Jika Tak Terkoneksi, Skybridge Tanah Abang Senilai Rp38 Miliar Sia-sia
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan jembatan penyeberangan multifungsi (JPM) atau skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat baru mencapai 90% jelang target penyelesaian akhir bulan ini. Belum terkoneksi dengan stasiun, pembangunan yang menghabiskan biaya Rp38 miliar terancam sia-sia.
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi mengatakan, kemungkinan pembangunan baru akan selesai awal November atau mundur dari target akhir bulan ini. Hal yang paling mengkhawatirkan, kata Irwandi yakni belum adanya persetujuan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk menghubungkan pintu stasiun kereta Tanah Abang dengan skybridge.
“Kalau tidak terkoneksi ya sia-sia itu Rp38 miliar (biaya pembangunan skybridge),” kata Irwandi saat dihubungi pada Minggu, 28 Oktober 2018 kemarin. Irwandi menjelaskan, dibangunnya skybridge bertujuan agar pengguna kereta api yang keluar dari stasiun tidak menumpuk di Jalan Jatibaru Raya dan bisa langsung menuju Pasar Tanah Abang Blok G dan F. Sehingga, pedagang kaki lima (PKL) dan angkot yang selama ini membuat kemacetan tidak berada lagi di Jalan Jatibaru Raya.
Untuk itu, lanjut Irwandi, mau tidak mau skybridge harus terhubung dengan pintu stasiun. Pada pekan ini, pihaknya akan menemui pihak PT KAI untuk membicarakan hal tersebut. “Sampai saat ini belum ada jawaban boleh, PT KAI beralasan kalau itu aset PT KAI,” ungkapnya.
Direktur Utama PD Sarana Jaya, Yoori Pinontoan belum mau berkomentar perihal belum terkoneksinya skybridge dengan stasiun. pengerjaan saat ini fokus kepada pembuatan jalur (ramp) turun naik yang jumlahnya sebanyak empat unit.
Dalam proses pembangunan ramp, lanjut Yoory, banyak tantangan yang harus dihadapi. Di antaranya yakni utilitas di bawah tanah berupa kabel dan pipa. Jangan sampai, peristiwa bocornya pipa milik Perusahaan Air Minum (PAM) pada saat awal pengerjaan terulang kembali.
Kendati demikian, Yoory memastikan pengerjaan skybridge akan rampung pada akhir bulan ini. Dimana, sebanyak 446 PKL juga sudah bisa berjualan di kios yang sudah disediakan berikut dengan rollingdoor agar barang dagangan tidak dibawa turun naik.
"Mengganggu sih enggak (pembukaan jalan), cuma kecepatannya tidak bisa seperti waktu kita tutup. Jadi waktu alat berat masuk, baru kita tutup sekian jam, pas sudah selesai baru kita buka lagi. Iya memperlambat tapi enggak apa-apa lah, masih bisa diatasi," ucapnya.
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi mengatakan, kemungkinan pembangunan baru akan selesai awal November atau mundur dari target akhir bulan ini. Hal yang paling mengkhawatirkan, kata Irwandi yakni belum adanya persetujuan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk menghubungkan pintu stasiun kereta Tanah Abang dengan skybridge.
“Kalau tidak terkoneksi ya sia-sia itu Rp38 miliar (biaya pembangunan skybridge),” kata Irwandi saat dihubungi pada Minggu, 28 Oktober 2018 kemarin. Irwandi menjelaskan, dibangunnya skybridge bertujuan agar pengguna kereta api yang keluar dari stasiun tidak menumpuk di Jalan Jatibaru Raya dan bisa langsung menuju Pasar Tanah Abang Blok G dan F. Sehingga, pedagang kaki lima (PKL) dan angkot yang selama ini membuat kemacetan tidak berada lagi di Jalan Jatibaru Raya.
Untuk itu, lanjut Irwandi, mau tidak mau skybridge harus terhubung dengan pintu stasiun. Pada pekan ini, pihaknya akan menemui pihak PT KAI untuk membicarakan hal tersebut. “Sampai saat ini belum ada jawaban boleh, PT KAI beralasan kalau itu aset PT KAI,” ungkapnya.
Direktur Utama PD Sarana Jaya, Yoori Pinontoan belum mau berkomentar perihal belum terkoneksinya skybridge dengan stasiun. pengerjaan saat ini fokus kepada pembuatan jalur (ramp) turun naik yang jumlahnya sebanyak empat unit.
Dalam proses pembangunan ramp, lanjut Yoory, banyak tantangan yang harus dihadapi. Di antaranya yakni utilitas di bawah tanah berupa kabel dan pipa. Jangan sampai, peristiwa bocornya pipa milik Perusahaan Air Minum (PAM) pada saat awal pengerjaan terulang kembali.
Kendati demikian, Yoory memastikan pengerjaan skybridge akan rampung pada akhir bulan ini. Dimana, sebanyak 446 PKL juga sudah bisa berjualan di kios yang sudah disediakan berikut dengan rollingdoor agar barang dagangan tidak dibawa turun naik.
"Mengganggu sih enggak (pembukaan jalan), cuma kecepatannya tidak bisa seperti waktu kita tutup. Jadi waktu alat berat masuk, baru kita tutup sekian jam, pas sudah selesai baru kita buka lagi. Iya memperlambat tapi enggak apa-apa lah, masih bisa diatasi," ucapnya.
(whb)