Sanksi Tawuran untuk Pelajar Bogor Dikirim ke Brimob Kedung Halang
A
A
A
BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bekerja sama dengan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) menyiapkan program pendidikan bela negara. Program ini ditujukan bagi para pelajar yang terlibat tawuran sehingga dapat membuat efek jera para.
"Program ini juga menyasar pelajar yang memiliki potensi kepemimpinan (leadership) untuk dijadikan contoh bagi pelajar lain," ungkap Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pada Jumat (24/8/2018).
Bima mengatakan, Pemkot Bogor dan TNI/Polri bersepakat membuat pendidikan bela negara dan sudah berjalan pertama kali di Mako Brimob Kedung Halang belum lama ini. "Tapi saya ingin menyamakan persepsi dulu melihat kasus tawuran dengan menyamakan sense of urgency-nya. Ini darurat dan mengkhawatirkan," katanya.
Bima mengajak para kepala sekolah untuk mengorbankan segala hal dalam menyelamatkan generasi kedepan. Namun jika masih berdebat soal regulasi, kasus tawuran ini akan kembali terjadi.
"Mari kita sama-sama menyamakan persepsi bahwa ini darurat dan jangan berputar-putar di masalah regulasi," ujarnya. Dia memaparkan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan ke depan.
Ada sekolah ibu yang dapat menguatkan ketahanan keluarga agar ibunya dapat mengenali karakter anak-anaknya. Selain itu, memasukkan pelajaran anti tawuran di kurikulum pendidikan, baik muatan lokal, ekstrakurikuler.
Menurutnya harus ada evaluasi dalam pembinaan dan penindakan kepada pelajar yang terlibat tawuran. "Pembinaan lebih memberikan kepada mereka bekal. Saya perintahkan kepala seluruh kepala sekolah, lurah, Camat, kepala dinas untuk menjadi pembina upacara di sekolah-sekolah," terangnya.
Terkait aspek penindakan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Muspida, seperti Polresta Bogor Kota, Kodim 0606, Brimob untuk menyelenggarakan Pendidikan Bela Negara. Tujuan program bela negara ini kata Bima, untuk membuat mereka sadar dengan cara-cara militer dan memberikan inspirasi.
"Alhamdulillah Muspida menyambut baik dan mendukung penuh. Kedepan mereka (pelaku tawuran) akan menjadi ‘manusia baru," ucapnya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Bogor mengklaim bahwa sepanjang 2018 ini pelajar SMP di Kota Bogor sudah tidak ada yang melakukan tawuran. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin mengatakan, kondisi tersebut merupakan pestasi yang membanggakan untuk para seluruh pelajar SMP di Kota Bogor.
"Iya yang lebih membanggakan anak-anak SMP di Kota Bogor tahun 2018 tidak pernah terlibat tawuran," ujarnya. Fahrudin menjelaskan bahwa dengan tidak adanya tawuran, secara psikologis pelajar SMP di Kota Bogor berarti sudah bisa menahan emosional.
"Itu juga prestasi untuk anak-anak karena secara psikologi mereka bisa menahan emosinya, ditambah dengan prestasi individual dari anak-anak ini," ucapnya.
"Program ini juga menyasar pelajar yang memiliki potensi kepemimpinan (leadership) untuk dijadikan contoh bagi pelajar lain," ungkap Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pada Jumat (24/8/2018).
Bima mengatakan, Pemkot Bogor dan TNI/Polri bersepakat membuat pendidikan bela negara dan sudah berjalan pertama kali di Mako Brimob Kedung Halang belum lama ini. "Tapi saya ingin menyamakan persepsi dulu melihat kasus tawuran dengan menyamakan sense of urgency-nya. Ini darurat dan mengkhawatirkan," katanya.
Bima mengajak para kepala sekolah untuk mengorbankan segala hal dalam menyelamatkan generasi kedepan. Namun jika masih berdebat soal regulasi, kasus tawuran ini akan kembali terjadi.
"Mari kita sama-sama menyamakan persepsi bahwa ini darurat dan jangan berputar-putar di masalah regulasi," ujarnya. Dia memaparkan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan ke depan.
Ada sekolah ibu yang dapat menguatkan ketahanan keluarga agar ibunya dapat mengenali karakter anak-anaknya. Selain itu, memasukkan pelajaran anti tawuran di kurikulum pendidikan, baik muatan lokal, ekstrakurikuler.
Menurutnya harus ada evaluasi dalam pembinaan dan penindakan kepada pelajar yang terlibat tawuran. "Pembinaan lebih memberikan kepada mereka bekal. Saya perintahkan kepala seluruh kepala sekolah, lurah, Camat, kepala dinas untuk menjadi pembina upacara di sekolah-sekolah," terangnya.
Terkait aspek penindakan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Muspida, seperti Polresta Bogor Kota, Kodim 0606, Brimob untuk menyelenggarakan Pendidikan Bela Negara. Tujuan program bela negara ini kata Bima, untuk membuat mereka sadar dengan cara-cara militer dan memberikan inspirasi.
"Alhamdulillah Muspida menyambut baik dan mendukung penuh. Kedepan mereka (pelaku tawuran) akan menjadi ‘manusia baru," ucapnya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Kota Bogor mengklaim bahwa sepanjang 2018 ini pelajar SMP di Kota Bogor sudah tidak ada yang melakukan tawuran. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin mengatakan, kondisi tersebut merupakan pestasi yang membanggakan untuk para seluruh pelajar SMP di Kota Bogor.
"Iya yang lebih membanggakan anak-anak SMP di Kota Bogor tahun 2018 tidak pernah terlibat tawuran," ujarnya. Fahrudin menjelaskan bahwa dengan tidak adanya tawuran, secara psikologis pelajar SMP di Kota Bogor berarti sudah bisa menahan emosional.
"Itu juga prestasi untuk anak-anak karena secara psikologi mereka bisa menahan emosinya, ditambah dengan prestasi individual dari anak-anak ini," ucapnya.
(whb)