Pemkot Tangerang Wujudkan Kota Layak Investasi
A
A
A
JAKARTA - Kota Tangerang yang menjadi salah satu kawasan satelit Ibu Kota terus meningkatkan performanya agar mampu menarik lebih banyak investasi ke kota tersebut. Upaya tersebut diwujudkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dengan menyusun program utama sebagai kota layak investasi dengan berbagai kemudahan yang diberikan kepada pengusaha dalam mengembangkan usahanya.
Melalui program kota layak investasi itu, Pemkot Tangerang melakukan terobosan dengan cara memangkas jalur investasi melalui sistem online maupun membuat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang mengintegrasikan 10 dinas/badan dalam satu lokasi serta pelayanan di Sabtu dan Minggu.
“Terobosan itu membuat investasi di Kota Tangerang meningkat setiap tahun yang juga mendorong peningkatan pendapatan asli daerah,” ungkap Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah pada Selasa (27/11/2018).
Berdasar data terakhir atau pada 2017 lalu realisasi investasi di Kota Tangerang mencapai Rp5,5 triliun. Lima sektor besar penyumbang investasi di Kota Tangerang adalah sektor perdagangan dan reparasi, sektor logam mesin dan elektronik, sektor makanan, sektor kimia, dan sektor tekstil.
“Kota ini nyaman dan aman untuk usaha. Maka berbagai fasilitas pun akan terus kami tingkatkan termasuk menyediakan transportasi publik. Keberadaan Bandara Soekarno-Hatta di Kota Tangerang, menjadikan kota ini sebagai pintu dunia bagi dunia usaha,” ujarnya.
Dari sisi infrastruktur, lanjut Arief, kawasan ini memiliki daya dukung yang mumpuni. Seperti Jalan Tol Jakarta–Merak yang membentang sepanjang 100 Km serta rencana Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR II), double track Kereta Api Tangerang-Jakarta, perpanjangan koridor IV Bus Transjakarta (Kalideres-Tangerang), Transjakarta Koridor 13 Blok M-Ciledug dan Frontage Tol (Jakarta-Merak) serta jaringan jalan lokal antara lain Trans Tangerang yang kini telah tersedia dua koridor.
Kota Tangerang yang merupakan kota metropolitan keenam di Indonesia dan berpotensi terus berkembang dan menjadi daerah prioritas nasional, memiliki sejumlah proyek strategis nasional seperti pembangunan Jalan Tol Cengkareng-Batuceper-Kunciran hingga perluasan wilayah Bandara Soekarno Hatta dan jalur kereta bandara.
Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Beli
Arief melanjutkan, daya beli masyarakat yang tinggi, kondisi geografis kota yang sangat strategis hingga kondisi keamanan yang kondusif serta dukungan infrastruktur yang memadai menjadikan Kota Tangerang sebagai kota layak investasi yang sangat menjanjikan untuk masa depan.
Arief menuturkan, jumlah penduduk Kota Tangerang mencapai 1.667.661 jiwa pada 2017 dengan indeks pertumbuhan manusia yang tinggi dibandingkan Provinsi Banten maupun Nasional yakni 77,01% per tahun.
Adapun indikator yang mendorong pertumbuhan tersebut adalah angka harapan hidup mencapai 78,91 tahun, angka melek huruf 98,43%. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang pun cukup tinggi mencapai 5,30% per tahun atau lebih tinggi di atas raihan Nasional sebesar 5,02%.
Meningkatnya investasi itu diimbangi dengan serapan tenaga kerja. Dari sebanyak 1.338 proyek kegiatan pada 15 sektor di tahun 2017, telah menyerap sekitar 20.000 tenaga kerja. Data tersebut merujuk pada realisasi investasi 2017 untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).
Pendapatan per kapita Kota Tangerang dari tahun 2016 ke 2017 juga naik Rp13,76 juta menjadi Rp13,91 juta per tahun. Begitu juga dengan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku yang pada tahun 2016 mencapai Rp134 triliun menjadi Rp150 triliun pada tahun 2017.
