang terbatas, kemampuan tim unit reaksi cepat (URC) tak sebanding dengan jumlah kerusakan yang timbul hampir setiap hari.
Saat ini, kata dia, pemerintah tengah menyusun persiapan tim URC agar penanganan jalan rusak dapat lebih cepat dan efektif. Sebab, dalam sehari, satu tim URC maksimal hanya mampu memperbaiki jalan rusak seluas empat meter persegi.”Dua tim URC dalam sehari hanya mampu memperbaiki delapan meter persegi,” ujarnya.
Untuk kerusakan jalan arteri, tim URC masih mampu untuk mengatasinya. Pekerjaan akan menjadi sangat berat ketika sudah mengatasi kerusakan di jalan protokol Kota Bekasi. Ditambah alokasi anggaran pemeliharaan jalan dalam APBD Kota Bekasi juga masih kurang.
Dalam setahun, Kota Bekasi hanya memiliki anggaran sekitar Rp3 miliar. Sementara, total panjang seluruh jalan lingkungan, arteri, hingga protokol di Kota Bekasi mencapai 4.000 kilometer.”Anggaran kita sedikit dengan beban yang luar biasa. Jadi sangat dibutuhkan anggaran sangat besar untuk menanganinya,” tegasnya.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran khusus untuk perbaikan jalan berlubang itu setiap tahunya. Sebab, kondisi jalan berlubang itu sering terjadi saat musim hujan mengguyur wilayahnya.”Kita pasti perbaiki secepatnya, masyarakat saya minta untuk bersabar,” katanya.
Namun, untuk perbaikan secara total akan dilakukan pemerintah setelah musim hujan berlalu.”Kalau sekarang diperbaiki bakal kembali rusak, makanya tidak efektif,” tambahnya.
Berdasarkan catatan pemerintah, sekitar 40% jalan di Kota Bekasi harus diperbaiki karena berlubang. Timbulnya jalan berlubang disebabkan curah hujan yang tinggi mengguyur wilayahnya. Adapun material jalan di Kota Bekasi yang sebagian besar beraspal disebut mudah hancur apabila terkena air.
Rahmat menambahkan, untuk sementara pihaknya melakukan perbaikan yang bersifat sementara, seperti penambalan jalan. Sebab, memperbaiki jalan berlubang pada musim hujan dinilai kurang efektif. Bahkan, Dinas Perhubungan sudah menempatkan rambu-rambu lalu lintas untuk memberitahukan bahwa masih ada kerusakan jalan.
Pantauan Koran SINDO, sejumlah ruas seperti di Jalan Chairil Anwar, Jalan Joyomartono, Jalan Juanda, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan KH Noer Ali (Kalimalang) nampak berlubang dengan diameter sekitar 20 sentimeter. Pengendara terlihat menahan laju kendaraannya saat melintas di jalan yang berlubang tersebut.
Akibatnya, dijalan penghubung antara Kota Bekasi dengan Jakarta Timur kerap terjadi kemacetan panjang.”Yang pasti macet parah akibat jalan berlubang, sering terjadi kecelakaan,” kata Dedi Supriadi (25) salah satu pengendara yang biasa melintasi Jalan Kalimalang setiap harinya.
(whb)