Pembangunan Terminal Terintegrasi Depok Masuk Pengerjaan Bawah Tanah
A
A
A
DEPOK - Proyek pembangunan Terminal Terintegrasi Depok Metrostater sudah mulai pengerjaan. Pembangunan dimulai sejak kawasan tersebut dinyatakan steril dari aktivitas lain. Sehingga yang ada saat ini hanya untuk pengerjaan pembangunan terminal.
Pada Agustus 2018, area tersebut dinyatakan steril. Setelah itu PT Andyka Investama baru bisa melakukan pengerjaan. Yang pertama dilakukan adalah pemasangan pagar beton di seluruh area. Tujuannya agar kekuatan bangunan dalam tanah bisa terjaga.
"Pembangunan itu dilakukan dalam tiga tahap. Tahap persiapan sudah dilakukan. Perizinan, koordinasi dengan pihak operator terkait, juga dengan lingkungan sudah dilakukan. Kemudian pemagaran beton sudah dilakukan," ujar Direksi PT Andyka Investama, Sumarsono Hadi, Senin (7/1/2019).
Dua bulan ini pihaknya akan fokus melakukan pengerukan tanah. Jika sesuai target maka pengecoran di bawah tanah akan dilakukan pada Mei-Juni 2019. Yang terpenting, kata dia, penguatan infrastruktur di bawah tanah sehingga kekuatan bangunan menjadi maksimal.
Secara teknis, setelah penggalian dan pengeboran selesai maka selanjutnya adalah pemasangan pondasi yang bentuknya mirip dengan sepatu. Mengingat kontur tanah di lokasi memiliki derajat kemiringan tertentu.
"Tahun ini penggalian tanah lalu boring, pemasangan sepatu pondasi delapan meter. Januari- Februari dilakukan pengerukan tanah. Karena tempatnya miring maka harus dilakukan pemancangan dengan memasang cor beton dengan rangka beton," jelasnya.
Setelah pengecoran bawah tanah selesai barulah dilakukan pembangunan di atas. Pekerjaan yang agak rumit adalah pembangunan bawah tanah. "Sekarang tahapnya under dulu. Ditargetkan pondasi sekitar Mei-Juni. Kalau pondasi sudah selesai maka pembangunan ke atas lebih cepat," katanya.
Adapun yang bisa menjadi kendala dalam pengerjaan bawah tanah adalah kontur dan kondisi tanah. Ketika tanah dikeruk akan keluar lumpur dan air dari ratusan titik. "Yang lama pada saat proses pengeboran. Bisa saja keluar air dan lumpur. Harapan kami semoga tidak ada kendala saat pengerjaan bawah tanah," tandasnya.
Sesuai dengan perjanjian, yang pertama harus dibangun adalah kawasan terminai. Pihaknya tidak boleh membangun apapun sebelum terminal terintegrasi selesai. Targetnya setahun sejak Agustus 2018 terminal terintegrasi bisa diserahkan pada pemerintah.
"Kalau target keseluruhan untuk hunian sekitar tiga sampai empat tahun. Tapi kami tidak boleh membangun apapun sebelum terminal selesai," ucapnya.
Pembangunan terminal juga akan menitikberatkan sarana prasarana yang menunjang teknologi modern. Terminal itu nanti akan sejalan dengan program Kementerian Perhubungan yaitu mempermudah masyarakat dalam mengakses transportasi. Terminal Metro Starter tersebut akan berbasis Transit Oriented Development. Artinya, bagaimana mensinkronkan hubungan perubahan antarmoda dengan berbagai tipe transportasi.
"Kemenhubkan sudah memiliki BPTJ, yang mengsinkronkan seluruh moda transportasi. Sehingga, masyarakat akan dimudahkan ketika berganti moda baik pelayanan maupun interkoneksinya," ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumardi, mengatakan, pihaknya akan menunggu stakeholder terkait mengenai integrasi yang dimaksud. "Ini nanti kita akan lihat pata stakeholder mengusulkan proposal titik kereta api, pemda, proposi yang baik. Kita juga pasti buat proposi yang baik untuk masyarakat," katanya.