Peningkatan tersebut menunjukkan Kota Tangerang memang layak dijadikan sebagai kota layak investasi sesuai dengan program utama yang disusun. Dalam program tersebut, Pemkot juga membuat banyak kebijakan untuk mengakselerasi ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan UMKM dan Koperasi.
Kota Tangerang telah menjadi kota industri dan jasa. Kota ini juga telah menjadi pusat perdagangan dan kuliner dengan dukungan pendapatan dari sektor hotel dan restoran yang sangat begitu besar. Arief menambahkan, peningkatan ekonomi dan investasi memang harus berdampak dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Dampak yang timbul antara lain angka pengangguran terbuka yang mengalami penurunan dan juga sejumlah poin kebutuhan dasar masyarakat telah lengkap.“Pemkot Tangerang akan terus melakukan terobosan dan inovasi dalam peningkatan pelayanan,” katanya.
UMKM yang menjadi kekuatan ekonomi daerah dan masyarakat terus didorong dari sisi kemudahan izin serta strategi dan proses pemasaran.
“Peningkatan ekonomi itu juga turut pada peningkatan kesejahteraan dan menekan angka kemiskinan di Kota Tangerang,” ujarnya.
Besaran indikator tingkat kemiskinan di Kota Tangerang Banten pada akhir tahun 2018 ditargetkan sebesar 4,80%. Berbagai upaya terus dilakukan dalam penanganan kemiskinan, Arief melanjutkan, indikator tingkat kemiskinan di Kota Tangerang pada 2014 mencapai 5,53%. Realisasi pada tahun 2017 turun menjadi 4,94% dan sampai akhir 2018 ditargetkan turun lagi hingga angka 4,80%.
Selanjutnya indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang merupakan penilaian dari masyarakat sebagai stakeholder pembangunan juga terus ditingkatkan. Penilaian terhadap pelayanan publik juga sebagai refleksi dari sikap masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemkot.
Nilai IKM Kota Tangerang selama kurun waktu 2016-2017 masuk dalam kategori A atau Sangat Baik yang menunjukan Pemkot sudah menjalankan fungsi pelayanan publik sangat baik dan memuaskan masyarakat.
Melalui program kota layak investasi itu, Pemkot Tangerang melakukan terobosan dengan cara memangkas jalur investasi melalui sistem online maupun membuat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang mengintegrasikan 10 dinas/badan dalam satu lokasi serta pelayanan di Sabtu dan Minggu.
“Terobosan itu membuat investasi di Kota Tangerang meningkat setiap tahun yang juga mendorong peningkatan pendapatan asli daerah,” ungkap Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah pada Selasa (27/11/2018).
Berdasar data terakhir atau pada 2017 lalu realisasi investasi di Kota Tangerang mencapai Rp5,5 triliun. Lima sektor besar penyumbang investasi di Kota Tangerang adalah sektor perdagangan dan reparasi, sektor logam mesin dan elektronik, sektor makanan, sektor kimia, dan sektor tekstil.
“Kota ini nyaman dan aman untuk usaha. Maka berbagai fasilitas pun akan terus kami tingkatkan termasuk menyediakan transportasi publik. Keberadaan Bandara Soekarno-Hatta di Kota Tangerang, menjadikan kota ini sebagai pintu dunia bagi dunia usaha,” ujarnya.
Dari sisi infrastruktur, lanjut Arief, kawasan ini memiliki daya dukung yang mumpuni. Seperti Jalan Tol Jakarta–Merak yang membentang sepanjang 100 Km serta rencana Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR II), double track Kereta Api Tangerang-Jakarta, perpanjangan koridor IV Bus Transjakarta (Kalideres-Tangerang), Transjakarta Koridor 13 Blok M-Ciledug dan Frontage Tol (Jakarta-Merak) serta jaringan jalan lokal antara lain Trans Tangerang yang kini telah tersedia dua koridor.
