Buntut Bentrokan, Komandan Peleton Satpol PP Tangerang Dicopot

Jum'at, 01 Februari 2019 - 18:55 WIB
Buntut Bentrokan, Komandan Peleton Satpol PP Tangerang Dicopot
Buntut Bentrokan, Komandan Peleton Satpol PP Tangerang Dicopot
A A A
TANGERANG - Komandan Peleton E Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkot Tangerang , AM, akhirnya dicopot dari jabatannya, menjadi staf administrasi biasa. AM dipecat, karena dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas terjadinya bentrokan yang berujung pada pemukulan terhadap mahasiswa dan wartawan, di halaman Pemkot Tangerang, kemarin.

Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kota Tangerang Ghufron Falfeli mengatakan, peristiwa ini merupakan teguran keras Satpol PP Kota Tangerang.

"Kemarin, pada Rabu 30 Januari 2019, ada tragedi berdarah. Aksi demo mahasiswa di Pemkot Tangerang," kata Ghufron, saat dihubungi SINDOnews, Jumat (1/2/2019).

Dalam demo itu, ada wartawan yang sedang meliput dihalang-halangi, hingga terjadi pemukulan oleh anggota Satpol PP. Aksi ini mendapat kecaman dari wartawan yang melakukan aksi demontrasi dan solidaritas.

"Salah satu wartawan dihalang-halangi dan mendapat kekerasan. Makanya, kemarin sempat ada wartawan yang demo di kantor kita. Meminta ketegasan terhadap anggota yang melakukan aksi itu," ungkapnya.

Tidak hanya wartawan, mahasiswa, dan unsur pimpinan Satpol PP, hingga Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah juga turut mengecam aksi Komandan Peleton E itu.

"Memang ada kesalahan prosedur yang kami lakukan. Jadi, saat itu kami dilempari batu, dan polisi juga tidak bisa kendalikan massa. Sehingga, terjadi clash itu. Saat itu, ada dua peleton 45 anggota," paparnya. (Baca: Satpol PP Bentrok dengan Mahasiswa di Kantor Puspemkot Tangerang )

Selain AM, Ghufron mengaku, dirinya juga menunggu giliran dijatuhkan sanksi. Sebagai pimpinan, dirinya mengaku rela pasang badan, demi 45 anggotanya.

"Bukan dipecat ya. Tetapi dicopot dari jabatannya saat ini. Jadi, sekarang dia tidak punya pasukan lagi. Tidak punya tunjangan lagi. Jadi, staf administrasi biasa. Termasuk saya juga, tunggu giliran," sambungnya.

Diakuinya, bentrokan yang berujung pada penganiayaan anggota Satpol PP, terhadap para aktivis mahasiswa yang demo menuntut kesehatan gratis itu berakibat sangat buruk bagi nama baik Satpol PP.

Kecaman terhadap Satpol PP terus datang bertubi-tubi. Ditambah, adanya dorongan yang sangat kuat oleh wartawan yang meminta Satpol PP bisa bertindak tegas.

"Kami benar-benar hancur. Semua pihak di Kota Tangerang menyalahkan kami. Unsur pimpinan, hingga Wali Kota Tangerang, semuanya menyalahkan kami. Saya bilang, saya siap bertanggung jawab," jelasnya.

Dalam bentrokan tersebut, seorang petugas Satpol PP mengalami luka gegar otak, dan sobek di kepala, hingga mendapat 12 jahitan. Saat ini, anggota yang bernama Umar Muali, masih dirawat di rumah sakit.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5291 seconds (0.1#10.140)