Soal Jak Lingko, Anies Ingin Setiap Nama Program Punya Makna
A
A
A
JAKARTA - Salah satu program unggulan Gubernur DKI Anies Anies Baswedan, OK Otrip telah berganti nama menjadi Jak Lingko, yakni sebuah sistem transportasi umum yang terintegrasi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih mencari logo yang pas untuk Jak Lingko, dengan menggelar sayembara.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menjelaskan soal asal usul pemilihan nama Jak Lingko. Dalam memilih nama tersebut, kata Anies, Pemprov DKI tidak asal. Ia sebelumnya sudah meminta kepada tim untuk memikirkan matang perihal nama untuk terwujudnya integrasi transportasi umum di Jakarta.
Intinya, Anies meminta ketika membahas sistem yang terintegrasi maka namanya harus memberikan makna. Ia mencontohkan program OK OCE yang memiliki makna One Kecamatan One Center. Sementara OK Otrip hanya untuk kemudahan penyebutan saja.
"Karena itu saya sampaikan, kita cari nama dan pilihannya setelah reset sana-sini jatuh pada Lingko. Karena memang ini bahasa Indonesia (diserap) dari bahasa daerah. Jadi bukan sesuatu yang aneh tapi sesuatu yang normal," ujar Anies di Jakarta, Rabu (10/10/2018)
sambung Anies.
Anies membeberkan, tujuan pertemuannya dengan Badan Bahasa beberapa waktu lalu adalah guna meminta nama yang pas untuk sebuah nama sistem transportasi. (Baca juga: Perkuat Integrasi Antarmoda, DKI Ubah OK Otrip Menjadi Jak Lingko)
"Saya waktu itu minta kepada jajaran, review semua fasilitas-fasilitas umum yang hari ini kita belum memiliki terminologinya. Kerja sama dengan Badan Bahasa, cari terminology yang pas. Saya beri contoh TOD, itu terminologinya ada enggak bahasa Indonesianya? itu harus harus dicari karena itu saya sering sampaikan, teman-teman agar bantu jadi garda terdepan," urainya.
Menurur Anies, bahasa adalah kesepakatan, bukan baik dan benar. "Jadi kalau ada kosakata yang disepakati, digunakan Lingko, harapannya dalam bahasa Inggris mudah ditebak, karena link langsung asosiasinya adalah ketersambungan," tuturnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menjelaskan soal asal usul pemilihan nama Jak Lingko. Dalam memilih nama tersebut, kata Anies, Pemprov DKI tidak asal. Ia sebelumnya sudah meminta kepada tim untuk memikirkan matang perihal nama untuk terwujudnya integrasi transportasi umum di Jakarta.
Intinya, Anies meminta ketika membahas sistem yang terintegrasi maka namanya harus memberikan makna. Ia mencontohkan program OK OCE yang memiliki makna One Kecamatan One Center. Sementara OK Otrip hanya untuk kemudahan penyebutan saja.
"Karena itu saya sampaikan, kita cari nama dan pilihannya setelah reset sana-sini jatuh pada Lingko. Karena memang ini bahasa Indonesia (diserap) dari bahasa daerah. Jadi bukan sesuatu yang aneh tapi sesuatu yang normal," ujar Anies di Jakarta, Rabu (10/10/2018)
sambung Anies.
Anies membeberkan, tujuan pertemuannya dengan Badan Bahasa beberapa waktu lalu adalah guna meminta nama yang pas untuk sebuah nama sistem transportasi. (Baca juga: Perkuat Integrasi Antarmoda, DKI Ubah OK Otrip Menjadi Jak Lingko)
"Saya waktu itu minta kepada jajaran, review semua fasilitas-fasilitas umum yang hari ini kita belum memiliki terminologinya. Kerja sama dengan Badan Bahasa, cari terminology yang pas. Saya beri contoh TOD, itu terminologinya ada enggak bahasa Indonesianya? itu harus harus dicari karena itu saya sering sampaikan, teman-teman agar bantu jadi garda terdepan," urainya.
Menurur Anies, bahasa adalah kesepakatan, bukan baik dan benar. "Jadi kalau ada kosakata yang disepakati, digunakan Lingko, harapannya dalam bahasa Inggris mudah ditebak, karena link langsung asosiasinya adalah ketersambungan," tuturnya.
(thm)