Kota Tangerang yang merupakan kota metropolitan keenam di Indonesia dan berpotensi terus berkembang dan menjadi daerah prioritas nasional, memiliki sejumlah proyek strategis nasional seperti pembangunan Jalan Tol Cengkareng-Batuceper-Kunciran hingga perluasan wilayah Bandara Soekarno Hatta dan jalur kereta bandara.
Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Beli
Arief melanjutkan, daya beli masyarakat yang tinggi, kondisi geografis kota yang sangat strategis hingga kondisi keamanan yang kondusif serta dukungan infrastruktur yang memadai menjadikan Kota Tangerang sebagai kota layak investasi yang sangat menjanjikan untuk masa depan.
Arief menuturkan, jumlah penduduk Kota Tangerang mencapai 1.667.661 jiwa pada 2017 dengan indeks pertumbuhan manusia yang tinggi dibandingkan Provinsi Banten maupun Nasional yakni 77,01% per tahun.
Adapun indikator yang mendorong pertumbuhan tersebut adalah angka harapan hidup mencapai 78,91 tahun, angka melek huruf 98,43%. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang pun cukup tinggi mencapai 5,30% per tahun atau lebih tinggi di atas raihan Nasional sebesar 5,02%.
Meningkatnya investasi itu diimbangi dengan serapan tenaga kerja. Dari sebanyak 1.338 proyek kegiatan pada 15 sektor di tahun 2017, telah menyerap sekitar 20.000 tenaga kerja. Data tersebut merujuk pada realisasi investasi 2017 untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA).
Pendapatan per kapita Kota Tangerang dari tahun 2016 ke 2017 juga naik Rp13,76 juta menjadi Rp13,91 juta per tahun. Begitu juga dengan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku yang pada tahun 2016 mencapai Rp134 triliun menjadi Rp150 triliun pada tahun 2017.
Peningkatan tersebut menunjukkan Kota Tangerang memang layak dijadikan sebagai kota layak investasi sesuai dengan program utama yang disusun. Dalam program tersebut, Pemkot juga membuat banyak kebijakan untuk mengakselerasi ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan UMKM dan Koperasi.
Kota Tangerang telah menjadi kota industri dan jasa. Kota ini juga telah menjadi pusat perdagangan dan kuliner dengan dukungan pendapatan dari sektor hotel dan restoran yang sangat begitu besar. Arief menambahkan, peningkatan ekonomi dan investasi memang harus berdampak dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Dampak yang timbul antara lain angka pengangguran terbuka yang mengalami penurunan dan juga sejumlah poin kebutuhan dasar masyarakat telah lengkap.“Pemkot Tangerang akan terus melakukan terobosan dan inovasi dalam peningkatan pelayanan,” katanya.
UMKM yang menjadi kekuatan ekonomi daerah dan masyarakat terus didorong dari sisi kemudahan izin serta strategi dan proses pemasaran.
“Peningkatan ekonomi itu juga turut pada peningkatan kesejahteraan dan menekan angka kemiskinan di Kota Tangerang,” ujarnya.
Besaran indikator tingkat kemiskinan di Kota Tangerang Banten pada akhir tahun 2018 ditargetkan sebesar 4,80%. Berbagai upaya terus dilakukan dalam penanganan kemiskinan, Arief melanjutkan, indikator tingkat kemiskinan di Kota Tangerang pada 2014 mencapai 5,53%. Realisasi pada tahun 2017 turun menjadi 4,94% dan sampai akhir 2018 ditargetkan turun lagi hingga angka 4,80%.
Selanjutnya indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang merupakan penilaian dari masyarakat sebagai stakeholder pembangunan juga terus ditingkatkan. Penilaian terhadap pelayanan publik juga sebagai refleksi dari sikap masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemkot.
Nilai IKM Kota Tangerang selama kurun waktu 2016-2017 masuk dalam kategori A atau Sangat Baik yang menunjukan Pemkot sudah menjalankan fungsi pelayanan publik sangat baik dan memuaskan masyarakat.
(whb)