Fungsional Skybridge Tanah Abang Tunggu Pembenahan PT KAI
A
A
A
JAKARTA - Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, dipastikan rampung Jumar 23 November 2018. Fungsional skybridge masih tunggu pembenahan internal PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Ketua Ombudsman RI perwakilan Jakarta Raya, Teguh P Nugroho mengatakan, polemik Skybridge Tanah Abang antara Pemprov DKI dan PT KAI sudah menemukan kesepakatan. Menurutnya, skybridge rampung pada 23 November. Namun belum bisa digunakan lantaran harus ada penyesuaian terkait arus penumpang dari dan menuju Stasiun Tanah Abang hingga akhir November.
"Jadi walaupun skybridge selesai 23 November tapi pemanfaatannya belum bisa tanggal tersebut. Harus ada dulu perbaikan dan penyesuaian terkait dengan arus penumpang dan keamanan. Akan diselesaikan sampai akhir November 2018," kata Teguh usai memfasilitasi pertemuan Pemprov DKI dan PT KAI di kantor Ombudsman RI Perwakilan Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin.
Direktur PD Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan menjelaskan, secara tekhnis skybridge selesai pada 23 November. Namun ada beberapa tambahan desain yang dibutuhkan, seperti pembangunan toilet dan tingginya pembatas skybridge yang berhadapan langsung dengan stasiun dikhawatirkan menjadi keisengan orang.
Kendati demikian, Yoory menampik bila dikatakan tidak melibatkan PT KAI dalam perencanaan pembangunan skybridge. Menurutnya, hal teknis itu bisa terlihat terbayang setelah semua bangunan jadi dan itu merupakan hal yang biasa.
"Teknis 23 November, butuh waktu sedikit koordinasi dengan PT KAI, Wali Kota Jakarta Pusat dan Ombudman," ungkapnya.
Yoory menuturkan, skybridge ini untuk membantu mempermudah pejalan kaki baik dari stasiun maupun yang ke stasiun, baik mereka mau jalan kaki atau berganti ke moda transportasi Jak Lingko atau Transjakarta. Kemudian kedua menampung Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di jalan Jatibaru Raya.
"Perjalanannya begitu sudah rampung masukan hal-hal yang perlu ditambahkan PD Sarana Jaya, fasum fasos pengamanan itu perlu," ungkapnya.
Sementara itu, Executive Vice President PT KAI Daop 1 Jakarta, R Dadan Rudiansyah menegaskan, permasalahan belum terhubungnya stasiun dengan skybridge bukan karena aset. Menurutnya, konsen PT KAI dalam operasional skybdrige itu adalah masalah keselamatan, keamanan dan pelayanan penumpang.
Masalah keamanan dan kebersihan, kata Dadan, PT KAI dan PD Sarana Jaya akan berkoordinasi mengenai penempatan pengamanan di area-area tertentu. Termasuk penempata toilet di skybridge. Sedangkan untuk flow penumpang, PT KAI sedang mengevaluasi dengan mendetailkan pergeseran gate agar selaras dengan skybridge.
"Jadi apabila gate exisiting tidak digeser nanti hall di stasiun itu akan dipenuhi oleh para pengunjung dan para pedagang dari skybridge. Gate yang sekarang ada 13 itu akan maju mendekati ke skybridge. Nah ini kami akan merekayasa lagi," ungkapnya.
Dadan menyebut bahwa sedikitnya terdapat 100-120 ribu penumpang kereta di Stasiun Tanah Abang perhari, apalagi musim lebaran yang puncak angkanya mencapai 188 ribu penumpang per hari. Artinya, PT KAI tidak sembarangan menetapkan pengoperasian skybridge dan harus mengkaji betul bisa atau tidaknya skybridg menampun penumpang, Khusunya pada jam sibuk dengan angka 10 ribu penumpang.
"Prinsipnya kami dengan sarana jaya dan Pemkot sangat intens untuk berbicara itu dan sangat memahami masalah di lapangan. jadi bukan hanya sekadar buka skybridge tapi keselamatan penumpang pelayanan dan keamanan penumpang di Stasiun Tanah Abang," pungkasnya.