Pada Agustus 2018, area tersebut dinyatakan steril. Setelah itu PT Andyka Investama baru bisa melakukan pengerjaan. Yang pertama dilakukan adalah pemasangan pagar beton di seluruh area. Tujuannya agar kekuatan bangunan dalam tanah bisa terjaga.
"Pembangunan itu dilakukan dalam tiga tahap. Tahap persiapan sudah dilakukan. Perizinan, koordinasi dengan pihak operator terkait, juga dengan lingkungan sudah dilakukan. Kemudian pemagaran beton sudah dilakukan," ujar Direksi PT Andyka Investama, Sumarsono Hadi, Senin (7/1/2019).
Dua bulan ini pihaknya akan fokus melakukan pengerukan tanah. Jika sesuai target maka pengecoran di bawah tanah akan dilakukan pada Mei-Juni 2019. Yang terpenting, kata dia, penguatan infrastruktur di bawah tanah sehingga kekuatan bangunan menjadi maksimal.
Secara teknis, setelah penggalian dan pengeboran selesai maka selanjutnya adalah pemasangan pondasi yang bentuknya mirip dengan sepatu. Mengingat kontur tanah di lokasi memiliki derajat kemiringan tertentu.
"Tahun ini penggalian tanah lalu boring, pemasangan sepatu pondasi delapan meter. Januari- Februari dilakukan pengerukan tanah. Karena tempatnya miring maka harus dilakukan pemancangan dengan memasang cor beton dengan rangka beton," jelasnya.
Setelah pengecoran bawah tanah selesai barulah dilakukan pembangunan di atas. Pekerjaan yang agak rumit adalah pembangunan bawah tanah. "Sekarang tahapnya under dulu. Ditargetkan pondasi sekitar Mei-Juni. Kalau pondasi sudah selesai maka pembangunan ke atas lebih cepat," katanya.
Adapun yang bisa menjadi kendala dalam pengerjaan bawah tanah adalah kontur dan kondisi tanah. Ketika tanah dikeruk akan keluar lumpur dan air dari ratusan titik. "Yang lama pada saat proses pengeboran. Bisa saja keluar air dan lumpur. Harapan kami semoga tidak ada kendala saat pengerjaan bawah tanah," tandasnya.
Sesuai dengan perjanjian, yang pertama harus dibangun adalah kawasan terminai. Pihaknya tidak boleh membangun apapun sebelum terminal terintegrasi selesai. Targetnya setahun sejak Agustus 2018 terminal terintegrasi bisa diserahkan pada pemerintah.
"Kalau target keseluruhan untuk hunian sekitar tiga sampai empat tahun. Tapi kami tidak boleh membangun apapun sebelum terminal selesai," ucapnya.
Pembangunan terminal juga akan menitikberatkan sarana prasarana yang menunjang teknologi modern. Terminal itu nanti akan sejalan dengan program Kementerian Perhubungan yaitu mempermudah masyarakat dalam mengakses transportasi. Terminal Metro Starter tersebut akan berbasis Transit Oriented Development. Artinya, bagaimana mensinkronkan hubungan perubahan antarmoda dengan berbagai tipe transportasi.
"Kemenhubkan sudah memiliki BPTJ, yang mengsinkronkan seluruh moda transportasi. Sehingga, masyarakat akan dimudahkan ketika berganti moda baik pelayanan maupun interkoneksinya," ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumardi, mengatakan, pihaknya akan menunggu stakeholder terkait mengenai integrasi yang dimaksud. "Ini nanti kita akan lihat pata stakeholder mengusulkan proposal titik kereta api, pemda, proposi yang baik. Kita juga pasti buat proposi yang baik untuk masyarakat," katanya.
(thm)