Hoaks Resahkan Warga Bogor, Kapolsek Sukaraja: Mari Saling Menginfokan
A
A
A
BOGOR - Kapolsek Sukaraja, Kabupaten Bogor, Kompol Lusi Saptaningsih, mengingatkan jajarannya, terutama anggota pembinaan masyarakat (binmas), untuk aktif menyampaikan informasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) kepada warga. Hal ini penting terkait semakin maraknya berita bohong atau hoaks yang meresahkan masyarakat.
Kompol Lusi mengatakan, selama ini binmas di jajarannya sebenarnya sudah memiliki Grup Whatsapp (WAG) dengan pengurus RT, RW, dan kades, sebagai wadah penyampaian informasi kamtibnas kepada warga. Namun kemungkinan belakangan ini peran WAG tersebut kurang aktif. "Nanti saya ingatkan lagi ya mas," ujar Kompol Lusi kepada SINDOnews, Sabtu (20/10/2018).
Pihaknya juga selama ini memiliki akun Istagram dan Facebook untuk menyampaikan giat di wilayah berikut imbauan antisipasi hoaks. Untuk itu, Kompol Lusi mengajak semua pihak, termasuk warga, untuk saling menginformasikan kejadian di lingkungan tempat tinggal masing-masing melalui akun media sosial Polsek Sukaraja.
Terutama terkait konten hoaks, sebab sudah menjadi musuh bersama dan saat ini mendapat perhatian serius dari kepolisian. "Untuk babin (bintara pembina) Desa Cilebut Barat cukup aktif, punya grup WA RT, RW, dll," katanya.
Beberapa hari ini warga Cilebut, Kabupaten Bogor, memang diresahkan dengan informasi terkait penculikan anak. Belakangan diketahui informasi tersebut ternyata hoaks. Salah satu konten hoaks tersebut adalah meninggalnya lima bocah di kolam retensi PT Perdana Gapura Prima, Kampung Kedung Halang Poncol, RT 04/06, Kelurahan Sukaresmi, Tanah Sareal, Kota Bogor.
Awalnya, bocah-bocah itu disebut hilang dan menjadi korban penculikan yang dieksekusi di sana. Tapi belakangan polisi memastikan penyebab meninggalnya kelima bocah karena tenggelam. Kapolsek Tanah Sareal Kompol Muhamad Suprayogi menjelaskan, saat itu keenam bocah sedang bermain di area kolam retensi penampungan milik PT Perdana Gapura Prima.
"Berdasarkan keterangan saksi mereka memang sudah biasa bermain di lokasi, tapi saat itu mereka mencoba berenang," katanya. (Baca juga: Lima Bocah SD Tewas Tenggelam di Kolam Retensi Proyek Perumahan)
Beberapa hari lalu juga tersebar foto seorang pemuda yang babak belur dihakimi warga di Kampung Cipambuan, Desa Cipambuan, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Awalnya disebut pelaku penculikan anak, tetapi belakangan polisi mengungkapkan bahwa pelaku merupakan tersangka pencurian.
Foto yang tersebar dipastikan pelaku pencurian ponsel yang babak belur dihajar warga setelah tertangkap tangan mencuri di sebuah warung milik warga di Kampung Cipambuan. (Baca juga: Bikin Resah, Polisi Buru Penyebar Hoaks Penculikan Anak)
Salah satu warga Perumahan Bumi Cilebut Damai (BCD), Erina H, mengaku sempat resah dengan informasi penculikan anak tersebut. Bahkan di WAG ibu-ibu RT lingkungan setempat maupun WAG ibu-ibu wali murid, kabar itu ramai diperbincangkan.
Oleh karena itu, ia berharap informasi semacam ini dapat dengan cepat diluruskan oleh aparat kepolisian, sehingga keresahan warga tidak berlarut-larut.
Kompol Lusi mengatakan, selama ini binmas di jajarannya sebenarnya sudah memiliki Grup Whatsapp (WAG) dengan pengurus RT, RW, dan kades, sebagai wadah penyampaian informasi kamtibnas kepada warga. Namun kemungkinan belakangan ini peran WAG tersebut kurang aktif. "Nanti saya ingatkan lagi ya mas," ujar Kompol Lusi kepada SINDOnews, Sabtu (20/10/2018).
Pihaknya juga selama ini memiliki akun Istagram dan Facebook untuk menyampaikan giat di wilayah berikut imbauan antisipasi hoaks. Untuk itu, Kompol Lusi mengajak semua pihak, termasuk warga, untuk saling menginformasikan kejadian di lingkungan tempat tinggal masing-masing melalui akun media sosial Polsek Sukaraja.
Terutama terkait konten hoaks, sebab sudah menjadi musuh bersama dan saat ini mendapat perhatian serius dari kepolisian. "Untuk babin (bintara pembina) Desa Cilebut Barat cukup aktif, punya grup WA RT, RW, dll," katanya.
Beberapa hari ini warga Cilebut, Kabupaten Bogor, memang diresahkan dengan informasi terkait penculikan anak. Belakangan diketahui informasi tersebut ternyata hoaks. Salah satu konten hoaks tersebut adalah meninggalnya lima bocah di kolam retensi PT Perdana Gapura Prima, Kampung Kedung Halang Poncol, RT 04/06, Kelurahan Sukaresmi, Tanah Sareal, Kota Bogor.
Awalnya, bocah-bocah itu disebut hilang dan menjadi korban penculikan yang dieksekusi di sana. Tapi belakangan polisi memastikan penyebab meninggalnya kelima bocah karena tenggelam. Kapolsek Tanah Sareal Kompol Muhamad Suprayogi menjelaskan, saat itu keenam bocah sedang bermain di area kolam retensi penampungan milik PT Perdana Gapura Prima.
"Berdasarkan keterangan saksi mereka memang sudah biasa bermain di lokasi, tapi saat itu mereka mencoba berenang," katanya. (Baca juga: Lima Bocah SD Tewas Tenggelam di Kolam Retensi Proyek Perumahan)
Beberapa hari lalu juga tersebar foto seorang pemuda yang babak belur dihakimi warga di Kampung Cipambuan, Desa Cipambuan, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Awalnya disebut pelaku penculikan anak, tetapi belakangan polisi mengungkapkan bahwa pelaku merupakan tersangka pencurian.
Foto yang tersebar dipastikan pelaku pencurian ponsel yang babak belur dihajar warga setelah tertangkap tangan mencuri di sebuah warung milik warga di Kampung Cipambuan. (Baca juga: Bikin Resah, Polisi Buru Penyebar Hoaks Penculikan Anak)
Salah satu warga Perumahan Bumi Cilebut Damai (BCD), Erina H, mengaku sempat resah dengan informasi penculikan anak tersebut. Bahkan di WAG ibu-ibu RT lingkungan setempat maupun WAG ibu-ibu wali murid, kabar itu ramai diperbincangkan.
Oleh karena itu, ia berharap informasi semacam ini dapat dengan cepat diluruskan oleh aparat kepolisian, sehingga keresahan warga tidak berlarut-larut.
(thm)