Ketua Ombudsman RI perwakilan Jakarta Raya, Teguh P Nugroho mengatakan, polemik Skybridge Tanah Abang antara Pemprov DKI dan PT KAI sudah menemukan kesepakatan. Menurutnya, skybridge rampung pada 23 November. Namun belum bisa digunakan lantaran harus ada penyesuaian terkait arus penumpang dari dan menuju Stasiun Tanah Abang hingga akhir November.
"Jadi walaupun skybridge selesai 23 November tapi pemanfaatannya belum bisa tanggal tersebut. Harus ada dulu perbaikan dan penyesuaian terkait dengan arus penumpang dan keamanan. Akan diselesaikan sampai akhir November 2018," kata Teguh usai memfasilitasi pertemuan Pemprov DKI dan PT KAI di kantor Ombudsman RI Perwakilan Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin.
Direktur PD Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan menjelaskan, secara tekhnis skybridge selesai pada 23 November. Namun ada beberapa tambahan desain yang dibutuhkan, seperti pembangunan toilet dan tingginya pembatas skybridge yang berhadapan langsung dengan stasiun dikhawatirkan menjadi keisengan orang.
Kendati demikian, Yoory menampik bila dikatakan tidak melibatkan PT KAI dalam perencanaan pembangunan skybridge. Menurutnya, hal teknis itu bisa terlihat terbayang setelah semua bangunan jadi dan itu merupakan hal yang biasa.
"Teknis 23 November, butuh waktu sedikit koordinasi dengan PT KAI, Wali Kota Jakarta Pusat dan Ombudman," ungkapnya.
Yoory menuturkan, skybridge ini untuk membantu mempermudah pejalan kaki baik dari stasiun maupun yang ke stasiun, baik mereka mau jalan kaki atau berganti ke moda transportasi Jak Lingko atau Transjakarta. Kemudian kedua menampung Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di jalan Jatibaru Raya.
"Perjalanannya begitu sudah rampung masukan hal-hal yang perlu ditambahkan PD Sarana Jaya, fasum fasos pengamanan itu perlu," ungkapnya.
Sementara itu, Executive Vice President PT KAI Daop 1 Jakarta, R Dadan Rudiansyah menegaskan, permasalahan belum terhubungnya stasiun dengan skybridge bukan karena aset. Menurutnya, konsen PT KAI dalam operasional skybdrige itu adalah masalah keselamatan, keamanan dan pelayanan penumpang.
Masalah keamanan dan kebersihan, kata Dadan, PT KAI dan PD Sarana Jaya akan berkoordinasi mengenai penempatan pengamanan di area-area tertentu. Termasuk penempata toilet di skybridge. Sedangkan untuk flow penumpang, PT KAI sedang mengevaluasi dengan mendetailkan pergeseran gate agar selaras dengan skybridge.
"Jadi apabila gate exisiting tidak digeser nanti hall di stasiun itu akan dipenuhi oleh para pengunjung dan para pedagang dari skybridge. Gate yang sekarang ada 13 itu akan maju mendekati ke skybridge. Nah ini kami akan merekayasa lagi," ungkapnya.
Dadan menyebut bahwa sedikitnya terdapat 100-120 ribu penumpang kereta di Stasiun Tanah Abang perhari, apalagi musim lebaran yang puncak angkanya mencapai 188 ribu penumpang per hari. Artinya, PT KAI tidak sembarangan menetapkan pengoperasian skybridge dan harus mengkaji betul bisa atau tidaknya skybridg menampun penumpang, Khusunya pada jam sibuk dengan angka 10 ribu penumpang.
"Prinsipnya kami dengan sarana jaya dan Pemkot sangat intens untuk berbicara itu dan sangat memahami masalah di lapangan. jadi bukan hanya sekadar buka skybridge tapi keselamatan penumpang pelayanan dan keamanan penumpang di Stasiun Tanah Abang," pungkasnya.
(mhd)