Komnas PA Minta Polisi Usut Tuntas Perkelahian ala Gladiator Bogor

Sabtu, 04 Agustus 2018 - 00:01 WIB
Komnas PA Minta Polisi Usut Tuntas Perkelahian ala Gladiator Bogor
Komnas PA Minta Polisi Usut Tuntas Perkelahian ala Gladiator Bogor
A A A
JAKARTA - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) meminta perkelahian ala gladiator yang menewaskan siswa SMP MIS (13) di Bogor harus diusut tuntas. Pasalnya apa yang dilakukan anak-anak tersebut bukan lagi dalam bentuk kenakalan tapi sudah menjadi kriminalitas dan brutal.

“Kasus kekerasan pada dunia anak semakin marak terjadi, ini menjadi keprihatinan bagi kita semua. Apa yang dilakukan bukan lagi dalam bentuk kenakalan tapi sudah menjadi kriminal dan brutal,” ungkap Sekjen Komnas PA, Dhanang Sasongko menanggapi kejadian perkelahian ala gladiator di Bogor, Jumat (3/8/2018).

Dhanang melihat penyimpangan semacam ini terjadi karena rasa frustasi, dan tekanan akibat lingkungan sekitar. Desakan itu membutuhkan pengakuan yang kemudian berujung salah.( Baca: Duel Maut ala Gladiator Siswa SMP Bogor untuk Di-upload ke YouTube )

Karena itu, agar kejadian terjadi kembali, Dhanang meminta peran guru harus dimaksimalkan dengan membangun citra positif dalam diri anak. Guru harus mampu menghargai setiap kemampuan anak dan jangan hanya mencari cari kelemahan apalagi mendriskiminasi.

“Sehingga anak-anak tidak merasa dipojokkan dan frustasi, timbullah pikiran mencari cara melampiaskan kekesalannya,” ujarnya. Dhanang menuturkan, guru harus menjadi pengayom, mengasihi dan menyayangi dengan tulus, sehingga anak akan mereka merasa bahagia, dan kemungkinan melakukan perbuatan kriminal kian kecil.

Selain guru, lanjut Dhanang, orang tua juga memegang peranan yang sangat penting dalam membuat anak menjadi bahagia, yaitu dengan komunikasi yang terbuka dan penuh keharmonisan. Peran masyarakat pun tak kalah penting, masyarakat tidak melakukan pembiaran terhadap gejala atau potensi yang berakibat pada kekerasan seperti mengawasi tempat berkumpul anak.

“Harus menindak tegas bila anak mengarah pada perilaku yang buruk, minuman keras, tontonan tentang kekerasan dan pornografi, dan sebagainya,” ucapnya. Sementara terhadap pemerintah, Dhanang meminta memberikan kesempatan pendidikan yang berkualiatas kepada setiap anak, membuat kurikulum yang menghargai setiap keunikan anak, yang tidak mendikriminasi anak, sehingga anak bahagia tumbuh berkembang dengan potensi, bakat dan minatnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7309 seconds (0.1#10.140)